Demo Penjarakan Ahok di Sinjai Bentrok, Mahasiswa dan Jurnalis Terluka
A
A
A
SINJAI - Aksi demonstrasi menuntut Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ditangkap berlangsung bentrok di depan kantor DPRD Sinjai. Delapan aktivis mahasiswa terluka akibat bentrok itu.
Tak hanya itu, salah seorang jurnalis dari media BKM, Didin juga ikut menjadi korban. Kini, seluruh korban telah dilarikan ke Rumah sakit Sinjai untuk diberikan pertolongan medis.
Muhlis (20) salah seorang mahasiswa dari Aliansi Mahasiswa Sinjai (AMS) mengatakan, ada tiga titik demo hari ini di Sinjai, yakni di Jalan jenderal Sudirman, Mapolres Sinjai, dan DPRD Sinjai.
Namun di depan DPRD Sinjai, massa membakar ban. Saat petugas berusaha memadamkan api, terjadi kejar-kejaran dengan mahasiswa yang berujung pada sejumlah mahasiswa.
"Padahal Pak Kapolres Sinjai sudah menjamin aksi ini damai, tapi mereka melakukan pemukulan," katanya, kepada wartawan, di lokasi kejadian, Jumat (4/11/2016).
Mahasiswa berjanji, akan kembali aksi pada Senin 7 November 2016 di kantor DPRD Sinjai dengan agenda meminta tanda tangan 30 anggota DPRD Sinjai untuk menyatakan sikap mendesak aparat hukum memproses Ahok atas dugaan penistaan agama.
Sementara itu, terkait kekerasan terhadap jurnalis yang meliput unjuk rasa tersebut, Ketua Jurnalis Peduli Sinjai (JPS) Samba angkat bicara. Dia mengecam tindakan tersebut sebagai bentuk kekerasan terhadap pers.
"Kami meminta pertanggung jawaban Kapolres Sinjai yang tidak mampu mengontrol anggotanya, karena tidak mampu membedakan mana jurnalis mana dan yang bukan. Padahal kami bekerja di bawah undang-undang," pungkasnya.
Tak hanya itu, salah seorang jurnalis dari media BKM, Didin juga ikut menjadi korban. Kini, seluruh korban telah dilarikan ke Rumah sakit Sinjai untuk diberikan pertolongan medis.
Muhlis (20) salah seorang mahasiswa dari Aliansi Mahasiswa Sinjai (AMS) mengatakan, ada tiga titik demo hari ini di Sinjai, yakni di Jalan jenderal Sudirman, Mapolres Sinjai, dan DPRD Sinjai.
Namun di depan DPRD Sinjai, massa membakar ban. Saat petugas berusaha memadamkan api, terjadi kejar-kejaran dengan mahasiswa yang berujung pada sejumlah mahasiswa.
"Padahal Pak Kapolres Sinjai sudah menjamin aksi ini damai, tapi mereka melakukan pemukulan," katanya, kepada wartawan, di lokasi kejadian, Jumat (4/11/2016).
Mahasiswa berjanji, akan kembali aksi pada Senin 7 November 2016 di kantor DPRD Sinjai dengan agenda meminta tanda tangan 30 anggota DPRD Sinjai untuk menyatakan sikap mendesak aparat hukum memproses Ahok atas dugaan penistaan agama.
Sementara itu, terkait kekerasan terhadap jurnalis yang meliput unjuk rasa tersebut, Ketua Jurnalis Peduli Sinjai (JPS) Samba angkat bicara. Dia mengecam tindakan tersebut sebagai bentuk kekerasan terhadap pers.
"Kami meminta pertanggung jawaban Kapolres Sinjai yang tidak mampu mengontrol anggotanya, karena tidak mampu membedakan mana jurnalis mana dan yang bukan. Padahal kami bekerja di bawah undang-undang," pungkasnya.
(san)