Cemari Udara dan Sumber Mata Air, Warga Minta TPSA Cibeureum Ditutup
A
A
A
SUMEDANG - Warga Desa Cibeureum Wetan, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang meminta Pemkab Sumedang agar TPSA (Tempat Pembuangan Sampah Akhir) di wilayahnya ditutup. Alasannya, TPSA tersebut dinilai sudah over kapasitas dan dikhawatirkan akan mencemari sumber mata air di wilayah itu.
Warga setempat, Atep (38) mengatakan, TPSA satu-satunya di Kabupaten Sumedang tersebut saat ini sudah over kapasitas. Bahkan, saat ini, tumpukan sampah sudah mulai berserakan di depan pintu masuk TPSA.
"TPSA sudah over kapasitas, tumpukan sampah mulai berserakan di sekitar pintu masuk menuju TPSA. Lokasinya yang dekat dengan pemukiman warga membuat tumpukan sampah ini mencemari lingkungan dan cukup mengganggu kesehatan kami," ujarnya kepada KORAN SINDO (3/11/2016).
Warga, kata dia, khawatir bila tumpukan sampah yang menggunung di TPSA Cibeureum ini akan mengganggu sumber mata air yang ada di sekitar wilayah TPSA.
"Selain mulai mengganggu kesehatan kami akibat bau yang ditimbulkan tumpukan sampah di TPSA, kami khawatir akan mengancam sumber mata air kami yang ada di wilayah itu," tuturnya.
Sementara, Kepala Desa Cibeureum Wetan Cecep mengaku, pihaknya sudah menerima aspirasi warga yang meminta agar TPSA tersebut ditutup dan dipindahkan ke daerah lain.
"Aspirasi ini sudah lama disuarakan warga desa kami. Alasannya ya itu, kehadiran TPSA di wilayah kami ini sangat tidak memberikan manfaat yang baik bagi warga. Malah kehadirannya mengganggu kesehatan warga juga dikhawatirkan akan mencemari sumber mata air di desa kami. Karena memang jarak antara TPSA dengan sumber mata airnya sendiri cukup dekat," timpalnya.
Letak TPSA, lanjut dia, berada persis di atas sumber mata air yang biasa dimanfaatkan warga untuk kebutuhan sehari-hari. Sehingga warga khawatir TPSA dapat mencemari sumber mata air yang akan berdampak buruk pada kesehatan warga bila sumber mata airnya tercemar.
"Desa sudah menyampaikan keluhan ini ke instansi terkait di Pemkab Sumedang. Kami harapkan segera ada tindak lanjut. Minimal, kalaupun tidak bisa dipindahkan, kami berharap agar TPSA ditata dan dikelola secara baik, agar tidak berdampak buruk bagi kesehatan warga, juga tidak mengganggu aktivitas sehari-hari warga," tandasnya.
Warga setempat, Atep (38) mengatakan, TPSA satu-satunya di Kabupaten Sumedang tersebut saat ini sudah over kapasitas. Bahkan, saat ini, tumpukan sampah sudah mulai berserakan di depan pintu masuk TPSA.
"TPSA sudah over kapasitas, tumpukan sampah mulai berserakan di sekitar pintu masuk menuju TPSA. Lokasinya yang dekat dengan pemukiman warga membuat tumpukan sampah ini mencemari lingkungan dan cukup mengganggu kesehatan kami," ujarnya kepada KORAN SINDO (3/11/2016).
Warga, kata dia, khawatir bila tumpukan sampah yang menggunung di TPSA Cibeureum ini akan mengganggu sumber mata air yang ada di sekitar wilayah TPSA.
"Selain mulai mengganggu kesehatan kami akibat bau yang ditimbulkan tumpukan sampah di TPSA, kami khawatir akan mengancam sumber mata air kami yang ada di wilayah itu," tuturnya.
Sementara, Kepala Desa Cibeureum Wetan Cecep mengaku, pihaknya sudah menerima aspirasi warga yang meminta agar TPSA tersebut ditutup dan dipindahkan ke daerah lain.
"Aspirasi ini sudah lama disuarakan warga desa kami. Alasannya ya itu, kehadiran TPSA di wilayah kami ini sangat tidak memberikan manfaat yang baik bagi warga. Malah kehadirannya mengganggu kesehatan warga juga dikhawatirkan akan mencemari sumber mata air di desa kami. Karena memang jarak antara TPSA dengan sumber mata airnya sendiri cukup dekat," timpalnya.
Letak TPSA, lanjut dia, berada persis di atas sumber mata air yang biasa dimanfaatkan warga untuk kebutuhan sehari-hari. Sehingga warga khawatir TPSA dapat mencemari sumber mata air yang akan berdampak buruk pada kesehatan warga bila sumber mata airnya tercemar.
"Desa sudah menyampaikan keluhan ini ke instansi terkait di Pemkab Sumedang. Kami harapkan segera ada tindak lanjut. Minimal, kalaupun tidak bisa dipindahkan, kami berharap agar TPSA ditata dan dikelola secara baik, agar tidak berdampak buruk bagi kesehatan warga, juga tidak mengganggu aktivitas sehari-hari warga," tandasnya.
(sms)