Sungai Blukar Meluap, Puluhan Rumah Warga Terendam
A
A
A
KENDAL - Banjir bandang melanda Desa Sojomerto, Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal. Sedikitnya 31 rumah diterjang banjir akibat luapan Sungai Blukar.
Kepala Desa Sojomerto Ahmad Mawardi mengatakan, selain menerjang 31 rumah warga, banjir juga menyerang 11 hektare lahan pertanian berupa padi dan jagung.
Selain itu, sebanyak 21 rumah di tiga dusun, yakni Klantung, Karanggantung, dan Karanganyar dalam kondisi kritis karena posisi berada di tepi sungai.
Menurut dia, saat banjir bandang, air bercampur lumpur dengan arus yang cukup deras. Kondisi itu menyebabkan akses jalan menuju Klantung dan Karanggantung tidak bisa dilalui.
"Ketinggian air mencapai 70 sentimeter. Airnya bercampur lumpur," katanya kemarin.
Khumaedi (40), warga RT 6 RW 5 Desa Sojomerto, mengatakan bahwa rumahnya termasuk mengalami rusak parah akibat terjangan banjir.
"Jarak tepi sungai dengan rumah saya sudah sangat dekat, kurang dari satu meter. Jika tidak ada penanganan, saya khawatir rumah saya lama-lama longsor terseret arus air,'' paparnya.
Sementara Camat Gemuh M Fatoni, mengatakan, pihaknya berkoordinasi Dinas PSDA Jateng supaya melaksanakan normalisasi Sungai Blukar, khususnya di Desa Sojomerto.
Sebab, daerah aliran sungai tersebut, tidak jelas dan sudah melenceng dari aslinya karena pendangkalan di sejumlah tempat, sehingga harus dikembalikan ke aliran aslinya.
"Kami sudah mengusulkan supaya ada pengerukan endapan lumpur di Sungai Blukar. Menurut rencana pengerukan dilaksanakan saat musim kemarau. Hal itu agar normalisasi maksimal dan tidak terganggu hujan," pungkasnya.
Kepala Desa Sojomerto Ahmad Mawardi mengatakan, selain menerjang 31 rumah warga, banjir juga menyerang 11 hektare lahan pertanian berupa padi dan jagung.
Selain itu, sebanyak 21 rumah di tiga dusun, yakni Klantung, Karanggantung, dan Karanganyar dalam kondisi kritis karena posisi berada di tepi sungai.
Menurut dia, saat banjir bandang, air bercampur lumpur dengan arus yang cukup deras. Kondisi itu menyebabkan akses jalan menuju Klantung dan Karanggantung tidak bisa dilalui.
"Ketinggian air mencapai 70 sentimeter. Airnya bercampur lumpur," katanya kemarin.
Khumaedi (40), warga RT 6 RW 5 Desa Sojomerto, mengatakan bahwa rumahnya termasuk mengalami rusak parah akibat terjangan banjir.
"Jarak tepi sungai dengan rumah saya sudah sangat dekat, kurang dari satu meter. Jika tidak ada penanganan, saya khawatir rumah saya lama-lama longsor terseret arus air,'' paparnya.
Sementara Camat Gemuh M Fatoni, mengatakan, pihaknya berkoordinasi Dinas PSDA Jateng supaya melaksanakan normalisasi Sungai Blukar, khususnya di Desa Sojomerto.
Sebab, daerah aliran sungai tersebut, tidak jelas dan sudah melenceng dari aslinya karena pendangkalan di sejumlah tempat, sehingga harus dikembalikan ke aliran aslinya.
"Kami sudah mengusulkan supaya ada pengerukan endapan lumpur di Sungai Blukar. Menurut rencana pengerukan dilaksanakan saat musim kemarau. Hal itu agar normalisasi maksimal dan tidak terganggu hujan," pungkasnya.
(nag)