Debat Kedua Pilgub Banten Memanas, Wahidin dan Embay 'Adu Mulut'
A
A
A
JAKARTA - Dua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Banten terlibat adu argumen seru soal ideologi komunis dalam debat publik jilid dua Pilgub Banten di Pusat Perfilman Usmar Ismail, Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu (29/1/2017).
Diawali dengan pertanyaan cawagub nomor urut dua Embay Mulya Syarif ke cagub nomor urut satu Wahidin Halim.
Embay menanyakan terkait orasi Wahidin saat berkampanye yang mengatakan perang terhadap komunis. Menurutnya pernyataan Wahidin meresahkan masyarakat.
"Saya sebagai aktivis 66, aktif di Pelajar Islam Indonesia dan ikut nangkepin komunis dengan aparat ketika itu. Dan saya juga 2002 aktif memimpin Gerakan Anti Komunis, Pak Wahidin tolong tunjuk ke saya hidup siapa yang akan diperangi?," tanya Embay.
Wahidin pun menjawab dengan sedikit menyindir. "Mudah-mudahan Pak Bay tak bermasud membela ya, boleh dipahami komunis belum dicabut TAP MPR-nya. Saya tanya ke masyarakat apakah ada partai komunis? Tidak ada," ujarnya.
Ia menyebutkan, Partai Komunis Indonesia (PKI) sudah dibubarkan dan semuanya sadar bahwa komunis jadi musuh bersama dan bahaya laten.
"Justru pertanyaan itu, jawaban itu datang dari orangtua, apalagi merasa jadi pahlawan Banten. Apalagi ideologi itu bisa berkembang lagi, kita sepakat Pancasila dasar, selama pancasila selama itu harus anti terhadap komunisme, maka itu apa yang disinggung tidak perlu ditanyakan, kalau tindakannya, ya saya antikomunis, ya saya akan lawan komunis," sebut Wahidin.
Embay lalu bangun menanggapi pernyataan Wahidin. Menurutnya masih ada TAP MPR.
"Saya hafal betul data ada di koramil dan korem, maksudnya itu yang mana, kita sepakat perang ke komunis, maksudnya di mana?,” tanya Embay lagi.
"Kita tidak bicara data, tapi bicara paham," kata Wahidin.
"Pak WH jangan asal tuduh, berarti PAK WH anggap aparat tidak bekerja, sama saja menyalahkan aparat, Allahuakbar. Maka kita semua jangan mau jadi korban fitnah," timpal Embay.
"Siapa yang bilang saya menuduh aparat? Tidak ada, kalau ada kata itu berarti nuduh saya, yang saya katakan bahwa kita antikomunis," bantah Wahidin.
"Pertanyaan tadi bahwa saya antikomunis, ya saya memang iya, kenapa diperkarain, maka saya bilang adakah di sini PKI? Tidak ada, partai yang mendukung kami tidak ada PKI. Tidak ada menuduh aparat, tapi sekarang ada pemahaman itu disebarluaskan kembali," pungkas Wahidin.
Diawali dengan pertanyaan cawagub nomor urut dua Embay Mulya Syarif ke cagub nomor urut satu Wahidin Halim.
Embay menanyakan terkait orasi Wahidin saat berkampanye yang mengatakan perang terhadap komunis. Menurutnya pernyataan Wahidin meresahkan masyarakat.
"Saya sebagai aktivis 66, aktif di Pelajar Islam Indonesia dan ikut nangkepin komunis dengan aparat ketika itu. Dan saya juga 2002 aktif memimpin Gerakan Anti Komunis, Pak Wahidin tolong tunjuk ke saya hidup siapa yang akan diperangi?," tanya Embay.
Wahidin pun menjawab dengan sedikit menyindir. "Mudah-mudahan Pak Bay tak bermasud membela ya, boleh dipahami komunis belum dicabut TAP MPR-nya. Saya tanya ke masyarakat apakah ada partai komunis? Tidak ada," ujarnya.
Ia menyebutkan, Partai Komunis Indonesia (PKI) sudah dibubarkan dan semuanya sadar bahwa komunis jadi musuh bersama dan bahaya laten.
"Justru pertanyaan itu, jawaban itu datang dari orangtua, apalagi merasa jadi pahlawan Banten. Apalagi ideologi itu bisa berkembang lagi, kita sepakat Pancasila dasar, selama pancasila selama itu harus anti terhadap komunisme, maka itu apa yang disinggung tidak perlu ditanyakan, kalau tindakannya, ya saya antikomunis, ya saya akan lawan komunis," sebut Wahidin.
Embay lalu bangun menanggapi pernyataan Wahidin. Menurutnya masih ada TAP MPR.
"Saya hafal betul data ada di koramil dan korem, maksudnya itu yang mana, kita sepakat perang ke komunis, maksudnya di mana?,” tanya Embay lagi.
"Kita tidak bicara data, tapi bicara paham," kata Wahidin.
"Pak WH jangan asal tuduh, berarti PAK WH anggap aparat tidak bekerja, sama saja menyalahkan aparat, Allahuakbar. Maka kita semua jangan mau jadi korban fitnah," timpal Embay.
"Siapa yang bilang saya menuduh aparat? Tidak ada, kalau ada kata itu berarti nuduh saya, yang saya katakan bahwa kita antikomunis," bantah Wahidin.
"Pertanyaan tadi bahwa saya antikomunis, ya saya memang iya, kenapa diperkarain, maka saya bilang adakah di sini PKI? Tidak ada, partai yang mendukung kami tidak ada PKI. Tidak ada menuduh aparat, tapi sekarang ada pemahaman itu disebarluaskan kembali," pungkas Wahidin.
(nag)