Ada Saung Elite di Dalam Lapas Sukamiskin

Rabu, 08 Februari 2017 - 19:36 WIB
Ada Saung Elite di Dalam Lapas Sukamiskin
Ada Saung Elite di Dalam Lapas Sukamiskin
A A A
BANDUNG - Siapa pun yang mendengar nama Lapas Sukamiskin pasti terkesan angker. Namun, kesan angker lapas yang berada Jalan AH Nasution, Kota Bandung sedikit terhapus dengan kehadiran beberapa saung di dalamnya. Apalagi Lapas Sukamiskin yang dikhususkan bagi tahanan kasus korupsi ini sudah ditetapkan sebagai Lapas Pariwisata.

Keberadaan saung-saung yang biasa disebut Saung Elite mampu menghadirkan sensasi layaknya di tempat wisata. Saung-saung tersebut biasa dipergunakan para narapidana untuk bertemu keluarga sambil menikmati sajian makan-minum. Bahkan di sini mereka bisa menggelar berbagai aneka acara.

Saung yang berada di bagian sayap kanan Lapas Sukamiskin ini berjumlah 36 unit. Kebanyakan tersusun rapi melingkar dengan ukuran yang bervariasi. Jika diperhatikan seksama, saung yang terbuat dari bambu itu lebih mirip rumah makan lesehan. Karena memang ada sebagian yang disetting untuk lesehan, ada juga yang menggunakan meja dan kursi.

Untuk menuju saung beratapkan ijuk itu, bisa masuk melalui pintu tentu dengan seizin petugas jaga dan meninggalkan identitas serta alat komunikasi. Petugas kemudian akan mengantar ke sebelah kanan dari pintu masuk.

Setelah berjalan sekitar 100 meter melewati klinik lapas, akan melewati pintu pagar besi sebelum masuk ke area saung tersebut. Mungkin tidak bisa disebut mewah, namun keberadaan saung-saung di dalam lapas tentu mengundang daya tarik.

"Kalau disebut mewah atau elite tergantung persepsinya. Tapi kalau disebut luks atau istimewa, ya enggak seperti itu," kata Kalapas Sukamiskin Dedi Handoko, Selasa (8/2/2017).

Dedi mengaku, tidak mengetahui secara pasti kapan saung-saung tersebut berdiri di lahan bangunan penjara peninggalan Belanda ini.‎ Puluhan saung itu sudah hadir sebelum dia menjabat sebagai orang nomor satu di lapas yang diresmikan jadi Lapas Pariwisata pada 2010.

"Kan saya di sini (menjabat Kalapas Sukamiskin) baru empat bulan. Kami mengakui saung ini dibangun dari inisiatif warga binaan dan dikelola koperasi," ucapnya.

Saat sejumlah awak media diperkenankan masuk dan mengambil gambar suasana di dalamnya, tampak para narapidana tengah bercengkrama dengan para pembesuk yang datang. Sebagian yang lain memesan makanan minuman di saung yang khusus untuk kantin. "Ada kompor, ya buat masak mi. Kan ada kantin," ucap Dedi.

Dedi memastikan saung-saung tersebut bukan khusus untuk para napi tertentu atau dikuasai oleh seseorang. Tapi memang saung itu digunakan sewajarnya. Jika memang kosong bisa diisi oleh orang lain.

"Saung ini dipakai untuk umum kok. Kalau misal ini saung kosong, silakan pakai. Enggak masalah. Saung ini bukan untuk hura-hura. Saung ini bisa dijadikan untuk kegiatan sosial‎ dan keagamaan. Misalnya mengundang anak-anak yatim," pungkasnya.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7783 seconds (0.1#10.140)