Demo Tolak Kenaikan BBM, Mahasiswa Solo Bakar Ban
A
A
A
SOLO - Aksi demonstrasi yang digelar ratusan mahasiswa di depan Balai Kota Solo berlangsung panas, Senin (9/1/2017) siang. Aksi dorong antara mahasiswa dan Polisi terjadi ketika ban bekas dibakar peserta aksi.
Demo tersebut dimulai sekitar pukul 10.15 WIB di Bundaran Gladak, Jalan Slamet Riyadi. Setelah puas berorasi, mereka longmarch menuju Balai Kota Solo yang berjarak sekitar 200 meter.
Secara bergantian, mereka kembali berorasi di depan pintu gerbang balai kota. Suasana mulai panas ketika mahasiswa mengeluarkan ban bekas dan membakarnya. Aksi langsung direspon Polisi dengan meminta agar kobaran api dipadamkan.
Setelah berulang kali permintaan tak digubris, Polisi Dalmas diturunkan dengan membawa peralatan pemadaman api. Upaya dihalangi para mahasiswa dengan membuat barikade.
Setelah saling dorong, barikade berhasil dilewati dan kobaran api dari ban bekas berhasil dipadamkan. Adu mulut giliran terjadi ketika mahasiswa bermaksud menutup pintu gerbang balai kota.
Polisi akhirnya mengalah dan membiarkan mahasiswa menutup dan menyegel gerbang dengan spanduk.
Mereka lalu membacakan sejumlah tuntutan. Yakni meminta pemerintah mencabut kenaikan bahan bakar minyak (BBM), listrik dan tarif penertiban STNK/BPKB.
Yang kedua menuntut pemerintah membatalkan kenaikan BBM non subsidi yang memicu kenaikan harga. Menuntut pemerintah mengembalikan subsidi listrik.
"Kami juga menuntut pemerintah bersikap tegas dan berhenti lempar tangan terhadap kebijakan yang menyangkut hajat dan kesejahteraan rakyat Indonesia," tandas Okta Nama Putra, koordinator umum aksi.
Kapolresta Solo Kombes Pol Ahmad Lutfi menyayangkan aksi bakar ban yang dilakukan mahasiswa.
"Boleh menyampaikan aspirasi, namun harus tetap tertib. Tidak perlu membakar ban, tadi kami hanya mengawal dan mematikan api saja," pungkasnya.
Demo tersebut dimulai sekitar pukul 10.15 WIB di Bundaran Gladak, Jalan Slamet Riyadi. Setelah puas berorasi, mereka longmarch menuju Balai Kota Solo yang berjarak sekitar 200 meter.
Secara bergantian, mereka kembali berorasi di depan pintu gerbang balai kota. Suasana mulai panas ketika mahasiswa mengeluarkan ban bekas dan membakarnya. Aksi langsung direspon Polisi dengan meminta agar kobaran api dipadamkan.
Setelah berulang kali permintaan tak digubris, Polisi Dalmas diturunkan dengan membawa peralatan pemadaman api. Upaya dihalangi para mahasiswa dengan membuat barikade.
Setelah saling dorong, barikade berhasil dilewati dan kobaran api dari ban bekas berhasil dipadamkan. Adu mulut giliran terjadi ketika mahasiswa bermaksud menutup pintu gerbang balai kota.
Polisi akhirnya mengalah dan membiarkan mahasiswa menutup dan menyegel gerbang dengan spanduk.
Mereka lalu membacakan sejumlah tuntutan. Yakni meminta pemerintah mencabut kenaikan bahan bakar minyak (BBM), listrik dan tarif penertiban STNK/BPKB.
Yang kedua menuntut pemerintah membatalkan kenaikan BBM non subsidi yang memicu kenaikan harga. Menuntut pemerintah mengembalikan subsidi listrik.
"Kami juga menuntut pemerintah bersikap tegas dan berhenti lempar tangan terhadap kebijakan yang menyangkut hajat dan kesejahteraan rakyat Indonesia," tandas Okta Nama Putra, koordinator umum aksi.
Kapolresta Solo Kombes Pol Ahmad Lutfi menyayangkan aksi bakar ban yang dilakukan mahasiswa.
"Boleh menyampaikan aspirasi, namun harus tetap tertib. Tidak perlu membakar ban, tadi kami hanya mengawal dan mematikan api saja," pungkasnya.
(nag)