HT Motivasi Santri Al-Istiqomah Jadi Generasi Produktif
A
A
A
KEBUMEN - CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT) berbagi pengalaman dengan santri Ponpes Al-Istiqomah, Kebumen, Jawa Tengah, Senin (10/10/2016). Dia menceritakan perjuangnya membangun perusahaan dari bawah, dengan penuh kerja keras.
"Kerja keras itu relatif, ada yang 8 jam, 12 jam sehari. Saya mulai kerja jam 4 pagi, selesai jam 1 pagi," ungkapnya disambut tepuk tangan para santri. Namun, dia menegaskan kerja keras saja tidak cukup. Tak sekadar menjalani rutinitas, tetapi perlu meningkatkan kapasitas dan terus berinovasi.
Dia mengingatkan para santri agar menentukan visi yang jelas sebelum mulai melangkah. Agar tak menyesal, ataupun menghadapi kegagalan. "Pastikan semua diawali dengan visi yang jelas. Hidup cuma satu kali, kita tidak bisa membalik waktu," katanya.
Pria asal Surabaya, Jawa Timur itu berharap santri Ponpes Al-Istiqomah kelak ada yang menentukan visi sebagai pengusaha seperti dirinya. Sebab, ekonomi Indonesia dinilainya bergerak lambat karena penopangnya sedikit.
"Indonesia butuh generasi muda produktif di daerah. Kita perlu 2% penduduk sebagai pemberi kerja produktif," tutur HT. Artinya, dari jumlah penduduk sebanyak 250 juta jiwa, setidaknya Indonesia harus memiliki 5 juta pemberi kerja produktif.
Dia mengatakan, ketersediaan lapangan kerja sangat mendesak. Sebab pertumbuhan penduduk sangat pesat, bertambah 5 juta jiwa setiap dua tahun. "Kalau generasi mudanya bertambah, nggak ada lapangan pekerjaan, ya nggangur. Itu bahaya, karena mereka bisa terjerat narkoba dan lain-lain," kata HT.
Bertambahnya pemberi kerja produktif di daerah, lanjut HT, akan membuat daerah-daerah di tanah air terbangun dan Indonesia bisa lebih cepat maju. Tak seperti sekarang ini, hanya kota-kota besar yang mapan, dan mayoritas pemberi kerja produktif berada di sana. "Ayo generasi muda bangkitlah, kalian bisa memajukan daerah masing-masing," pungkasnya.
"Kerja keras itu relatif, ada yang 8 jam, 12 jam sehari. Saya mulai kerja jam 4 pagi, selesai jam 1 pagi," ungkapnya disambut tepuk tangan para santri. Namun, dia menegaskan kerja keras saja tidak cukup. Tak sekadar menjalani rutinitas, tetapi perlu meningkatkan kapasitas dan terus berinovasi.
Dia mengingatkan para santri agar menentukan visi yang jelas sebelum mulai melangkah. Agar tak menyesal, ataupun menghadapi kegagalan. "Pastikan semua diawali dengan visi yang jelas. Hidup cuma satu kali, kita tidak bisa membalik waktu," katanya.
Pria asal Surabaya, Jawa Timur itu berharap santri Ponpes Al-Istiqomah kelak ada yang menentukan visi sebagai pengusaha seperti dirinya. Sebab, ekonomi Indonesia dinilainya bergerak lambat karena penopangnya sedikit.
"Indonesia butuh generasi muda produktif di daerah. Kita perlu 2% penduduk sebagai pemberi kerja produktif," tutur HT. Artinya, dari jumlah penduduk sebanyak 250 juta jiwa, setidaknya Indonesia harus memiliki 5 juta pemberi kerja produktif.
Dia mengatakan, ketersediaan lapangan kerja sangat mendesak. Sebab pertumbuhan penduduk sangat pesat, bertambah 5 juta jiwa setiap dua tahun. "Kalau generasi mudanya bertambah, nggak ada lapangan pekerjaan, ya nggangur. Itu bahaya, karena mereka bisa terjerat narkoba dan lain-lain," kata HT.
Bertambahnya pemberi kerja produktif di daerah, lanjut HT, akan membuat daerah-daerah di tanah air terbangun dan Indonesia bisa lebih cepat maju. Tak seperti sekarang ini, hanya kota-kota besar yang mapan, dan mayoritas pemberi kerja produktif berada di sana. "Ayo generasi muda bangkitlah, kalian bisa memajukan daerah masing-masing," pungkasnya.
(sms)