Belum Sampai Ranu Kumbolo Pendaki Semeru asal Jakarta Meninggal
A
A
A
MALANG - Seorang pendaki Semeru meninggal dunia saat perjalanan menuju Ranu Kumbolo. Pendaki atas nama Chandra Hasan (33) warga Pengarengan RT004/RW012, Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur meninggal saat melakukan pendakian di sekitar Blok Ladengan pada 3 Oktober 2016.
Informasi yang disampaikan Humas Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Antong Hartadi, korban berangkat pada 3 Oktober 2016. Dia bersama rombongan sebanyak empat orang tiba di Ranupani dan mendaftar di pos perizinan sekitar pukul 11.30 WIB.
"Setelah melengkapi administrasi dan pemeriksaan kelengkapan pendakian, mereka berangkat pukul 14.15 WIB," kata Antong Hartadi, Selasa (4/10/2016).
Sekira pukul 15.45 WIB, rombongan berhenti dan istirahat di sekitar Blok Landengan Dowo sebelum Pos 1. Rombongan melanjutkan kembali perjalanan dengan membagi dua grup, grup yang pertama sebanyak dua orang berjalan terlebih dahulu dan disusul oleh grup ke 2 yang salah satunya adalah korban.
Pada saat korban berjalan dua langkah, korban meminta kepada rekannya untuk menunggu dan korban kembali beristirahat dengan posisi duduk di batang kayu. "Pada saat itu korban jatuh tidak sadarkan diri," ujar Antong.
Rekan yang menemani korban, memanggil rekan grup yang berangkat lebih dulu yang jaraknya sekira 50 meter untuk membantu. Mereka lalu memeriksa denyut nadi baik pada tangan maupun dada, dari pemeriksaan tidak ditemukan denyut nadi. Namun, pada pemeriksaan di leher ditemukan denyut nadi tetapi sangat lemah, selanjutnya korban di selimuti dengan sleeping bag.
Dua rekan korban lalu mencari bantuan dan satu orang menunggui korban. Mereka yang mencari bantuan tiba di Pos Ranupani pukul 17.30 WIB.
Petugas Taman Nasional Bromo Tengger Semeru bersama porter sebanyak tujuh orang segera menindaklanjuti dengan mendatangi korban. Pada saat di lokasi dilakukan pemeriksaan denyut nadi baik di tangan, di dada, maupun di leher tetapi tidak ditemukan.
Korban lalu dievakuasi ke Pos Ranupani dan tiba sekitar jam 20.00 WIB. Di pos Ranupani dilakukan pengecekan oleh Bidan Desa Ranupani dan dinyatakan meninggal.
"Korban bersama rombongannya lalu dibawa ke RSU Lumajang untuk divisum dan pemeriksaan lainnya," ujar Antong.
Informasi yang disampaikan Humas Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Antong Hartadi, korban berangkat pada 3 Oktober 2016. Dia bersama rombongan sebanyak empat orang tiba di Ranupani dan mendaftar di pos perizinan sekitar pukul 11.30 WIB.
"Setelah melengkapi administrasi dan pemeriksaan kelengkapan pendakian, mereka berangkat pukul 14.15 WIB," kata Antong Hartadi, Selasa (4/10/2016).
Sekira pukul 15.45 WIB, rombongan berhenti dan istirahat di sekitar Blok Landengan Dowo sebelum Pos 1. Rombongan melanjutkan kembali perjalanan dengan membagi dua grup, grup yang pertama sebanyak dua orang berjalan terlebih dahulu dan disusul oleh grup ke 2 yang salah satunya adalah korban.
Pada saat korban berjalan dua langkah, korban meminta kepada rekannya untuk menunggu dan korban kembali beristirahat dengan posisi duduk di batang kayu. "Pada saat itu korban jatuh tidak sadarkan diri," ujar Antong.
Rekan yang menemani korban, memanggil rekan grup yang berangkat lebih dulu yang jaraknya sekira 50 meter untuk membantu. Mereka lalu memeriksa denyut nadi baik pada tangan maupun dada, dari pemeriksaan tidak ditemukan denyut nadi. Namun, pada pemeriksaan di leher ditemukan denyut nadi tetapi sangat lemah, selanjutnya korban di selimuti dengan sleeping bag.
Dua rekan korban lalu mencari bantuan dan satu orang menunggui korban. Mereka yang mencari bantuan tiba di Pos Ranupani pukul 17.30 WIB.
Petugas Taman Nasional Bromo Tengger Semeru bersama porter sebanyak tujuh orang segera menindaklanjuti dengan mendatangi korban. Pada saat di lokasi dilakukan pemeriksaan denyut nadi baik di tangan, di dada, maupun di leher tetapi tidak ditemukan.
Korban lalu dievakuasi ke Pos Ranupani dan tiba sekitar jam 20.00 WIB. Di pos Ranupani dilakukan pengecekan oleh Bidan Desa Ranupani dan dinyatakan meninggal.
"Korban bersama rombongannya lalu dibawa ke RSU Lumajang untuk divisum dan pemeriksaan lainnya," ujar Antong.
(sms)