Bengawan Solo Meluap, 46 Rumah di Solo Terendam Banjir
A
A
A
SOLO - Sebanyak 46 rumah di tiga kelurahan di Kota Solo terendam banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo, Kamis (2/2/2017) pagi. Sungai terpanjang di Pulau Jawa tersebut airnya melimpah setelah menyusul hujan deras yang berlangsung semalam.
Daerah yang terendam banjir adalah RT 03 dan RT 04 di RW 13 di Kelurahan Sangkrah, Kecamatan Pasar Kliwon sebanyak 20 rumah.
Kemudian di Kecamatan Jebres di Kampung Putat RT 3 RW 2, Kelurahan Sewu sebanyak 10 rumah; dan 16 rumah yang tersebar di RW 20, RW 21, RW 36 di Kelurahan. Tanda tanda akan meluap terasa ketika dini hari pukul 01.30 WIB ketinggian air memasuki level siaga hijau.
Air terus naik di level siaga merah pukul 03.00 WIB. “Pukul 05.00 WIB air sudah di top level dan stagnan hingga pukul 07.00 WIB,” kata Lurah Sewu, Kecamatan Jebres Henoch Sadono, Kamis (2/2/2017).
Rumah rumah yang terendam banjir berada di kawasan Bantaran Sungai Bengawan Solo. Rumah rumah itu biasa menjadi langganan banjir ketika air meluap.
Sehingga mereka sudah terbiasa dan langsung mengungsi ke rumah sanak saudara yang rumahnya tidak terkena banjir.
Ketua Rewalan Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat) Kelurahan Sewu Budi Utomo mengatakan, dapur umum tidak dibuka karena jumlah korban banjir hanya sedikit. Pasokan logistik berupa nasi bungkus langsung diberikan.
Sebelum banjir, pompa di Pucangsawit telah dihidupkan. Sebab, pintu air telah ditutup agar air dari Sungai Sonto tidak masuk ke Bengawan Solo. Air dari Sungai Sonto lalu dipompa dan dibuang ke Bengawan Solo.
“Kalau pintu air tidak ditutup, air dari Sungai Sonto akan kembali karena tekanan air dari Bengawan Solo lebih kuat,” ungkap Budi Utomo. Dampaknya adalah Sungai Sonto beresiko meluap dan membanjiri kawasan Kelurahan Sewu.
Daerah yang terendam banjir adalah RT 03 dan RT 04 di RW 13 di Kelurahan Sangkrah, Kecamatan Pasar Kliwon sebanyak 20 rumah.
Kemudian di Kecamatan Jebres di Kampung Putat RT 3 RW 2, Kelurahan Sewu sebanyak 10 rumah; dan 16 rumah yang tersebar di RW 20, RW 21, RW 36 di Kelurahan. Tanda tanda akan meluap terasa ketika dini hari pukul 01.30 WIB ketinggian air memasuki level siaga hijau.
Air terus naik di level siaga merah pukul 03.00 WIB. “Pukul 05.00 WIB air sudah di top level dan stagnan hingga pukul 07.00 WIB,” kata Lurah Sewu, Kecamatan Jebres Henoch Sadono, Kamis (2/2/2017).
Rumah rumah yang terendam banjir berada di kawasan Bantaran Sungai Bengawan Solo. Rumah rumah itu biasa menjadi langganan banjir ketika air meluap.
Sehingga mereka sudah terbiasa dan langsung mengungsi ke rumah sanak saudara yang rumahnya tidak terkena banjir.
Ketua Rewalan Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat) Kelurahan Sewu Budi Utomo mengatakan, dapur umum tidak dibuka karena jumlah korban banjir hanya sedikit. Pasokan logistik berupa nasi bungkus langsung diberikan.
Sebelum banjir, pompa di Pucangsawit telah dihidupkan. Sebab, pintu air telah ditutup agar air dari Sungai Sonto tidak masuk ke Bengawan Solo. Air dari Sungai Sonto lalu dipompa dan dibuang ke Bengawan Solo.
“Kalau pintu air tidak ditutup, air dari Sungai Sonto akan kembali karena tekanan air dari Bengawan Solo lebih kuat,” ungkap Budi Utomo. Dampaknya adalah Sungai Sonto beresiko meluap dan membanjiri kawasan Kelurahan Sewu.
(sms)