Atap Masjid di Pangkalan Bun Roboh, Diduga Proyek Asal Jadi
A
A
A
PANGKALAN BUN - Robohnya atap Masjid Agung Riyadlus Sholihin di Jalan Sutan Syahrir, Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah (Kalteng) pada Kamis 13 Oktober 2016 sekitar pukul 15.45 WIB masih menjadi tanda tanya besar sejumlah pihak terutama Imam Besar Masjid Agung, Ustaz Mukmin Ridho.
Saat ditemui MNC Media di rumahnya, di kawasan Masjid Agung, Mukni Ridho menduga pembangunan renovasi masjid yang dilakukan sekitar tahun 2014 dengan dana miliar rupiah itu tidak sesuai spesifikasi yang seharusnya dilakukan untuk membangun masjid sebesar itu.
"Lihat saja sisa puing atap yang roboh itu. Besinya ukuran kecil dan tidak ada sama sekali besi yang mengikat di bangunan masjid yang lama. Ini sangat berbahaya sekali bagi warga yang ingin menunaikan salat di masjid. Bangunan masjid agung dibuat seperti itu....sedih saya. Tinggal tunggu waktu saja masjid ini roboh semuanya," ungkap ustaz yang sudah 20 tahun menjadi imam utama ini, Senin (17/10/2016).
Menurut dia, renovasi pembanguan masjid di sisi kiri dan kanan di lantai dua masjid ini dikerjakan oleh kontraktor asal Surabaya, Jawa Timur berinisial H. Kontraktor ini tidak berdomisili tetap di Pangkalan Bun, namun memiliki usaha toko bangunan di Jalan HM Rafii Pangkalan Bun.
"Setahu dan seingat saya, proyek terakhir dua kali pembanguan di lantai dua sisi kanan dan kiri masjid, serta kamar mandi ini dikerjakan kontraktor asal Surabaya berinisial H. Bahkan pondasi di kamar mandi masjid di depan rumah saya ini hanya terbuat dari batako bukan batu belah. Saya lihat sendiri saat itu," ujarnya sambil mengelus dada. "Kalau mau cari untung ya jangan keterlalaun. Ini kan rumah Allah..," imbuhnya.
Terpisah, saat MNC Media mencoba mengonfirmasi pihak kontraktor yang mengerjakan pembangunan masjid, H tidak ada di Pangkalan Bun. Toko bangunan bercat hijau tua, tanpa nama, milik H yang berada di Jalan HM Rafii Pangkalan Bun hanya ditemui karyawannya.
"Pak Haryanto ada di Surabaya. Beliau memang bukan warga Pangkalan Bun. Kalau ke sini pas ada proyek saja. Kalau mau konfirmasi soal atap masjid yang roboh biar saya hubungi beliau dulu. Namun saya tidak bisa memberikan nomor telepon bapak. Saya tidak berani," ujar perempuan penjaga toko, IN, Senin (17/10/2016).
Pantauan MNC Media di lokasi robohnya atap masjid agung terlihat semen cor atap sangat tipis, tidak banyak besi yang ada di dalam cor tersebut. Yang paling fatal, tidak nampak besi yang terkait di tembok sebagai pengait atap cor tersebut.
Terlihat juga banyak tembok yang sudah mulai retak dan rawan roboh. Padahal masjid ini merupakan masjid besar yang dimiliki Pangkalan Bun, namun pembangunannya bernuansa KKN.
Saat ditemui MNC Media di rumahnya, di kawasan Masjid Agung, Mukni Ridho menduga pembangunan renovasi masjid yang dilakukan sekitar tahun 2014 dengan dana miliar rupiah itu tidak sesuai spesifikasi yang seharusnya dilakukan untuk membangun masjid sebesar itu.
"Lihat saja sisa puing atap yang roboh itu. Besinya ukuran kecil dan tidak ada sama sekali besi yang mengikat di bangunan masjid yang lama. Ini sangat berbahaya sekali bagi warga yang ingin menunaikan salat di masjid. Bangunan masjid agung dibuat seperti itu....sedih saya. Tinggal tunggu waktu saja masjid ini roboh semuanya," ungkap ustaz yang sudah 20 tahun menjadi imam utama ini, Senin (17/10/2016).
Menurut dia, renovasi pembanguan masjid di sisi kiri dan kanan di lantai dua masjid ini dikerjakan oleh kontraktor asal Surabaya, Jawa Timur berinisial H. Kontraktor ini tidak berdomisili tetap di Pangkalan Bun, namun memiliki usaha toko bangunan di Jalan HM Rafii Pangkalan Bun.
"Setahu dan seingat saya, proyek terakhir dua kali pembanguan di lantai dua sisi kanan dan kiri masjid, serta kamar mandi ini dikerjakan kontraktor asal Surabaya berinisial H. Bahkan pondasi di kamar mandi masjid di depan rumah saya ini hanya terbuat dari batako bukan batu belah. Saya lihat sendiri saat itu," ujarnya sambil mengelus dada. "Kalau mau cari untung ya jangan keterlalaun. Ini kan rumah Allah..," imbuhnya.
Terpisah, saat MNC Media mencoba mengonfirmasi pihak kontraktor yang mengerjakan pembangunan masjid, H tidak ada di Pangkalan Bun. Toko bangunan bercat hijau tua, tanpa nama, milik H yang berada di Jalan HM Rafii Pangkalan Bun hanya ditemui karyawannya.
"Pak Haryanto ada di Surabaya. Beliau memang bukan warga Pangkalan Bun. Kalau ke sini pas ada proyek saja. Kalau mau konfirmasi soal atap masjid yang roboh biar saya hubungi beliau dulu. Namun saya tidak bisa memberikan nomor telepon bapak. Saya tidak berani," ujar perempuan penjaga toko, IN, Senin (17/10/2016).
Pantauan MNC Media di lokasi robohnya atap masjid agung terlihat semen cor atap sangat tipis, tidak banyak besi yang ada di dalam cor tersebut. Yang paling fatal, tidak nampak besi yang terkait di tembok sebagai pengait atap cor tersebut.
Terlihat juga banyak tembok yang sudah mulai retak dan rawan roboh. Padahal masjid ini merupakan masjid besar yang dimiliki Pangkalan Bun, namun pembangunannya bernuansa KKN.
(sms)