Warga Korban Puting Beliung Masih Tinggal di Tenda Darurat
A
A
A
PANGANDARAN - Puluhan warga RT 05/02 Dusun Buniayu, Desa Karangjaladri, Kecamatan Parigi, Pangandaran, Jawa Barat, masih tinggal di tenda darurat bencana. Mereka adalah korban puting beliung yang terjadi pekan lalu.
Ketua RT setempat, Endeng Radia mengatakan, ada sebanyak 49 rumah warganya yang rusak terkena puting beliung. Rinciannya, rusak berat sebanyak tiga rumah, rusak sedang 35 rumah, dan rusak ringan 11 rumah.
"Setelah kejadian angin puting beliung, warga memilih tinggal di tenda pengungsian lantaran rumahnya tidak layak huni," kata Endeng, Selasa (18/10/2016).
Menurut Endeng, saat ini korban yang masih bemukim di tenda pengungsian sebanyak 10 kepala keluarga (KK). Rumah mereka belum selesai diperbaiki.
"Korban yang rumahnya sudah layak huni mulai menempati rumahnya masing-masing. Mereka mendapat bantuan dari sejumlah relawan dan donatur dalam bentuk material bangunan rumah," ujarnya.
Endeng menambahkan, selama di pengungsian, warga yang terkena dampak bencana puting beliung mendapat kiriman nasi bungkus dari dapur umum Tagana. Jatah nasi bungkus bagi mereka dikirim pagi dan sore hari.
"Sedangkan siangnya masih bisa meminta masakan dari warga dan tetangga yang tidak terkena dampak."
Iyah (42), salah satu warga mengaku masih trauma dengan peristiwa puting beliung yang terjadi Rabu (12/10/2016). Dia ketakutan jika ada angin kencang.
"Kami masih trauma kalau ada angin, kalau ada suara asbes yang jatuh atau tergilas motor juga sering deg-degan sebab suaranya seperti saat kejadian dan terus terngiang di memori kami," kata Iyah.
Ketua RT setempat, Endeng Radia mengatakan, ada sebanyak 49 rumah warganya yang rusak terkena puting beliung. Rinciannya, rusak berat sebanyak tiga rumah, rusak sedang 35 rumah, dan rusak ringan 11 rumah.
"Setelah kejadian angin puting beliung, warga memilih tinggal di tenda pengungsian lantaran rumahnya tidak layak huni," kata Endeng, Selasa (18/10/2016).
Menurut Endeng, saat ini korban yang masih bemukim di tenda pengungsian sebanyak 10 kepala keluarga (KK). Rumah mereka belum selesai diperbaiki.
"Korban yang rumahnya sudah layak huni mulai menempati rumahnya masing-masing. Mereka mendapat bantuan dari sejumlah relawan dan donatur dalam bentuk material bangunan rumah," ujarnya.
Endeng menambahkan, selama di pengungsian, warga yang terkena dampak bencana puting beliung mendapat kiriman nasi bungkus dari dapur umum Tagana. Jatah nasi bungkus bagi mereka dikirim pagi dan sore hari.
"Sedangkan siangnya masih bisa meminta masakan dari warga dan tetangga yang tidak terkena dampak."
Iyah (42), salah satu warga mengaku masih trauma dengan peristiwa puting beliung yang terjadi Rabu (12/10/2016). Dia ketakutan jika ada angin kencang.
"Kami masih trauma kalau ada angin, kalau ada suara asbes yang jatuh atau tergilas motor juga sering deg-degan sebab suaranya seperti saat kejadian dan terus terngiang di memori kami," kata Iyah.
(zik)