Nasib Pilu Pasien BPJS yang Ditelantarkan Rumah Sakit

Rabu, 02 November 2016 - 08:28 WIB
Nasib Pilu Pasien BPJS yang Ditelantarkan Rumah Sakit
Nasib Pilu Pasien BPJS yang Ditelantarkan Rumah Sakit
A A A
BLITAR - Miftakhul Khoir (16) seorang penderita penyakit tumor tulang asal Desa Gogodeso, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar merasa ditelantarkan rumah sakit.

Sudah enam bulan pasien BPJS ini telentang tak berdaya di atas tempat tidur. Sementara keputusan rumah sakit tidak kunjung datang.

"Sampai saat ini kami menunggu keputusan operasi dari RSU Saiful Anwar Malang," tutur Wiwik (34) ibu Khoir kepada wartawan.

Hasil diagnosa RSU Saiful Anwar Malang menyatakan Miftakhul Khoir mengidap tumor tulang. Sebelumnya Khoir hanya mengeluh nyeri dan ngilu pada paha kiri.

Sekitar sebulan ini kaki kiri Khoir menggelembung besar. Bengkak pada seputar paha itu diduga berisi cairan.

Kondisi abnormal itu membuat kaki kiri Khoir kehilangan fungsi. Anak sulung dari dua bersaudara pasangan suami istri Putut (42) dan Wiwik itu juga memutuskan berhenti sekolah. Sebelumnya Khoir terdaftar sebagai siswa baru di SMK Peternakan wilayah Kecamatan Kademangan.

Hari hari Khoir praktis hanya berbaring di atas tempat tidur. Dia hanya menjalani rawat jalan. "Kalau dihitung sudah 12 kali bolak balik berobat ke Saiful Anwar Malang. Namun hanya diberi obat pereda nyeri," terangnya Wiwik.

Menurut dia sebelum dilarikan ke Saiful Anwar, keluarga membawa ke RSU Budi Rahayu Kota Blitar

Namun pihak rumah sakit langsung merujuk ke RSU Mardi Waluyo Kota Blitar. Dari Mardi Waluyo, Khoir langsung dirujuk ke RSU Saiful Anwar Malang.

Wiwik merasa dipingpong. Bahkan dia sempat berfikir perlakuan yang diterimanya adalah dampak dari status anaknya sebagai pasien BPJS.

"Apakah karena pasien BPJS kami diperlakukan seperti ini?. Kata pihak Saiful Anwar masih menunggu hasil uji lab dari Surabaya./ Tapi kok begitu lama," keluhnya.

Wiwik hanya berharap pihak RS Saiful Anwar segera memberi keputusan apakah Khoir perlu dioperasi atau tidak. Sebab obat peredam nyeri bukan solusi penyembuhan.

Kepala Desa Gogodeso Khoirul mengaku prihatin dengan kondisi yang menimpa warganya. Karenanya dia berharap pemerintah segera mengulurkan bantuan. "Pasien ini perlu mendapat perawatan secepatnya. Sebab kondisinya memprihatinkan," ujarnya.

Sementara petugas kesehatan Pemkab Blitar mengaku masih mengumpulkan kelengkapan adminsitrasi pasien.

M Badjuri salah seorang petugas kesehatan mengatakan berencana merujuk pasien ke RSUD Ngudi Waluyo Wlingi. "Saat ini kita masih mengumpulkan syarat adminstrasi. Rencananya akan kita rujuk ke Ngudi Waluyo," pungkasnya.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7830 seconds (0.1#10.140)