Ini Jawaban Dinas PU Kobar soal Robohnya Atap Masjid Agung

Selasa, 18 Oktober 2016 - 15:55 WIB
Ini Jawaban Dinas PU...
Ini Jawaban Dinas PU Kobar soal Robohnya Atap Masjid Agung
A A A
KOTAWARINGIN BARAT - Robohnya atap Masjid Agung Riyadlus Sholihin di Jalan Sutan Syahrir, Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah (Kalteng) pada Kamis 13 Oktober 2016 sekitar pukul 15.45 WIB masih menjadi tanda tanya besar sejumlah pihak. Namun Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kobar menanggapi dengan enteng dugaan pembangunan yang tidak sesuai spesifikasi itu.

Kepala Bidang (Kabid) Cipta Karya pada Dinas PU Kobar, Alfa Husain mengatakan, masjid agung itu sudah berdiri sejak 1977. Hampir setiap tahunnya ada dana perbaikan yang digelontorkan Pemkab Kobar menggunakan APBD.

Terakhir proyek tersebut dilaksanakan pada tahun 2013 dengan anggaran Rp3,2 miliar dan pada tahun 2014 untuk finishing termasuk perbaikan lantai sebesar Rp5,49 miliar.

"Kami tidak mau berkomentar terkait konstruksi bangunan yang menyebabkan ambrolnya atap yang terbuat dari cor dak di lantai II hall Masjid Agung tersebut," ujar Alfa dengan enteng meskipun itu seharusnya masih tanggung jawab Dinas PU sebagai pengawas.

Dia menegaskan, kontraktor PT Aji Dwija Nugraha sudah diberitahu kejadian tersebut dan kontraktor asal Surabaya yang mempunyai toko material di Jalan HM Rafii Pangkalan Bun mengklaim pengerjaan rehab Masjid Agung sudah dilaksanakan sesuai kontrak.

"Kontraktror sudah melaksanakan pembangunan rehab masjid sesuai kontrak, ini murni faktor alam kontraktor juga sudah bekerja dengan dana minim dan ikhlas," ujarnya lagi ruang kerjanya, Selasa (18/10/2016).

Saat dikejar pertanyaan apakah kerja ikhlas dengan minimnya anggaran yang menyebabkan pengerjaan asal-asalan, Alfa hanya mengatakan, hal itu tidak benar. "Saya tahu betul kontraktor kerja dengan ikhlas," timpal dia.

Sementara itu, kontraktor berinisial H asal Surabaya saat disambangi ke toko material di Jalan HM Rafii tidak berada di Pangkalan Bun. Sudah dua kali MNC Media menyambangi toko tersebut. Namun karyawan yang ada di toko tersebut selalu mengatakan bahwa H tidak bisa dihubungi.

"Pak Haryanto ada di Surabaya. Beliau memang bukan warga Pangkalan Bun. Kalau ke sini pas ada proyek saja. Kalau mau konfirmasi soal atap masjid yang roboh biar saya hubungi beliau dulu. Namun saya tidak bisa memberikan nomor telepon bapak. Saya tidak berani," ujar perempuan penjaga toko, IN, Selasa (18/10/2016).

Pantauan MNC Media di lokasi robohnya atap masjid agung terlihat semen cor atap sangat tipis, tidak banyak besi yang ada di dalam cor tersebut. Yang paling fatal, tidak nampak besi yang terkait di tembok sebagai pengait atap cor tersebut.

Terlihat juga banyak tembok yang sudah mulai retak dan rawan roboh. Padahal masjid ini merupakan masjid besar yang dimiliki Pangkalan Bun, namun pembangunannya bernuansa KKN.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1061 seconds (0.1#10.140)