Turis Korsel di Bintan Diduga Terjangkit Virus Zika
A
A
A
BINTAN - Turis Korea Selatan tinggal di Sei Kecil, Teluksebong, bernama Nyonya Y (31), tidak dalam kondisi hamil, berobat ke RSUD Tanjunguban, Seri Kuala Lobam, Jumat 23 September 2016.
Turis itu ingin mendapatkan perawatan, dikarenakan demam dan gejalanya mirip dengan penderita DBD, cikungunya, dan gejala virus zika. Suhu tubuhnya mencapai 36,5 derajat celcius.
Sebelum menderita demam, Y memiliki riwayat tinggal berpindah-pindah, yaitu Selasa-Minggu (13-18/9) tinggal di Lagoi. Lalu dari Minggu-Kamis (18-22/9) tinggal di Thailand.
Selanjutnya pada Kamis-Jumat (22-23/9) tinggal di Sei Kecil. Sedangkan dalam transportasinya, Nyonya Y melalui Singapura, yang warganya terkena virus Zika. Tibanya di Bintan melalui pelabuhan Bandar Bentan Telani PT Bintan Resort Cakrawala (BRC) Lagoi.
Pihak RSUD segera melaksanakan pemeriksaan dan penanganan sebagaimana pasien terkena virus Zika, dengan mengisolasi dan tidak diperbolehkan bertemu tamu maupun pasien lain tanpa izin pihak dokter yang menangani.
Humas RSUD Tanjunguban Ranty menyampaikan, Nyonya Y ditangani dokter umum dengan selalu berkonsultasi dengan dokter penyakit dalam.
"Yang menerima dan visite hari ini dokter jaga, dokter umum. Tetapi konsulennya dokter spesialis penyakit dalam," kata Ranty, Sabtu (24/9/2016).
Karena saat ini banyaknya isu virus zika, serta pasien memang dari luar negeri. Sebagai bentuk antisipasi, kondisi pasien dengan gejalanya mirip dengan DBD, cikungunya dan gejala virus zika, dilaporkan kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) Bintan dan Dinkes Kepri.
"Rumah sakit belum bisa memastikan apakah pasien tersebut terserang virua zika atau tidak. Karena harus menunggu hasil cek laboratorium," kata Ranty.
Pihak Dinkes Bintan dan Provinsi Kepri, kata Ranty, sudah turun ke lapangan dan mengambil darah pasien untuk dilakukan uji laboratorium.
Terpisah, Pelaksana harian (Plh) Kepala Dinas Kesehatan Bintan dr Gama Isnaini menyatakan, sampel darah pasien yang berkewarganegaraan Korea Selatan yang dirawat di RSUD Tanjunguban sudah dikirim ke Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Kesehatan, di Jakarta.
"Saat ini masih menunggu hasil uji laboratorium. Sebelum ada hasil dari uji laboratorium, kita belum bisa memastikan apakah pasien tersebut memang terserang virus zika atau negatif," kata Gama.
Menurut Gama, pihak Dinkes terus memantau perkembangan dari pasien yang masih dirawat secara intensif oleh RSUD Tanjunguban.
Turis itu ingin mendapatkan perawatan, dikarenakan demam dan gejalanya mirip dengan penderita DBD, cikungunya, dan gejala virus zika. Suhu tubuhnya mencapai 36,5 derajat celcius.
Sebelum menderita demam, Y memiliki riwayat tinggal berpindah-pindah, yaitu Selasa-Minggu (13-18/9) tinggal di Lagoi. Lalu dari Minggu-Kamis (18-22/9) tinggal di Thailand.
Selanjutnya pada Kamis-Jumat (22-23/9) tinggal di Sei Kecil. Sedangkan dalam transportasinya, Nyonya Y melalui Singapura, yang warganya terkena virus Zika. Tibanya di Bintan melalui pelabuhan Bandar Bentan Telani PT Bintan Resort Cakrawala (BRC) Lagoi.
Pihak RSUD segera melaksanakan pemeriksaan dan penanganan sebagaimana pasien terkena virus Zika, dengan mengisolasi dan tidak diperbolehkan bertemu tamu maupun pasien lain tanpa izin pihak dokter yang menangani.
Humas RSUD Tanjunguban Ranty menyampaikan, Nyonya Y ditangani dokter umum dengan selalu berkonsultasi dengan dokter penyakit dalam.
"Yang menerima dan visite hari ini dokter jaga, dokter umum. Tetapi konsulennya dokter spesialis penyakit dalam," kata Ranty, Sabtu (24/9/2016).
Karena saat ini banyaknya isu virus zika, serta pasien memang dari luar negeri. Sebagai bentuk antisipasi, kondisi pasien dengan gejalanya mirip dengan DBD, cikungunya dan gejala virus zika, dilaporkan kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) Bintan dan Dinkes Kepri.
"Rumah sakit belum bisa memastikan apakah pasien tersebut terserang virua zika atau tidak. Karena harus menunggu hasil cek laboratorium," kata Ranty.
Pihak Dinkes Bintan dan Provinsi Kepri, kata Ranty, sudah turun ke lapangan dan mengambil darah pasien untuk dilakukan uji laboratorium.
Terpisah, Pelaksana harian (Plh) Kepala Dinas Kesehatan Bintan dr Gama Isnaini menyatakan, sampel darah pasien yang berkewarganegaraan Korea Selatan yang dirawat di RSUD Tanjunguban sudah dikirim ke Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Kesehatan, di Jakarta.
"Saat ini masih menunggu hasil uji laboratorium. Sebelum ada hasil dari uji laboratorium, kita belum bisa memastikan apakah pasien tersebut memang terserang virus zika atau negatif," kata Gama.
Menurut Gama, pihak Dinkes terus memantau perkembangan dari pasien yang masih dirawat secara intensif oleh RSUD Tanjunguban.
(san)