TNI AL Temukan Terpedo Aktif di Laut Bintan Kepri
A
A
A
TANJUNG PINANG - TNI AL mengamankan benda diduga mirip terpedo di laut Bintan, Propinsi Kepulauan Riau (Kepri). Dugaan sementara, benda itu masih aktif dan bisa membahayakan jiwa.
"Kita belum bisa memastikan apakah itu terpedo peninggalan Perang Dunia atau juga itu alat pendeteksi bawah laut. Nelayan sekitar ikut membantu mengevakusi benda itu dari perairan Bintan,"ucap Komandan Lantamal IV Tanjungpinang, Laksamana Pertama TNI S. Irawan, Selasa (7/1/2017).
Dia menjelaskan, benda seperti torpedo memiliki panjang sekitar 2 meter dengan berat mencapai 300 kilogram. Saat ditemukan, kondisi berkarat. Namun, hasil pemeriksaan masih aktif dan sangat berbahaya apabila meledak.
Benda seperti rudal itu kini disimpan di Pos Angkatan Laut (Posal) Berakit. Untuk mengantisipasi hal yang tak diinginkan, warga diminta tidak mendekati benda berbahaya tersebut. Terkait penemuan benda berbahaya itu, pihak Lantamal V akan melakukan kordinasi dengan Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Laut (Dislitbangal) di Jakarta.
Setelah dilakukan penelitian, nantinya baru diketahui berasal dari mana benda tersebut. "Belum diketahui dari negara mana benda itu berasal, karena harus ada hasil penelitian terlebih dahulu. Kepada anggota, saya perintahkan untuk menjaga benda itu agar tidak ada masyarakat yang mendekat,"timpalnya.
"Kita belum bisa memastikan apakah itu terpedo peninggalan Perang Dunia atau juga itu alat pendeteksi bawah laut. Nelayan sekitar ikut membantu mengevakusi benda itu dari perairan Bintan,"ucap Komandan Lantamal IV Tanjungpinang, Laksamana Pertama TNI S. Irawan, Selasa (7/1/2017).
Dia menjelaskan, benda seperti torpedo memiliki panjang sekitar 2 meter dengan berat mencapai 300 kilogram. Saat ditemukan, kondisi berkarat. Namun, hasil pemeriksaan masih aktif dan sangat berbahaya apabila meledak.
Benda seperti rudal itu kini disimpan di Pos Angkatan Laut (Posal) Berakit. Untuk mengantisipasi hal yang tak diinginkan, warga diminta tidak mendekati benda berbahaya tersebut. Terkait penemuan benda berbahaya itu, pihak Lantamal V akan melakukan kordinasi dengan Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Laut (Dislitbangal) di Jakarta.
Setelah dilakukan penelitian, nantinya baru diketahui berasal dari mana benda tersebut. "Belum diketahui dari negara mana benda itu berasal, karena harus ada hasil penelitian terlebih dahulu. Kepada anggota, saya perintahkan untuk menjaga benda itu agar tidak ada masyarakat yang mendekat,"timpalnya.
(pur)