Kuli Bangunan Ditemukan Tewas Bersimbah Darah
A
A
A
BANTUL - Seorang kuli bangunan, Dedi Suyanto (25), ditemukan tewas mengenaskan di lokasi pembangunan rumah yang ada di Pringgolayan Utara, Banguntapan, Bantul, Sabtu (1/10/2016) pagi. Dedi diduga tewas akibat bunuh diri dengan menggorok lehernya menggunakan gergaji mesin pemotong keramik.
Kapolsek Banguntapan Kompol Suharno menyampaikan, korban yang merupakan warga Gedowo, RT 02/13, Rejosari, Bandungan, Magelang, Jawa Tengah, pagi itu mengerjakan renovasi rumah di lantai dua bersama tiga orang lain yang berasal dari daerah yang sama.
Sekitar pukul 08.50, korban turun untuk mengambil adukan semen. Namun, korban lama tak kembali. Setelah ditunggu sekitar sepuluh menit, teman korban berinisiatif turun untuk memanggil korban. "Setelah dicari-cari, korban ditemukan di dalam kamar dalam keadaan bersimbah darah," katanya.
Kejadian itu pun langsung membuat geger. Warga sekitar pun langsung berdatangan ke lokasi. Korban diketahui sudah tak bernyawa dengan kondisi urat leher putus.
Begitu mendapat laporan, tim identifikasi dari kepolisian dan dokter puskesmas tidak menemukan tanda-tanda penganiayaan. "Korban murni bunuh diri gunakan serkel (gergaji mesin). Dari pengecekan sidik jari di gagang serkel identik dengan sidik jari korban."
Suharno mengungkapkan, setelah dilakukan pemeriksaan, jenazah korban dibawa ke RSUP Dr Sardjito Yogyakarta. Untuk mencari tahu latar belakang korban bunuh diri, polisi langsung memeriksa tiga orang yang bekerja di proyek pembangunan rumah itu, yang salah satunya merupakan kerabat korban.
Berdasarkan keterangan awal yang didapat, disampaikan bahwa korban kerap ketakutan karena merasa dikejar-kejar orang untuk dibunuh. "Perasaannya (korban) itu sejak dari Bandungan dan itu sudah lama," tandasnya.
Kapolsek Banguntapan Kompol Suharno menyampaikan, korban yang merupakan warga Gedowo, RT 02/13, Rejosari, Bandungan, Magelang, Jawa Tengah, pagi itu mengerjakan renovasi rumah di lantai dua bersama tiga orang lain yang berasal dari daerah yang sama.
Sekitar pukul 08.50, korban turun untuk mengambil adukan semen. Namun, korban lama tak kembali. Setelah ditunggu sekitar sepuluh menit, teman korban berinisiatif turun untuk memanggil korban. "Setelah dicari-cari, korban ditemukan di dalam kamar dalam keadaan bersimbah darah," katanya.
Kejadian itu pun langsung membuat geger. Warga sekitar pun langsung berdatangan ke lokasi. Korban diketahui sudah tak bernyawa dengan kondisi urat leher putus.
Begitu mendapat laporan, tim identifikasi dari kepolisian dan dokter puskesmas tidak menemukan tanda-tanda penganiayaan. "Korban murni bunuh diri gunakan serkel (gergaji mesin). Dari pengecekan sidik jari di gagang serkel identik dengan sidik jari korban."
Suharno mengungkapkan, setelah dilakukan pemeriksaan, jenazah korban dibawa ke RSUP Dr Sardjito Yogyakarta. Untuk mencari tahu latar belakang korban bunuh diri, polisi langsung memeriksa tiga orang yang bekerja di proyek pembangunan rumah itu, yang salah satunya merupakan kerabat korban.
Berdasarkan keterangan awal yang didapat, disampaikan bahwa korban kerap ketakutan karena merasa dikejar-kejar orang untuk dibunuh. "Perasaannya (korban) itu sejak dari Bandungan dan itu sudah lama," tandasnya.
(zik)