Menko PMK Tinjau Langsung Korban Banjir dan Longsor Kota Bitung

Menko PMK Tinjau Langsung Korban Banjir dan Longsor Kota Bitung
A
A
A
Pascadiguyur hujan deras delapan jam lamanya sejak Minggu dini hari12 Februari, Kota Bitung dilanda banjir bandang dan tanah longsor.
Sehingga Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani, yang semula direncanakan kembali ke Jakarta, usai menjadi pembicara dialog kebangsaan, Senin (13/2/2017), begitu mendengar kabar terjadinya banjir bandang di Kota Bitung, memutuskan untuk menunda kepulangan dan menambah agenda kegiatannya.
Peninjauan langsung ke lokasi korban banjir bandang dan longsor di Kota Bitung, Sulut tersebut langsung dilaksanakan Senin pagi ini.
Berangkat dari Kota Manado menuju Bitung, Menko PMK didampingi oleh Gubernur Sulut, Olly Dondokambey dan jajarannya.
Saat peninjauan langsung di lokasi banjir bandang dan tanah longsor itu, tepatnya berlokasi di SD Katolik Santo Andreas, Kelurahan Tandurusa, Kecamatan Aertembaga, Kota Bitung, Menko PMK disambut oleh Wali Kota Bitung, Max J Lomban.
Menko PMK lalu menyerahkan bantuan antara lain kasur (500), selimut (1.000 L), alkon (10 unit), genset (10 unit), tong air (10), karung (1000 L), tikar (100), cangkul (15), sekop pasir (15), beras dan ikan kaleng (1 ton), dan dana segar untuk BPBD (Rp200 juta). Menko PMK juga mengawali tinjauannya dengan berinteraksi kepada korban yang sedang mengungsi.
“Saya hadir di sini mewakili pemerintah untuk memberikan bantuan. Mungkin jumlahnya belum seperti yang diharapkan tetapi inilah bentuk simpati kami kepada masyarakat yang sedang terkena musibah. Jangan kembali ke rumah dulu karena situasi masih belum aman. Bantuan alat berat akan segera dikerahkan, kebutuhan makan juga akan dipastikan tercukupi,” kata Menko PMK.
Menurut Puan, sekolah memang diliburkan tetapi proses belajar mengajar harus terus berlangsung, berhenti sementara saja. "Yang penting keamanan diri dan keluarga dulu demi untuk menghindari kalau sewaktu-waktu ada banjir susulan,” katanya.
Wali Kota Bitung dalam laporannya menyampaikan bahwa korban hilang sebenarnya bukan karena korban banjir bandang tetapi karena melaut dan belum juga pulang hingga kini. Tim SAR juga tengah melakukan pencarian.
”Korban banjir bandang hanya dua yang luka berat dan sedang kami tangani,” kata Max lagi.
Menurut data terakhir Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulut, bencana banjir bandang telah menghantam empat kecamatan yaitu tujuh kelurahan di Kecamatan Aertembaga; dua kelurahan di Kecamatan Maesa; dua kelurahan di Kecamatan Lembeh Utara; dan empat kelurahan di Lembeh Selatan.
Banjir bandang menghancurkan 1.132 rumah dan longsor sebanyak 30 rumah, sementara 4.622 jiwa kini mengungsi.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini hanya dua korban luka berat dan kini tengah ditangani di rumah sakit terdekat.
Sehingga Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani, yang semula direncanakan kembali ke Jakarta, usai menjadi pembicara dialog kebangsaan, Senin (13/2/2017), begitu mendengar kabar terjadinya banjir bandang di Kota Bitung, memutuskan untuk menunda kepulangan dan menambah agenda kegiatannya.
Peninjauan langsung ke lokasi korban banjir bandang dan longsor di Kota Bitung, Sulut tersebut langsung dilaksanakan Senin pagi ini.
Berangkat dari Kota Manado menuju Bitung, Menko PMK didampingi oleh Gubernur Sulut, Olly Dondokambey dan jajarannya.
Saat peninjauan langsung di lokasi banjir bandang dan tanah longsor itu, tepatnya berlokasi di SD Katolik Santo Andreas, Kelurahan Tandurusa, Kecamatan Aertembaga, Kota Bitung, Menko PMK disambut oleh Wali Kota Bitung, Max J Lomban.
Menko PMK lalu menyerahkan bantuan antara lain kasur (500), selimut (1.000 L), alkon (10 unit), genset (10 unit), tong air (10), karung (1000 L), tikar (100), cangkul (15), sekop pasir (15), beras dan ikan kaleng (1 ton), dan dana segar untuk BPBD (Rp200 juta). Menko PMK juga mengawali tinjauannya dengan berinteraksi kepada korban yang sedang mengungsi.
“Saya hadir di sini mewakili pemerintah untuk memberikan bantuan. Mungkin jumlahnya belum seperti yang diharapkan tetapi inilah bentuk simpati kami kepada masyarakat yang sedang terkena musibah. Jangan kembali ke rumah dulu karena situasi masih belum aman. Bantuan alat berat akan segera dikerahkan, kebutuhan makan juga akan dipastikan tercukupi,” kata Menko PMK.
Menurut Puan, sekolah memang diliburkan tetapi proses belajar mengajar harus terus berlangsung, berhenti sementara saja. "Yang penting keamanan diri dan keluarga dulu demi untuk menghindari kalau sewaktu-waktu ada banjir susulan,” katanya.
Wali Kota Bitung dalam laporannya menyampaikan bahwa korban hilang sebenarnya bukan karena korban banjir bandang tetapi karena melaut dan belum juga pulang hingga kini. Tim SAR juga tengah melakukan pencarian.
”Korban banjir bandang hanya dua yang luka berat dan sedang kami tangani,” kata Max lagi.
Menurut data terakhir Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulut, bencana banjir bandang telah menghantam empat kecamatan yaitu tujuh kelurahan di Kecamatan Aertembaga; dua kelurahan di Kecamatan Maesa; dua kelurahan di Kecamatan Lembeh Utara; dan empat kelurahan di Lembeh Selatan.
Banjir bandang menghancurkan 1.132 rumah dan longsor sebanyak 30 rumah, sementara 4.622 jiwa kini mengungsi.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini hanya dua korban luka berat dan kini tengah ditangani di rumah sakit terdekat.
(sms)