Dampak Perbaikan Cisomang, Arteri Purwakarta-Bandung Ditempuh Lebih 11 Jam
A
A
A
PURWAKARTA - Arus lalu lintas di Jalur Arteri Purwakarta-Bandung kembali macet total. Padahal sebelumnya hampir tiga hari lalu lintas di jalur tersebut lancar. Kemacetan terjadi sejak Selasa malam 3 Januari dan hingga Rabu sore (4/1/2017) kendaraan masih terlihat mengular, baik dari arah Jakarta-Bandung maupun sebaliknya.
Menurut sejumlah pengemudi truk untuk menempuh jarak 15 kilometer saja mereka harus menghabiskan waktu hampir 11 jam.
Kemacetan terjadi seiring beroperasi kembali kendaraan besar, seperti truk dan bus sejak Selasa 3 Januari 2017. Kendaraan non golongan I itu dialihkan ke jalur arteri menghindari perbaikan Jembatan Cisomang di Km 100+700 yang mengalami pergeseran dan keretakan.
Dari pantauan di lapangan, kendaraan yang terjebak macet mengular sejauh puluhan kilometer dari Cikampek, Cikopo-Sadang, Bungursari. Begitu juga dari Sadang hingga Ciganea menuju perbatasan Purwakarta-Bandung Barat.
"Bayangkan, sejak tadi siang saya terjebak di Sadang, sekarang saya baru sampai di Jalan Veteran Pospol Kebon Jahe. Parah sekali," kata Abdul (39) salah seorang pengemudi truk yang terjebak macet, saat ditemui KORAN SINDO.
Selain waktu perjalanan, sejumlah pengendara juga mengeluhkan harus mengeluarkan biaya yang besar saat berada di lokasi macet. Selain bahan bakar, juga biaya lainnya seperti makan dan minum. Yang paling beresiko adalah truk bermuatan sayuran, ikan dan muatan ternak, seperti ayam dan sapi.
"Selain akan menimbulkan kerugian terhadap perusahaan, kami juga sopir akan mendapat teguran. Bingung jadinya," timpal Abdul.
Selain pengendara, kemacetan parah di jalur arteri ini juga menyebabkan aktivitas warga Purwakarta lumpuh, terutama warga yang tinggal di Kecamatan Sukatani, Plered, Tegalwaru, Maniis dan Darangdan. Apalagi saat mereka mengetahui jika kondisi ini bakal terjadi selama tiga bulan kedepan.
"Baru dua minggu saja sudah menyiksa, apalagi tiga bulan. Pemerintah harus segera menemukan solusi, jika tidak warga Purwakarta bisa protes ke pihak Tol Cipularang. Karena mengalihkan kendaraan dari tol ke jalur arteri," ujar Didi Mahnida (42) salah seorang warga Kecamatan Plered.
Didi yang merupakan salah seorang karyawan di sebuah perusahaan tekstil ini biasanya berangkat menggunakan bus jembutan karyawan, tapi setelah jalur arteri Purwakarta-Bandung kembali macet total dirinya dan teman-temannya terpaksa menggunakan motor setiap berangkat dan pulang kerja.
"Pake motor aja, kita hanya bisa menggunakan jalur kiri (trotoar). Dari Plered menuju Ciganea yang biasanya bisa ditempuh dengan motor paling lama 20 menit, sekarang harus ditempuh lebih dari satu jam. Apalagi kalau pake mobil," jelas Didi.
Hingga berita ini diturunkan belum mendapat tanggapan resmi dari Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Purwakarta. Hanya saja sejumlah anggotanya terlihat sibuk disiagakan di beberapa titik, terutama di jalur-jalur rawan kecelakaan, seperti dari Ciganea menuju Dararangdan perbatasan Bandung Barat. Jalur tersebut terjal dan berkelok-kelok.
Menurut sejumlah pengemudi truk untuk menempuh jarak 15 kilometer saja mereka harus menghabiskan waktu hampir 11 jam.
Kemacetan terjadi seiring beroperasi kembali kendaraan besar, seperti truk dan bus sejak Selasa 3 Januari 2017. Kendaraan non golongan I itu dialihkan ke jalur arteri menghindari perbaikan Jembatan Cisomang di Km 100+700 yang mengalami pergeseran dan keretakan.
Dari pantauan di lapangan, kendaraan yang terjebak macet mengular sejauh puluhan kilometer dari Cikampek, Cikopo-Sadang, Bungursari. Begitu juga dari Sadang hingga Ciganea menuju perbatasan Purwakarta-Bandung Barat.
"Bayangkan, sejak tadi siang saya terjebak di Sadang, sekarang saya baru sampai di Jalan Veteran Pospol Kebon Jahe. Parah sekali," kata Abdul (39) salah seorang pengemudi truk yang terjebak macet, saat ditemui KORAN SINDO.
Selain waktu perjalanan, sejumlah pengendara juga mengeluhkan harus mengeluarkan biaya yang besar saat berada di lokasi macet. Selain bahan bakar, juga biaya lainnya seperti makan dan minum. Yang paling beresiko adalah truk bermuatan sayuran, ikan dan muatan ternak, seperti ayam dan sapi.
"Selain akan menimbulkan kerugian terhadap perusahaan, kami juga sopir akan mendapat teguran. Bingung jadinya," timpal Abdul.
Selain pengendara, kemacetan parah di jalur arteri ini juga menyebabkan aktivitas warga Purwakarta lumpuh, terutama warga yang tinggal di Kecamatan Sukatani, Plered, Tegalwaru, Maniis dan Darangdan. Apalagi saat mereka mengetahui jika kondisi ini bakal terjadi selama tiga bulan kedepan.
"Baru dua minggu saja sudah menyiksa, apalagi tiga bulan. Pemerintah harus segera menemukan solusi, jika tidak warga Purwakarta bisa protes ke pihak Tol Cipularang. Karena mengalihkan kendaraan dari tol ke jalur arteri," ujar Didi Mahnida (42) salah seorang warga Kecamatan Plered.
Didi yang merupakan salah seorang karyawan di sebuah perusahaan tekstil ini biasanya berangkat menggunakan bus jembutan karyawan, tapi setelah jalur arteri Purwakarta-Bandung kembali macet total dirinya dan teman-temannya terpaksa menggunakan motor setiap berangkat dan pulang kerja.
"Pake motor aja, kita hanya bisa menggunakan jalur kiri (trotoar). Dari Plered menuju Ciganea yang biasanya bisa ditempuh dengan motor paling lama 20 menit, sekarang harus ditempuh lebih dari satu jam. Apalagi kalau pake mobil," jelas Didi.
Hingga berita ini diturunkan belum mendapat tanggapan resmi dari Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Purwakarta. Hanya saja sejumlah anggotanya terlihat sibuk disiagakan di beberapa titik, terutama di jalur-jalur rawan kecelakaan, seperti dari Ciganea menuju Dararangdan perbatasan Bandung Barat. Jalur tersebut terjal dan berkelok-kelok.
(sms)