Rektor UII Yogyakarta Umumkan Pengunduran Diri di Lapangan Kampus
A
A
A
YOGYAKARTA - Di hadapan ribuan civitas kampus, Rektor UII Yogyakarta Harsoyo menyampaikan pengunduran diri sebagai pemimpin kampus.
Rencana pengunduran diri itu sudah ada jauh hari sebelum Menristekdikti Mohammad Nasir bertandang pada Jumat, 27 Januari 2017 lalu.
"Saya sudah mempersiapkan mundur, tidak ada tekanan dari Pak Menteri karena ini sebagai tanggung jawab saya sebagai pimpinan," kata Harsoyo dengan mata berkaca-kaca di Lapangan Bola Kampus UII Yogyakarta, Minggu (29/1/2017).
Harsoyo mengaku sudah mengetik pengunduran diri sejak tanggal 23 Januari 2017 saat malam. Orang pertama yang mengetahui niat untuk mundur adalah anaknya. Pada 24 Januari, dia menyampaikan pengunduran diri pada petinggi yayasan melalui telephon seluler
"24 Januari, setelah Salat Subuh saya telepon yayasan. 'Aku tak leren (saya berhenti), jawabannya sing sabar dan tawakal," katanya.
Alasan mundur karena dia merasa tidak bisa mengemban amanat yang diberikan padanya sebagai pemimpin.
Begitu juga saat mengelar pertemuan tertutup dengan Menristekdikti, pihak yayasan, dan kopertis V, semakin menguatkan untuk mundur.
"Meski saya mundur, tapi tetap mengawal kasus luar biasa ini hingga selesai. Sebagai bentuk tanggungjawab, hari Selasa besok saya akan mengantar 16 panitia Diksar Mapala untuk diperiksa sebagai saksi di Polres Karanganyar," katanya.
Dia juga meminta mahasiswa untuk tidak membuat petisi dukungan agar tetap menjabat Rektor. Alasan mengumpulkan civitas kampus ini agar proses administrasi pengunduran diri segera selesai.
Rencana pengunduran diri itu sudah ada jauh hari sebelum Menristekdikti Mohammad Nasir bertandang pada Jumat, 27 Januari 2017 lalu.
"Saya sudah mempersiapkan mundur, tidak ada tekanan dari Pak Menteri karena ini sebagai tanggung jawab saya sebagai pimpinan," kata Harsoyo dengan mata berkaca-kaca di Lapangan Bola Kampus UII Yogyakarta, Minggu (29/1/2017).
Harsoyo mengaku sudah mengetik pengunduran diri sejak tanggal 23 Januari 2017 saat malam. Orang pertama yang mengetahui niat untuk mundur adalah anaknya. Pada 24 Januari, dia menyampaikan pengunduran diri pada petinggi yayasan melalui telephon seluler
"24 Januari, setelah Salat Subuh saya telepon yayasan. 'Aku tak leren (saya berhenti), jawabannya sing sabar dan tawakal," katanya.
Alasan mundur karena dia merasa tidak bisa mengemban amanat yang diberikan padanya sebagai pemimpin.
Begitu juga saat mengelar pertemuan tertutup dengan Menristekdikti, pihak yayasan, dan kopertis V, semakin menguatkan untuk mundur.
"Meski saya mundur, tapi tetap mengawal kasus luar biasa ini hingga selesai. Sebagai bentuk tanggungjawab, hari Selasa besok saya akan mengantar 16 panitia Diksar Mapala untuk diperiksa sebagai saksi di Polres Karanganyar," katanya.
Dia juga meminta mahasiswa untuk tidak membuat petisi dukungan agar tetap menjabat Rektor. Alasan mengumpulkan civitas kampus ini agar proses administrasi pengunduran diri segera selesai.
(nag)