Diprotes Ormas Islam, UKDW Yogya Turunkan Baliho Model Berhijab

Diprotes Ormas Islam, UKDW Yogya Turunkan Baliho Model Berhijab
A
A
A
YOGYAKARTA - Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta mendapat protes dari ormas Islam karena memasang baliho penerimaan mahasiswa baru menampilkan model berhijab.
Pihak kampus menerima protes tersebut dan menurunkan baliho yang sudah terpasang dibeberapa titik.
"Ada yang keberatan, kami terima dengan baik-baik, dan kami turunkan sesuai keinginan dari organisasi keagamaan," kata Rektor UKDW Yogyakarta, Henry Feriadi dalam keterangan pers, Kamis (8/12/2016).
Pihak kampus mengakui bahwa model dalam bahilo seorang perempuan yang mengenakan kerudung merupakan mahasiswinya. Pihaknya menepis tudingan model berhijab itu untuk menarik masuk menjadi mahasiwi UKDW dari kalangan orang Islam.
"Mahasiswa kami ada 3.800 an orang. Umat Islam sendiri ada sekitar 7%nya. Jadi yang menjadi model itu memang mahasiswi kami," katanya.
Dia mengaku ada mata kuliah keagaman di kampus tersebut. Namun, bagi mahasiswa yang beragama Islam masuk pada kelas sendiri, tidak bersama mahasiswa lain yang beragama Kristen.
"Pemeluk agama non Kristen dijadikan satu dengan pemeluk agama lain. Seperti agama Islam, Hindu dan lainnya diberikan waktu kuliah agama untuk saling berbagi. Mereka sharing tentang agama yang dipeluk oleh masing-masing mahasiswa," katanya.
UKDW Yogyakarta, kata dia, didirikan untuk pendidikan bagi anak bangsa dengan segala keberagaman suku, agama, dan latar belakang budaya. Civitas akademika tetap menjunjung tinggi agama yang dipercayai oleh masing-masing mahasiswa.
Dia meminta kepada semua pihak untuk saling menghormati, terutama untuk kerukunan masyarakat di Yogyakarta. Pihak kampus mendukung terciptanya Yogyakarta yang damai dan toleran dalam keberagaman.
"Kami mendukung sepenuhnya penciptaan rasa damai, saling mengerti dan mengedepankan dialog," katanya.
Kasus ini bermula pada Rabu, 7 Desember 2016, perwakilan dari Forum Umat Islam Yogyakarta meminta universitas untuk menurunkan baliho di kampus yang memuat model berhijab. Keinginan itu dituruti pihak kampus yang notabene memiliki nama salah satu agama di negeri ini.
Koordinator Angkatan Muda FUI Yogyakarta, M Fuad Andreago memang meminta lembaga pendidikan non muslim tidak menggunakan model berhijab. Sebab, itu merupakan salah satu lambang atau simbol umat Islam.
"Label Universita Kristen, kenapa menggunakan model berhijab, itu kan tidak benar," katanya dikonfirmasi terpisah.
Pihaknya juga meminta pada universitas lain yang memang memiliki nama agama tertentu, selain muslim supaya tidak memasang model orang Islam. Sebab, model tersebut merupakan simbol agam Islam.
Pihak kampus menerima protes tersebut dan menurunkan baliho yang sudah terpasang dibeberapa titik.
"Ada yang keberatan, kami terima dengan baik-baik, dan kami turunkan sesuai keinginan dari organisasi keagamaan," kata Rektor UKDW Yogyakarta, Henry Feriadi dalam keterangan pers, Kamis (8/12/2016).
Pihak kampus mengakui bahwa model dalam bahilo seorang perempuan yang mengenakan kerudung merupakan mahasiswinya. Pihaknya menepis tudingan model berhijab itu untuk menarik masuk menjadi mahasiwi UKDW dari kalangan orang Islam.
"Mahasiswa kami ada 3.800 an orang. Umat Islam sendiri ada sekitar 7%nya. Jadi yang menjadi model itu memang mahasiswi kami," katanya.
Dia mengaku ada mata kuliah keagaman di kampus tersebut. Namun, bagi mahasiswa yang beragama Islam masuk pada kelas sendiri, tidak bersama mahasiswa lain yang beragama Kristen.
"Pemeluk agama non Kristen dijadikan satu dengan pemeluk agama lain. Seperti agama Islam, Hindu dan lainnya diberikan waktu kuliah agama untuk saling berbagi. Mereka sharing tentang agama yang dipeluk oleh masing-masing mahasiswa," katanya.
UKDW Yogyakarta, kata dia, didirikan untuk pendidikan bagi anak bangsa dengan segala keberagaman suku, agama, dan latar belakang budaya. Civitas akademika tetap menjunjung tinggi agama yang dipercayai oleh masing-masing mahasiswa.
Dia meminta kepada semua pihak untuk saling menghormati, terutama untuk kerukunan masyarakat di Yogyakarta. Pihak kampus mendukung terciptanya Yogyakarta yang damai dan toleran dalam keberagaman.
"Kami mendukung sepenuhnya penciptaan rasa damai, saling mengerti dan mengedepankan dialog," katanya.
Kasus ini bermula pada Rabu, 7 Desember 2016, perwakilan dari Forum Umat Islam Yogyakarta meminta universitas untuk menurunkan baliho di kampus yang memuat model berhijab. Keinginan itu dituruti pihak kampus yang notabene memiliki nama salah satu agama di negeri ini.
Koordinator Angkatan Muda FUI Yogyakarta, M Fuad Andreago memang meminta lembaga pendidikan non muslim tidak menggunakan model berhijab. Sebab, itu merupakan salah satu lambang atau simbol umat Islam.
"Label Universita Kristen, kenapa menggunakan model berhijab, itu kan tidak benar," katanya dikonfirmasi terpisah.
Pihaknya juga meminta pada universitas lain yang memang memiliki nama agama tertentu, selain muslim supaya tidak memasang model orang Islam. Sebab, model tersebut merupakan simbol agam Islam.
(nag)