Khairani dan Keluarga Sempat Terjebak Reruntuhan Rumah
A
A
A
MEUREUDU - Khairani Miskya (5) masih terlelap saat gempa berkekuatan 6,4 Skala Richter (SR) mengguncang pada Rabu (7/12/2016) pukul 05.03 WIB. Ia bersama dua saudara dan orangtuanya terjebak di antara reruntuhan rumah di Gampong Blang Baroh, Kecamatan Bandar Dua, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh.
Saat itu, Khairani tidur bersama sang kakak, Anjali (8), di kamar belakang. Sementara, orangtua kedua bocah itu, Teungku Mahdi (34) dan Zubaidah (25), tidur bersama si mungil Nafisatul yang berusia 11 bulan, di bilik lain.
Mereka tertimpa reruntuhan tanpa bisa menyelamatkan diri. Warga yang sadar rumah Teungku Mahdi roboh langsung berlarian memindahkan pecahan material dinding rumah.
"Saya peluk Nafisatul, alhamdulillah dia tidak luka apa-apa," cerita Zubaidah di posko pengungsian, Dusun Baroh, Gampong Baroh, Kecamatan Bandar Baru, Pidie Jaya, Sabtu (10/12/2016).
Dari kamar lain, Khairani berteriak histeris saat sadar tak bisa bergerak, terjebak reruntuhan. Di antara seluruh keluarganya, balita itu paling terakhir diselamatkan. Keberadaannya saat itu paling sulit ditemukan.
Neneknya sempat panik setelah tahu Khairani masih terjebak di reruntuhan. Warga kemudian bergotong royong menyelamatkan balita tersebut. Ia tak bisa bergerak sama sekali di balik reruntuhan.
Setelah bebas dari material bangunan, Khairani langsung dibawa oleh keluarganya ke RSUD Chik Di Tiro, Sigli, Kabupaten Pidie. Ia mengalami retak pada tulang bagian pinggang.
Saat itu, Khairani tidur bersama sang kakak, Anjali (8), di kamar belakang. Sementara, orangtua kedua bocah itu, Teungku Mahdi (34) dan Zubaidah (25), tidur bersama si mungil Nafisatul yang berusia 11 bulan, di bilik lain.
Mereka tertimpa reruntuhan tanpa bisa menyelamatkan diri. Warga yang sadar rumah Teungku Mahdi roboh langsung berlarian memindahkan pecahan material dinding rumah.
"Saya peluk Nafisatul, alhamdulillah dia tidak luka apa-apa," cerita Zubaidah di posko pengungsian, Dusun Baroh, Gampong Baroh, Kecamatan Bandar Baru, Pidie Jaya, Sabtu (10/12/2016).
Dari kamar lain, Khairani berteriak histeris saat sadar tak bisa bergerak, terjebak reruntuhan. Di antara seluruh keluarganya, balita itu paling terakhir diselamatkan. Keberadaannya saat itu paling sulit ditemukan.
Neneknya sempat panik setelah tahu Khairani masih terjebak di reruntuhan. Warga kemudian bergotong royong menyelamatkan balita tersebut. Ia tak bisa bergerak sama sekali di balik reruntuhan.
Setelah bebas dari material bangunan, Khairani langsung dibawa oleh keluarganya ke RSUD Chik Di Tiro, Sigli, Kabupaten Pidie. Ia mengalami retak pada tulang bagian pinggang.
(zik)