Catut Nama Kepsek, Orangtua Murid Ditipu Puluhan Juta
A
A
A
PALEMBANG - Berbagai cara dilakukan para pelaku penipuan dalam melancarkan aksinya. Kali ini tiga orangtua wali murid di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Karya Ibu Palembang, harus mengalami kerugian sejumlah uang setelah menjadi korban penipuan melalui sambungan telepon yang mengatasnamakan sebagai kepala sekolah tersebut.
Kepala SMP Karya Ibu Palembang M Ali membenarkan adanya aksi penipuan yang mencatut namanya tersebut.
Menurutnya, penipuan yang menyebabkan wali murid mengalami kerugian puluhan juta itu bermula saat pihaknya mendapatkan pesan elektronik (email) dari pelaku yang mengaku dari Kementerian Pendidikan.
Saat itu, pelaku meminta agar pihak sekolah mengirimkan data siswa, termasuk peringkat dan nomor telepon siswa yang ada di sekolah tersebut.
Alasannya yakni, untuk memilih siswa berprestasi yang akan mendapatkan beasiswa berupa uang sejumlah Rp5,7 juta.
"Alamat emailnya mengatasnamakan Kementrian Pendidikan. Karena percaya, makanya kami kirimkan data tersebut," ujar Ali, saat menemani orangtua murid melapor Kepolresta Palembang.
Data siswa yang dikirimkan tersebut, rupanya dimanfaatkan pelaku menghubungi orangtua murid. Pelaku meminta uang orangtua murid agar mentrasfer uang sejumlah Rp1,5 juta, sebagai biaya administrasi beasiswa tersebut.
Bahkan, pelaku juga meminta orangtua murid mengirimkan nomor rekening yang akan digunakan sebagai alat transfer beasiswa.
"Kami baru mengetahui setelah ada salah satu orangtua murid menghubungi saya. Saat itulah saya langsung menghubungi seluruh orangtua agar tidak tertipu. Ternyata ada tiga orangtua murid yang sudah menjadi korban," terangnya.
Dengan adanya kejadian itu, Ali mengaku merasa kecolongan. "Memang biasa mengirim data lewat email. Tapi kali ini justru dimanfaatkan pelaku penipuan untuk beraksi. Jelas ini kecolongan," tuturnya.
Sementara itu, Ni Ketut Suandri (48), wali murid kelas III SMP Karya Ibu Palembang, harus menelan pil pahit setelah mengalami kerugian hingga Rp10 juta, usai menjadi korban penipuan yang bermodus beasiswa itu.
"Saya percaya itu, karena seminggu yang lalu anak saya disuruh untuk mengumpulkan data-data, karena menjadi siswa prestasi dan si penelepon itu mengaku sebagai kepala sekolah anak saya. Mau dapat uang, malah seperti ini," kata warga Jalan Ponorogo I, Lorong Mawar III, Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Sukarami ini.
Kasat Reskrim Polresta Palembang, Kompol Maruly Pardede mengatakan, pihaknya sudah menerima laporan dari korban, selanjutan akan segera ditindak lanjuti.
"Laporan dari korban sudah kita terima, akan segera kita proses," tegas Maruly.
Kepala SMP Karya Ibu Palembang M Ali membenarkan adanya aksi penipuan yang mencatut namanya tersebut.
Menurutnya, penipuan yang menyebabkan wali murid mengalami kerugian puluhan juta itu bermula saat pihaknya mendapatkan pesan elektronik (email) dari pelaku yang mengaku dari Kementerian Pendidikan.
Saat itu, pelaku meminta agar pihak sekolah mengirimkan data siswa, termasuk peringkat dan nomor telepon siswa yang ada di sekolah tersebut.
Alasannya yakni, untuk memilih siswa berprestasi yang akan mendapatkan beasiswa berupa uang sejumlah Rp5,7 juta.
"Alamat emailnya mengatasnamakan Kementrian Pendidikan. Karena percaya, makanya kami kirimkan data tersebut," ujar Ali, saat menemani orangtua murid melapor Kepolresta Palembang.
Data siswa yang dikirimkan tersebut, rupanya dimanfaatkan pelaku menghubungi orangtua murid. Pelaku meminta uang orangtua murid agar mentrasfer uang sejumlah Rp1,5 juta, sebagai biaya administrasi beasiswa tersebut.
Bahkan, pelaku juga meminta orangtua murid mengirimkan nomor rekening yang akan digunakan sebagai alat transfer beasiswa.
"Kami baru mengetahui setelah ada salah satu orangtua murid menghubungi saya. Saat itulah saya langsung menghubungi seluruh orangtua agar tidak tertipu. Ternyata ada tiga orangtua murid yang sudah menjadi korban," terangnya.
Dengan adanya kejadian itu, Ali mengaku merasa kecolongan. "Memang biasa mengirim data lewat email. Tapi kali ini justru dimanfaatkan pelaku penipuan untuk beraksi. Jelas ini kecolongan," tuturnya.
Sementara itu, Ni Ketut Suandri (48), wali murid kelas III SMP Karya Ibu Palembang, harus menelan pil pahit setelah mengalami kerugian hingga Rp10 juta, usai menjadi korban penipuan yang bermodus beasiswa itu.
"Saya percaya itu, karena seminggu yang lalu anak saya disuruh untuk mengumpulkan data-data, karena menjadi siswa prestasi dan si penelepon itu mengaku sebagai kepala sekolah anak saya. Mau dapat uang, malah seperti ini," kata warga Jalan Ponorogo I, Lorong Mawar III, Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Sukarami ini.
Kasat Reskrim Polresta Palembang, Kompol Maruly Pardede mengatakan, pihaknya sudah menerima laporan dari korban, selanjutan akan segera ditindak lanjuti.
"Laporan dari korban sudah kita terima, akan segera kita proses," tegas Maruly.
(nag)