Penanganan Darurat Pascabanjir Bima Terus Dilakukan
A
A
A
JAKARTA - Penanganan darurat pascabanjir besar di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) terus dilakukan oleh pemerintah dan unsur lainnya. Tanggap darurat masih ditetapkan oleh wali kota Bima hingga 5 Januari 2017.
"Aktivitas masyarakat sudah kembali normal. Penanganan pengungsi semakin membaik. Layanan listrik di Kota Bima sudah 99,5 persen menyala, 11 dari 12 gardu listrik yang mati sudah berhasil dinyalakan oleh PLN. Hanya satu gardu di Kapanta Kelurahan Nungga Kecamatan Rasanae yang belum menyala karena longsor," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam rilisnya, Rabu (28/12/2016).
Menurut Sutopo, layanan kesehatan juga sudah membaik. RSU PKU Muhammadiyah dan RS di STIKES sudah bisa beroperasi kembali. TNI menambah pelayanan kesehatan dengan membangun rumah sakit lapangan di Conventional Hall di Kota Bima.
Rumah sakit lapangan ini didukung 80 petugas medis dan 205 personel serbaguna. Sejak kemarin, RS lapangan ini sudah melayani warga yang berobat sebanyak 80. Mereka sakit diare dan kulit/gatal. RS lapangan ini juga menyediakan fasilitas untuk rawap inap.
"Jalan-jalan protokol sudah bersih dari genangan dan lumpur. Saat ini 650 personel dari TNI, Polri, dan relawan masih terus membersihkan lumpur dan lingkungan," ujarnya.
Pembersihan sekolah juga sudah mencapai 50 persen. Ditargetkan pada tanggal 3 Januari 2017 semua sekolah sudah siap untuk digunakan kegiatan belajar mengajar. Untuk mempercepatnya, sebagian petugas dan peralatan dialokasikan untuk membantu pembersihan sekolah.
"Jumlah pengungsi sudah menurun menjadi 6.900 jiwa yang tersebar di 33 titik. Sebagian sudah pulang ke rumah masing-masing. Untuk melayani pengungsi dapur umum sudah bertambah menjadi 17 titik dengan kapasitas masak 21.700 bungkus per hari," jelasnya.
"Aktivitas masyarakat sudah kembali normal. Penanganan pengungsi semakin membaik. Layanan listrik di Kota Bima sudah 99,5 persen menyala, 11 dari 12 gardu listrik yang mati sudah berhasil dinyalakan oleh PLN. Hanya satu gardu di Kapanta Kelurahan Nungga Kecamatan Rasanae yang belum menyala karena longsor," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam rilisnya, Rabu (28/12/2016).
Menurut Sutopo, layanan kesehatan juga sudah membaik. RSU PKU Muhammadiyah dan RS di STIKES sudah bisa beroperasi kembali. TNI menambah pelayanan kesehatan dengan membangun rumah sakit lapangan di Conventional Hall di Kota Bima.
Rumah sakit lapangan ini didukung 80 petugas medis dan 205 personel serbaguna. Sejak kemarin, RS lapangan ini sudah melayani warga yang berobat sebanyak 80. Mereka sakit diare dan kulit/gatal. RS lapangan ini juga menyediakan fasilitas untuk rawap inap.
"Jalan-jalan protokol sudah bersih dari genangan dan lumpur. Saat ini 650 personel dari TNI, Polri, dan relawan masih terus membersihkan lumpur dan lingkungan," ujarnya.
Pembersihan sekolah juga sudah mencapai 50 persen. Ditargetkan pada tanggal 3 Januari 2017 semua sekolah sudah siap untuk digunakan kegiatan belajar mengajar. Untuk mempercepatnya, sebagian petugas dan peralatan dialokasikan untuk membantu pembersihan sekolah.
"Jumlah pengungsi sudah menurun menjadi 6.900 jiwa yang tersebar di 33 titik. Sebagian sudah pulang ke rumah masing-masing. Untuk melayani pengungsi dapur umum sudah bertambah menjadi 17 titik dengan kapasitas masak 21.700 bungkus per hari," jelasnya.
(zik)