Menristekdikti Jenguk Keluarga Korban Diksar Mapala UII
A
A
A
YOGYAKARTA - Kematian tiga mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) setelah mengikuti Pendidikan Dasar Mahasiswa Pecinta Alam (Diksar Mapala), mendapat perhatian serius Kementerian Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi (Kemenristekdikti).
Menristekdikti Muhammad Nasir direncanakan terbang ke Yogyakarta siang ini. Sesuai jadwal, Nasir tiba di Bandara Adisutjipto Yogyakarta sekitar pukul 11.20 WIB dengan pesawat garuda GA-206. Di Yogyakarya, Nasir akan menemui korban Diksar Mapala UII Yogyakarta.
"Menristekdikti meninjau korban tragedi Diksar Mapala UII Yogyakarta," kata Kabag Komunikasi Publik Kemenristekdikti, Munawir Razak pada wartawan, Kamis (26/1/2017).
Diketahui masih ada 34 mahasiswa peserta Diksar Mapala UII dalam kondisi pemulihan. Dari 34 mahasiswa itu, ada 10 mahasiswa yang menjalani rawat inap di RS Jogja International Hospital (JIH) Yogyakarta.
Menristekdikti dijadwalkan berkunjung ke salah satu kediaman rumah duka, alm Syaits Asyam di Jetis, Rt 13/Rw 13, Caturharjo, Sleman, DI Yogyakarta sekira pukul 12.00 WIB. Saat menyampaikan bela sungkawa itu akan didampingi oleh Dirjen Belmawa, Koordinator Kopertis V DIY, Rektor UII serta civitas kampus.
Setelah dari rumah duka, sekitar pukul 13.30 WIB akan mengelar pertemuan dengan pimpinan kampus UII Yogyakarta dan beberapa pihak terkait. Kemungkinan besar, lokasi pertemuan ini di kampus pusat UII Yogyakarta, Jalan Kaliurang Km 13 Yogyakarta.
Tak hanya meninjau korban Diksar Mapala, Menristekdikti juga akan mengelar pertemuan dengan pihak yayasan dan Rektorat UII Yogyakarta. "Mengenai jadwal dan lokasi kunjungan serta pertemuan yang pasti akan kami informasikan kembali," tandasnya.
Pihak kampus UII juga sudah melakukan investigasi internal terkait kasus ini. Civitas kampus mengakui ada indikasi kuat terjadi kekerasan dalam Diksar Mapala itu. Namun, pihak kampus belum membeberkan nama-nama panitia yang ditengarai terlibat.
Meski demikian, civitas kampus juga terbuka pada pihak kepolisian Karanganayar yang mengusut kasus ini. Polisi juga masih melakukan pemeriksaan pada sejumlah panitia, saksi korban, hingga penanggungjawab. Namun, belum ada satu orangpun ditetapkan sebagai tersangka atas insiden kematian tiga mahasiswa itu.
Menristekdikti Muhammad Nasir direncanakan terbang ke Yogyakarta siang ini. Sesuai jadwal, Nasir tiba di Bandara Adisutjipto Yogyakarta sekitar pukul 11.20 WIB dengan pesawat garuda GA-206. Di Yogyakarya, Nasir akan menemui korban Diksar Mapala UII Yogyakarta.
"Menristekdikti meninjau korban tragedi Diksar Mapala UII Yogyakarta," kata Kabag Komunikasi Publik Kemenristekdikti, Munawir Razak pada wartawan, Kamis (26/1/2017).
Diketahui masih ada 34 mahasiswa peserta Diksar Mapala UII dalam kondisi pemulihan. Dari 34 mahasiswa itu, ada 10 mahasiswa yang menjalani rawat inap di RS Jogja International Hospital (JIH) Yogyakarta.
Menristekdikti dijadwalkan berkunjung ke salah satu kediaman rumah duka, alm Syaits Asyam di Jetis, Rt 13/Rw 13, Caturharjo, Sleman, DI Yogyakarta sekira pukul 12.00 WIB. Saat menyampaikan bela sungkawa itu akan didampingi oleh Dirjen Belmawa, Koordinator Kopertis V DIY, Rektor UII serta civitas kampus.
Setelah dari rumah duka, sekitar pukul 13.30 WIB akan mengelar pertemuan dengan pimpinan kampus UII Yogyakarta dan beberapa pihak terkait. Kemungkinan besar, lokasi pertemuan ini di kampus pusat UII Yogyakarta, Jalan Kaliurang Km 13 Yogyakarta.
Tak hanya meninjau korban Diksar Mapala, Menristekdikti juga akan mengelar pertemuan dengan pihak yayasan dan Rektorat UII Yogyakarta. "Mengenai jadwal dan lokasi kunjungan serta pertemuan yang pasti akan kami informasikan kembali," tandasnya.
Pihak kampus UII juga sudah melakukan investigasi internal terkait kasus ini. Civitas kampus mengakui ada indikasi kuat terjadi kekerasan dalam Diksar Mapala itu. Namun, pihak kampus belum membeberkan nama-nama panitia yang ditengarai terlibat.
Meski demikian, civitas kampus juga terbuka pada pihak kepolisian Karanganayar yang mengusut kasus ini. Polisi juga masih melakukan pemeriksaan pada sejumlah panitia, saksi korban, hingga penanggungjawab. Namun, belum ada satu orangpun ditetapkan sebagai tersangka atas insiden kematian tiga mahasiswa itu.
(wib)