Antisipasi Demo 2 Desember, 4.000 Aparat Gabungan Jaga Kota Semarang
A
A
A
SEMARANG - Kota Semarang akan dijaga lebih dari 4.000 aparat gabungan sebagai antisipasi demonstrasi yang digelar Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) pada 2 Desember 2016. Kemungkinan demo juga akan digelar di Semarang.
"Dimungkinkan aksi demonstrasi jilid III soal penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta (nonaktif) Ahok ini juga dilakukan di sini. Memang hingga hari ini belum ada pemberitahuan ke kami mengenai aksi itu, tapi daripada terdadak, nanti pemberitahuan bisa satu hari sebelum atau setengah hari sebelum aksi, kami antisipasi," ungkap Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Abiyoso Seno Aji di Mapolrestabes Semarang, Kamis (24/11/2016).
Untuk personel yang disiapkan, sebut Abi, ada lebih dari 4.000 aparat. Mereka terdiri dari personel Polda Jawa Tengah, Polrestabes Semarang, Brigade Mobil (Brimob), instansi samping hingga TNI, mulai dari Banteng Raiders, Batalion Zipur, Arhanudse, Kodim Semarang, Denpom IV/5 Semarang, hingga Lanal.
Hari ini, Abi juga mengumpulkan anak buahnya termasuk para perwira dan mengundang instansi terkait untuk melaksanakan persiapan pengamanan Kota Semarang.
Menggunakan sistem TFG (Tactical Force Group), mereka menggelar peta Kota Semarang di lapangan Mapolrestabes. Di situ, dipaparkan berbagai model pengamanan yang akan dilakukan.
Abi menyebut, TFG ini dilakukan agar ada persamaan persepsi bagaimana cara bertindak yang akan dilakukan saat pengamanan demonstrasi nantinya.
Pengamanan dilakukan menyeluruh, dibagi tiga zona yakni barat, tengah, dan timur. Hal ini dilakukan mengingat Kota Semarang menghubungkan beberapa wilayah kabupaten lain, seperti Grobogan, Demak, Kabupaten Semarang dan Salatiga, hingga Kendal.
"Untuk pengamanan nanti tidak ada senjata (api). Kami menggunakan tameng dan tongkat," kata Abi.
Pihaknya, sejauh ini juga masih menunggu maklumat dari Polda Jawa Tengah terkait demonstrasi ini.
Terpisah, Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Condro Kirono mengimbau masyarakat di wilayah hukumnya tidak mengikuti demonstrasi di Jakarta pada 2 Desember mendatang.
Imbauan itu berdasarkan berbagai pertimbangan. Di antaranya, demonstrasi itu berpotensi ditunggangi kelompok tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan kesempatan hingga rawan mengganggu hak orang lain. "Kalau mau aksi di sini saja. Sampaikan aspirasinya di sini," kata Condro.
"Dimungkinkan aksi demonstrasi jilid III soal penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta (nonaktif) Ahok ini juga dilakukan di sini. Memang hingga hari ini belum ada pemberitahuan ke kami mengenai aksi itu, tapi daripada terdadak, nanti pemberitahuan bisa satu hari sebelum atau setengah hari sebelum aksi, kami antisipasi," ungkap Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Abiyoso Seno Aji di Mapolrestabes Semarang, Kamis (24/11/2016).
Untuk personel yang disiapkan, sebut Abi, ada lebih dari 4.000 aparat. Mereka terdiri dari personel Polda Jawa Tengah, Polrestabes Semarang, Brigade Mobil (Brimob), instansi samping hingga TNI, mulai dari Banteng Raiders, Batalion Zipur, Arhanudse, Kodim Semarang, Denpom IV/5 Semarang, hingga Lanal.
Hari ini, Abi juga mengumpulkan anak buahnya termasuk para perwira dan mengundang instansi terkait untuk melaksanakan persiapan pengamanan Kota Semarang.
Menggunakan sistem TFG (Tactical Force Group), mereka menggelar peta Kota Semarang di lapangan Mapolrestabes. Di situ, dipaparkan berbagai model pengamanan yang akan dilakukan.
Abi menyebut, TFG ini dilakukan agar ada persamaan persepsi bagaimana cara bertindak yang akan dilakukan saat pengamanan demonstrasi nantinya.
Pengamanan dilakukan menyeluruh, dibagi tiga zona yakni barat, tengah, dan timur. Hal ini dilakukan mengingat Kota Semarang menghubungkan beberapa wilayah kabupaten lain, seperti Grobogan, Demak, Kabupaten Semarang dan Salatiga, hingga Kendal.
"Untuk pengamanan nanti tidak ada senjata (api). Kami menggunakan tameng dan tongkat," kata Abi.
Pihaknya, sejauh ini juga masih menunggu maklumat dari Polda Jawa Tengah terkait demonstrasi ini.
Terpisah, Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Condro Kirono mengimbau masyarakat di wilayah hukumnya tidak mengikuti demonstrasi di Jakarta pada 2 Desember mendatang.
Imbauan itu berdasarkan berbagai pertimbangan. Di antaranya, demonstrasi itu berpotensi ditunggangi kelompok tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan kesempatan hingga rawan mengganggu hak orang lain. "Kalau mau aksi di sini saja. Sampaikan aspirasinya di sini," kata Condro.
(zik)