Tanggul Sungai Citalahab Jebol, Puluhan Hektare Sawah Terendam

Tanggul Sungai Citalahab Jebol, Puluhan Hektare Sawah Terendam
A
A
A
CIAMIS - Tanggul Sungai Citalahab di Dusun Cipadakan, Desa Sukahurip, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, jebol setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut selama beberapa hari terakhir. Akibatnya, aliran Sungai Citalahab membanjiri area persawahan sekitar 50 hektare, sehingga merendam padi siap panen.
"Tanggul jebol karena tidak kuat menahan derasnya volume air sungai, sehingga air langsung mengalir ke persawahan warga," ujar Kepala Desa Sukahurip Turiman, Kamis (16/2/2017).
Kata dia, sawah milik warga saat ini sudah siap panen namun diprediksi rusak setelah terendam air yang cukup deras. Kemungkinan para petani di Desa Sukahurip mengalami kerugian karena terancam gagal panen. Tanggul yang jebol sepanjang 10 meter. Tanggul tersebut tidak menggunakan tembok, hanya gundukan tanah dengan ketebalan sekitar dua meter.
Setelah air surut, warga mencoba memperbaiki tanggul yang jebol dengan alat seadanya seperti menggunakan karung. "Memang seharusnya ada penanganan tanggul permanen dari BBWS Citanduy agar para petani di sini tidak waswas saat hujan turun dan tidak terus mengalami kerugian akibat gagal panen," jelasnya.
Seorang petani, Syahrun, mengatakan padi yang ditanamnya sudah berusia lebih dari dua bulan dan hampir siap dipanen. Namun, karena tanggul jebol dan air sungai menggenangi area persawahan diprediksi gagal panen.
"Kalau seperti ini terus dipastikan akan gagal panen. Jangankan untuk (dapat) untung, modal juga belum tentu tercapai," katanya.
"Tanggul jebol karena tidak kuat menahan derasnya volume air sungai, sehingga air langsung mengalir ke persawahan warga," ujar Kepala Desa Sukahurip Turiman, Kamis (16/2/2017).
Kata dia, sawah milik warga saat ini sudah siap panen namun diprediksi rusak setelah terendam air yang cukup deras. Kemungkinan para petani di Desa Sukahurip mengalami kerugian karena terancam gagal panen. Tanggul yang jebol sepanjang 10 meter. Tanggul tersebut tidak menggunakan tembok, hanya gundukan tanah dengan ketebalan sekitar dua meter.
Setelah air surut, warga mencoba memperbaiki tanggul yang jebol dengan alat seadanya seperti menggunakan karung. "Memang seharusnya ada penanganan tanggul permanen dari BBWS Citanduy agar para petani di sini tidak waswas saat hujan turun dan tidak terus mengalami kerugian akibat gagal panen," jelasnya.
Seorang petani, Syahrun, mengatakan padi yang ditanamnya sudah berusia lebih dari dua bulan dan hampir siap dipanen. Namun, karena tanggul jebol dan air sungai menggenangi area persawahan diprediksi gagal panen.
"Kalau seperti ini terus dipastikan akan gagal panen. Jangankan untuk (dapat) untung, modal juga belum tentu tercapai," katanya.
(zik)