Harga Gabah 'Terjun Bebas', Petani Karawang Meradang
A
A
A
KARAWANG - Hujan yang terus mengguyur di Kabupaten Karawang berdampak dengan menurunnya kualitas padi saat panen. Akibatnya harga gabah hasil penen terjun bebas mencapai Rp2000 per/Kg hingga membuat petani rugi besar.
Padahal harga pembelian pemerintah (HPP) sudah dipatok dengan harga Rp3.700 per/Kg, namun karena kualitas gabah buruk membuat harga semakin anjlok.
Seperti yang terjadi di Desa Cengkong, Kecamatan Purwasari, para petani menjerit ketika gabah hasil panen mereka hanya ditawar Rp2 ribu perkilogram oleh sejumlah tengkulak.
Paling tinggi tengkulak berani menawar dengan harga Rp3000 untuk gabah yang lebih baik kualitasnya.
"Rasanya mau nangis mendengar gabah kami ditawar hanya Rp2000 perkilogramnya. Harga ini terlalu jauh dari perkiraan kami semula yang memperkirakan harga gabah kami bisa dijual Rp4000 perkilogramnya," kata Ketua Kelompok Tani Sri Asi, Emin (66), Rabu (22/2/2017).
Menurut Emin, anjloknya harga gabah akibat kualitas padi yang buruk pada musim tanam kali ini. Hujan yang turun terus menjelang panen menyebabkan padi berwarna hitam kelam dan bulir padipun lebih sedikit dibandingkan musim tanam sebelumnya.
"Tapi kita tidak menyangka jika gabah kami ditawar serendah itu karena perkiraan sih antara Rp3.500 sampai Rp4.000. Selain harga yang rendah hasil panen kami juga menurun karena bulir padi lebih sedikit dibandingkan musim tanam kemarin," katanya.
Emin mengatakan kelompok tani Sri Asih memiliki sekitar 52 hektar sawah dengan jumlah anggota 20 orang. Dari jumlah sawah seluas itu 6 hektar dinyatakan gagal panen dan sisanya panen dengan kualitas buruk hingga hanya ditawar Rp2000 perkilogramnya.
"Kami sangat berharap ada bantuan pemerintah kepada petani agar kami tidak mengalami rugi besar . Biaya produksi pada saat ini cukup tinggi karena biaya pengendalian hama wereng. Modal biasa saja sekitar Rp7 juta per hektar ditambah biaya pengendalian hama Rp1,5 juta per hektare," katanya.
Sementara itu Ketua HKTI Kabupaten Karawang, Indriyani meminta tim sergap Bulog untuk serius membantu masalah harga petani saat ini.
Rendahnya harga gabah petani akibat faktor cuaca dimanfaatkan oleh tengkulak untuk mendapat keuntungan besar. Rendahnya harga gabah petani hampir merata di seluruh Karawang hingga pemerintah harus bisa mencari jalan keluar untuk meringankan beban petani.
"Saya berharap tim sergap bulog turun kelapangan agar harga gabah bisa dikendalikan," katanya.
Padahal harga pembelian pemerintah (HPP) sudah dipatok dengan harga Rp3.700 per/Kg, namun karena kualitas gabah buruk membuat harga semakin anjlok.
Seperti yang terjadi di Desa Cengkong, Kecamatan Purwasari, para petani menjerit ketika gabah hasil panen mereka hanya ditawar Rp2 ribu perkilogram oleh sejumlah tengkulak.
Paling tinggi tengkulak berani menawar dengan harga Rp3000 untuk gabah yang lebih baik kualitasnya.
"Rasanya mau nangis mendengar gabah kami ditawar hanya Rp2000 perkilogramnya. Harga ini terlalu jauh dari perkiraan kami semula yang memperkirakan harga gabah kami bisa dijual Rp4000 perkilogramnya," kata Ketua Kelompok Tani Sri Asi, Emin (66), Rabu (22/2/2017).
Menurut Emin, anjloknya harga gabah akibat kualitas padi yang buruk pada musim tanam kali ini. Hujan yang turun terus menjelang panen menyebabkan padi berwarna hitam kelam dan bulir padipun lebih sedikit dibandingkan musim tanam sebelumnya.
"Tapi kita tidak menyangka jika gabah kami ditawar serendah itu karena perkiraan sih antara Rp3.500 sampai Rp4.000. Selain harga yang rendah hasil panen kami juga menurun karena bulir padi lebih sedikit dibandingkan musim tanam kemarin," katanya.
Emin mengatakan kelompok tani Sri Asih memiliki sekitar 52 hektar sawah dengan jumlah anggota 20 orang. Dari jumlah sawah seluas itu 6 hektar dinyatakan gagal panen dan sisanya panen dengan kualitas buruk hingga hanya ditawar Rp2000 perkilogramnya.
"Kami sangat berharap ada bantuan pemerintah kepada petani agar kami tidak mengalami rugi besar . Biaya produksi pada saat ini cukup tinggi karena biaya pengendalian hama wereng. Modal biasa saja sekitar Rp7 juta per hektar ditambah biaya pengendalian hama Rp1,5 juta per hektare," katanya.
Sementara itu Ketua HKTI Kabupaten Karawang, Indriyani meminta tim sergap Bulog untuk serius membantu masalah harga petani saat ini.
Rendahnya harga gabah petani akibat faktor cuaca dimanfaatkan oleh tengkulak untuk mendapat keuntungan besar. Rendahnya harga gabah petani hampir merata di seluruh Karawang hingga pemerintah harus bisa mencari jalan keluar untuk meringankan beban petani.
"Saya berharap tim sergap bulog turun kelapangan agar harga gabah bisa dikendalikan," katanya.
(nag)