Satu Keluarga di Tasikmalaya Ditangkap Densus 88
A
A
A
TASIKMALAYA - Satu keluarga yakni Tutin Sugiarti (37), suaminya Hendra Gunawan (39) serta anaknya Abza Algifari Putra (11) yang tinggal di kontrakan Kp Padasuka Rt 03 Rw 05 Kelurahan Sukamajukaler, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya, ditangkap Densus 88 Mabes Polri, Kamis pagi (15/12/2016). Pasalnya, kuat dugaan mereka terkait terduga teroris Dian Novi Yuliani yang diamankan di Bekasi beberapa hari lalu.
Menurut keterangan Ketua Rt 03 Aan Suryana, keluarga tersebut telah mengontrak di wilayahnya selama kurang lebih 2,5 tahun karena sang suaminya Hendra bekerja di pabrik pengolahan kayu BKL yang tidak jauh dari sana.
Meski berpindah-pindah tempat kontrakan, namun selalu tidak jauh dari daerah tersebut dan kini menempati kontrakan milik Didi Cahyadi (45) seorang kepala sekolah.
"Suaminya sempat bekerja di BKL namun pada bulan Juli 2016 keluar entah saya sendiri juga kurang tahu, tapi memang sehari-harinya selalu pindah kontrakan meski masih di daerah yang sama atau tidak jauh dari kampung ini. Kami sendiri tidak menaruh curiga, karena kehidupannya berjalan seperti biasanya saja," ungkap Aan.
Tutin, kata dia, sehari-hari bekerja dengan menjual jasa terapi bekam sekaligus menjual obat-obatan herbal. Keganjilan baru dirasakan warga sekitar tahun 2015 lalu, dimana Tutin berubah jadi mengenakan hijab tertutup cadar dan kalau berbicara tentang keagamaan selalu ada yang aneh.
"Setelah itu memang ada rasa curiga juga, apalagi memang keluarga tersebut jarang bergaul. Seperlunya saja kadang kalau berbincang dengan warga disini juga, saya sendiri kurang tahu aslinya keluarga itu darimana. Tapi yang jelas kaget saja ketika ternyata ditangkap Densus 88 karena diduga terkait jaringan teroris," kata Aan.
Sementara itu, meski belum bisa memberikan keterangan lebih jauh, Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Arif Fajarudin membenarkan adanya penangkapan terduga teroris tersebut. "Iya memang benar, Densus 88 yang melakukan penangkapan dan kami membantu mengamankan wilayah," ujar Arif.SaveSave
Menurut keterangan Ketua Rt 03 Aan Suryana, keluarga tersebut telah mengontrak di wilayahnya selama kurang lebih 2,5 tahun karena sang suaminya Hendra bekerja di pabrik pengolahan kayu BKL yang tidak jauh dari sana.
Meski berpindah-pindah tempat kontrakan, namun selalu tidak jauh dari daerah tersebut dan kini menempati kontrakan milik Didi Cahyadi (45) seorang kepala sekolah.
"Suaminya sempat bekerja di BKL namun pada bulan Juli 2016 keluar entah saya sendiri juga kurang tahu, tapi memang sehari-harinya selalu pindah kontrakan meski masih di daerah yang sama atau tidak jauh dari kampung ini. Kami sendiri tidak menaruh curiga, karena kehidupannya berjalan seperti biasanya saja," ungkap Aan.
Tutin, kata dia, sehari-hari bekerja dengan menjual jasa terapi bekam sekaligus menjual obat-obatan herbal. Keganjilan baru dirasakan warga sekitar tahun 2015 lalu, dimana Tutin berubah jadi mengenakan hijab tertutup cadar dan kalau berbicara tentang keagamaan selalu ada yang aneh.
"Setelah itu memang ada rasa curiga juga, apalagi memang keluarga tersebut jarang bergaul. Seperlunya saja kadang kalau berbincang dengan warga disini juga, saya sendiri kurang tahu aslinya keluarga itu darimana. Tapi yang jelas kaget saja ketika ternyata ditangkap Densus 88 karena diduga terkait jaringan teroris," kata Aan.
Sementara itu, meski belum bisa memberikan keterangan lebih jauh, Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Arif Fajarudin membenarkan adanya penangkapan terduga teroris tersebut. "Iya memang benar, Densus 88 yang melakukan penangkapan dan kami membantu mengamankan wilayah," ujar Arif.SaveSave
(sms)