Heboh Kasus Penculikan Bayi Baru Lahir di Medan
A
A
A
MEDAN - Warga Medan dihebohkan dengan kasus penculikan bayi berusia dua minggu oleh seorang wanita, di Rumahnya Jalan Benteng, Pasar IV, Medan Helvetia.
Dalam aksinya, pelaku berpura-pura menawarkan obat gratis kepada ibu korban, yakni Alisah (20). Saat itu, ibu korban sedang menjaga bayinya yang baru berusia dua minggu bersama anak pertamanya.
“Anak saya yang paling besar berusia dua tahun dan sudah bisa dijak bercanda untuk menjaga adiknya yang baru lahir, dan istri saya saat itu sedang berada di ruang tamu," kata suami Alisah, Aliakbar (25), Selasa (11/10/2016).
Saat kedua anaknya tengah bercanda itulah, datang seorang wanita bercadar coba obat kepada Alisah. Setelah berbincang-bincang, sambung dia, ibu korban terpedaya dengan perkataan tersebut.
“Wanita itu (pelaku) meminta agar istri saya menyerahkan fotokopi KTP, akte lahir anaknya, dan KK agar didaftarkan sebagai penerima obat gratis,” terangnya.
Setelah itu, istrinya pergi bersama anak pertamanya memfotokopi KTP, akte lahir, dan KK sebagaimana permintaan pelaku yang tak jauh dari rumahnya.
Namun, setelah kembali ke rumah untuk menyerahkan fotokopi KTP, KK, dan akte nikahnya korban sudah tidak lagi melihat anaknya tertidur di ruang tamu.
“Saat pulang ke rumah, istri saya sudah tidak melihat lagi wanira bercadar itu. Begitu juga dengan anak saya yang tadinya tertidur pulas di ruang tamu sudah hilang,” sebutnya.
Menurut Aliakbar, istrinya sempat jatuh pingsan akibat kejadian itu, karena tak tau mau melaporkannya kepada siapa.
“Sekarang kami sedang berada di Polsek Medan Labuhan untuk melaporkan kejadian itu, saya berharap Polisi membantu kami dan bila ada yang mengetahui pelakunya segera melaporkannya kepada keluarga dan polisi,” ungkapnya.
Dia melanjutkan, ciri-ciri pelaku tinggi sekitar 160 centi meter (Cm), badan semampai, warna kulit langsat, mengenakan jilbab cokelat, dan menggunakan masker biru serta celana jeans panjang.
Sementara itu, kakek korban, Erwin (49) mengatakan, pelaku datang sekitar pukul 9.00 WIB ke rumah anaknya menawarkan bantuan obat untuk bayi.
“Pelaku sempat bertanya kepada warga sekitar di mana ada bayi yang baru lahir. Tetangganya kemudian mengarahkannya ke rumah anak saya,” kata Erwin.
Menurut dia, warga sekitar menganggap pelaku bagian dari keluarga korban.
“Cucu saya menangis sejadi-jadinya saat pelaku itu datang. Makanya tetangga di sekitar rumah saya sempat melihatnya ke depan pintu. Namun karena melihat ada wanita sedang duduk di depan rumah, tetangga itu akhirnya pergi karena mengira wanita itu keluarga kami,” ujarnya.
Ternyata, sambung dia, wanita itu penculik Bayi. Sebab, beberapa saat setelah menantunya pergi, pelaku juga langsung pergi membawa korban.
“Dari keterangan warga sekitar, pelaku sudah ditunggu seseorang yang tak jauh dari rumah anak saya. Kemudian kedua orang itu (pelaku) naik angkot jenis Rahayu 120. Ternyata setelah kami telusuri angkot Rahayu 120 tidak ada yang masuk ke kawasan kami ini,” ucapnya dengan menyebut pengambilan obat yang ditawarkan itu diambil dari Rumah Sakit (RS) Imelda.
“Katanya kalau berkasnya sudah lengkap, obat itu bisa diambil di RS Imelda,” terangnya.
Sementara itu, Kasubid Penerangan Masyarakat (Penmas) Polda Sumut AKBP MP Nainggolan mengatakan, pihaknya akan segera menindak lanjuti laporan korban, mengumpulkan informasi, dan menelusuri ciri-ciri pelaku.
“Saat ini tim kita sedang melakukan identifikasi, baik di lokasi kejadian, maupun di tempat lain,” kata Nainggolan.
Lebih lanjut, Nainggolan mengimbau, masyarakat agar tidak mudah terperdaya dengan berbagai bujuk rayuan apapun dari siapapun yang belum dikenalnya.
“Saya harap, warga tidak mudah percaya kepada siapapun yang belum pernah dilihat atau dikenal sebelumnya. Sehingga hal serupa tidak terjadi lagi,” pungkasnya.
Dalam aksinya, pelaku berpura-pura menawarkan obat gratis kepada ibu korban, yakni Alisah (20). Saat itu, ibu korban sedang menjaga bayinya yang baru berusia dua minggu bersama anak pertamanya.
“Anak saya yang paling besar berusia dua tahun dan sudah bisa dijak bercanda untuk menjaga adiknya yang baru lahir, dan istri saya saat itu sedang berada di ruang tamu," kata suami Alisah, Aliakbar (25), Selasa (11/10/2016).
Saat kedua anaknya tengah bercanda itulah, datang seorang wanita bercadar coba obat kepada Alisah. Setelah berbincang-bincang, sambung dia, ibu korban terpedaya dengan perkataan tersebut.
“Wanita itu (pelaku) meminta agar istri saya menyerahkan fotokopi KTP, akte lahir anaknya, dan KK agar didaftarkan sebagai penerima obat gratis,” terangnya.
Setelah itu, istrinya pergi bersama anak pertamanya memfotokopi KTP, akte lahir, dan KK sebagaimana permintaan pelaku yang tak jauh dari rumahnya.
Namun, setelah kembali ke rumah untuk menyerahkan fotokopi KTP, KK, dan akte nikahnya korban sudah tidak lagi melihat anaknya tertidur di ruang tamu.
“Saat pulang ke rumah, istri saya sudah tidak melihat lagi wanira bercadar itu. Begitu juga dengan anak saya yang tadinya tertidur pulas di ruang tamu sudah hilang,” sebutnya.
Menurut Aliakbar, istrinya sempat jatuh pingsan akibat kejadian itu, karena tak tau mau melaporkannya kepada siapa.
“Sekarang kami sedang berada di Polsek Medan Labuhan untuk melaporkan kejadian itu, saya berharap Polisi membantu kami dan bila ada yang mengetahui pelakunya segera melaporkannya kepada keluarga dan polisi,” ungkapnya.
Dia melanjutkan, ciri-ciri pelaku tinggi sekitar 160 centi meter (Cm), badan semampai, warna kulit langsat, mengenakan jilbab cokelat, dan menggunakan masker biru serta celana jeans panjang.
Sementara itu, kakek korban, Erwin (49) mengatakan, pelaku datang sekitar pukul 9.00 WIB ke rumah anaknya menawarkan bantuan obat untuk bayi.
“Pelaku sempat bertanya kepada warga sekitar di mana ada bayi yang baru lahir. Tetangganya kemudian mengarahkannya ke rumah anak saya,” kata Erwin.
Menurut dia, warga sekitar menganggap pelaku bagian dari keluarga korban.
“Cucu saya menangis sejadi-jadinya saat pelaku itu datang. Makanya tetangga di sekitar rumah saya sempat melihatnya ke depan pintu. Namun karena melihat ada wanita sedang duduk di depan rumah, tetangga itu akhirnya pergi karena mengira wanita itu keluarga kami,” ujarnya.
Ternyata, sambung dia, wanita itu penculik Bayi. Sebab, beberapa saat setelah menantunya pergi, pelaku juga langsung pergi membawa korban.
“Dari keterangan warga sekitar, pelaku sudah ditunggu seseorang yang tak jauh dari rumah anak saya. Kemudian kedua orang itu (pelaku) naik angkot jenis Rahayu 120. Ternyata setelah kami telusuri angkot Rahayu 120 tidak ada yang masuk ke kawasan kami ini,” ucapnya dengan menyebut pengambilan obat yang ditawarkan itu diambil dari Rumah Sakit (RS) Imelda.
“Katanya kalau berkasnya sudah lengkap, obat itu bisa diambil di RS Imelda,” terangnya.
Sementara itu, Kasubid Penerangan Masyarakat (Penmas) Polda Sumut AKBP MP Nainggolan mengatakan, pihaknya akan segera menindak lanjuti laporan korban, mengumpulkan informasi, dan menelusuri ciri-ciri pelaku.
“Saat ini tim kita sedang melakukan identifikasi, baik di lokasi kejadian, maupun di tempat lain,” kata Nainggolan.
Lebih lanjut, Nainggolan mengimbau, masyarakat agar tidak mudah terperdaya dengan berbagai bujuk rayuan apapun dari siapapun yang belum dikenalnya.
“Saya harap, warga tidak mudah percaya kepada siapapun yang belum pernah dilihat atau dikenal sebelumnya. Sehingga hal serupa tidak terjadi lagi,” pungkasnya.
(san)