Inginkan Petani Makin Sejahtera, Bupati Kudus Beri Asuransi Gagal Panen
A
A
A
KUDUS - Kudus adalah daerah lumbung padi, terutama di wilayah Kecamatan Undaan. Untuk menegaskan hal itu, Bupati Kudus Musthofa ingin petaninya makin sejahtera. Berbagai upaya dilakukannya untuk para petani.
Yang terbaru, Bupati ingin memberikan asuransi gagal panen bagi petani. Hal ini disampaikannya pada acara panen raya di Undaan Lor, Undaan, Selasa (31/1/2017). Didampingi forkopimda, ketua DPRD, dinas terkait, camat, dan kepala desa, Bupati Kudus Musthofa juga menikmati jajan dan makan siang menu kuliner khas yang sederhana.
Hangat dan merakyat, Bupati yang juga 'Bapak-nya PKL Jawa Tengah' ini rembug bareng dengan para petani dan gabungan kelompok tani (gapoktan). Dia ingin mendengar secara gamblang semua persoalan untuk dicari solusi bersama. Salah satu permasalahan yang disampaikan seorang petani mengenai asuransi gagal panen.
"Kudus ini sudah bisa swasembada beras. Maka saya juga ingin petani juga semakin sejahtera," tegasnya di hadapan petani dan gapoktan.
Agar petani bisa menjadi subjek terkait semua kebijakan untuk para petani, mereka selalu dilibatkan. Di antaranya mengenai berbagai bantuan yang akan diberikan, seperti pupuk, bibit, maupun asuransi. Asuransi ini merupakan gagasan Musthofa delapan tahun silam.
"Saya ingin memberikan keringanan bagi para petani dengan membebaskan biaya premi asuransi gagal panen," tegasnya di hadapan para petani di Undaan.
Luas lahan di Undaan kurang lebih 5.000 hektare. Nominal dana yang dialokasikan adalah sebesar Rp 36.000 per hektare.
Untuk mempercepat realisasi gagasannya ini, Musthofa akan segera meminta pendataan yang valid mengenai data luas lahan, pemilik, serta data mengenai jumlah buruh tani. Sehingga, tidak ada lagi bantuan yang salah sasaran. Maka, Musthofa ingin ada keterbukaan dari semua pelaku, didukung dengan kebijakan yang berpihak pada petani, serta konsistensi gapoktan.
Untuk menjaga stabilitas harga, Musthofa akan mengoptimalkan fungsi gudang-gudang yang ada. Nantinya gudang-gudang itu dioptimalkan menyimpan hasil panen para petani dan kerja sama dengan Bulog agar harga padi bisa mencapai harga jual yang optimal.
Pada kesempatan tersebut, Musthofa berkesempatan memanen padi dengan alat modern yaitu combine harvester. Alat ini asli buatan Kudus, bisa memanen dalam waktu satu jam untuk lahan seluas 0,8 Ha. Tentunya ini akan mempercepat dan mempermudah panen para petani. Namun, Musthofa berpesan tetap jangan melupakan tenaga kerja buruh tani.
Yang terbaru, Bupati ingin memberikan asuransi gagal panen bagi petani. Hal ini disampaikannya pada acara panen raya di Undaan Lor, Undaan, Selasa (31/1/2017). Didampingi forkopimda, ketua DPRD, dinas terkait, camat, dan kepala desa, Bupati Kudus Musthofa juga menikmati jajan dan makan siang menu kuliner khas yang sederhana.
Hangat dan merakyat, Bupati yang juga 'Bapak-nya PKL Jawa Tengah' ini rembug bareng dengan para petani dan gabungan kelompok tani (gapoktan). Dia ingin mendengar secara gamblang semua persoalan untuk dicari solusi bersama. Salah satu permasalahan yang disampaikan seorang petani mengenai asuransi gagal panen.
"Kudus ini sudah bisa swasembada beras. Maka saya juga ingin petani juga semakin sejahtera," tegasnya di hadapan petani dan gapoktan.
Agar petani bisa menjadi subjek terkait semua kebijakan untuk para petani, mereka selalu dilibatkan. Di antaranya mengenai berbagai bantuan yang akan diberikan, seperti pupuk, bibit, maupun asuransi. Asuransi ini merupakan gagasan Musthofa delapan tahun silam.
"Saya ingin memberikan keringanan bagi para petani dengan membebaskan biaya premi asuransi gagal panen," tegasnya di hadapan para petani di Undaan.
Luas lahan di Undaan kurang lebih 5.000 hektare. Nominal dana yang dialokasikan adalah sebesar Rp 36.000 per hektare.
Untuk mempercepat realisasi gagasannya ini, Musthofa akan segera meminta pendataan yang valid mengenai data luas lahan, pemilik, serta data mengenai jumlah buruh tani. Sehingga, tidak ada lagi bantuan yang salah sasaran. Maka, Musthofa ingin ada keterbukaan dari semua pelaku, didukung dengan kebijakan yang berpihak pada petani, serta konsistensi gapoktan.
Untuk menjaga stabilitas harga, Musthofa akan mengoptimalkan fungsi gudang-gudang yang ada. Nantinya gudang-gudang itu dioptimalkan menyimpan hasil panen para petani dan kerja sama dengan Bulog agar harga padi bisa mencapai harga jual yang optimal.
Pada kesempatan tersebut, Musthofa berkesempatan memanen padi dengan alat modern yaitu combine harvester. Alat ini asli buatan Kudus, bisa memanen dalam waktu satu jam untuk lahan seluas 0,8 Ha. Tentunya ini akan mempercepat dan mempermudah panen para petani. Namun, Musthofa berpesan tetap jangan melupakan tenaga kerja buruh tani.
(zik)