Warga Kulon Progo Temukan Gua Peninggalan Belanda
A
A
A
KULON PROGO - Warga Ngruno, Desa Karangsari, Kecamatan Pengasih, Kulon Progo menemukan gua yang ditengarai peninggalan Belanda. Gua dengan panjang 200 meter ini diduga menjadi lokasi penambangan Mangaan yang banyak terdapat di Karangsari.
“Kemarin ditemukan pas kerja bakti. Ada linggis yang dipakai jatuh ke dalam tanah dan terdengar suara jlunggg,” jelas M Ngadiman, tokoh warga Ngruno, Kamis (15/9/2016).
Berawal dari temuan ini, kemudian warga berusaha mencari dan menggali. Dari situlah ditemukan lubang yang bisa dipakai untuk masuk. Beberapa warga lantas masuk ke dalam dan sempat memasang tali sepanjang 180 meter.
Lantaran di dalam pengab dan oksigen terbatas, akhirnya warga keluar. Berita penemuan inipun menyebar cepat di masyarakat melalui media sosial.
Dulu, kata Ngadiman, warga sudah tahu ada gua tersebut, karena menjadi tempat persembunyian landak. Namun, karena hewan ini memangsa tanaman warga, kemudian ditutup dengan tanah.
“Cerita dulu di tambang Mangaan di atas banyak airnya, kemudiam dialirkan lewat sini. Kalau di dalam ada sumur dan penambangan bisa saja,” jelasnya.
Warga sendiri berencana membangun kawasan wisata di atas gua ini yang dikenal dengan bukit Punthuk. Di atas bukit ini banyak terdapat tanaman kelengkeng. Pengunjung bisa melihat merapi dan juga pantai.
Nantinya akan cocok untuk melihat pesawat naik dan turun di bandara Kulonprogo. Kabid Warisan Budaya, Adat dan Tradisi Dinas Kebudayaan Kulonprogo Singgih Hapsoro mengaku perlu mendatangkan tim geoheritage dari DIY untuk meneliti gua ini.
"Seperti apa langkah kedepan, akan dikoordinasikan dengan pimpinan. Kami akan koordinasi lagi biar diteliti tim Geoheritage,” pungkas Singgih.
“Kemarin ditemukan pas kerja bakti. Ada linggis yang dipakai jatuh ke dalam tanah dan terdengar suara jlunggg,” jelas M Ngadiman, tokoh warga Ngruno, Kamis (15/9/2016).
Berawal dari temuan ini, kemudian warga berusaha mencari dan menggali. Dari situlah ditemukan lubang yang bisa dipakai untuk masuk. Beberapa warga lantas masuk ke dalam dan sempat memasang tali sepanjang 180 meter.
Lantaran di dalam pengab dan oksigen terbatas, akhirnya warga keluar. Berita penemuan inipun menyebar cepat di masyarakat melalui media sosial.
Dulu, kata Ngadiman, warga sudah tahu ada gua tersebut, karena menjadi tempat persembunyian landak. Namun, karena hewan ini memangsa tanaman warga, kemudian ditutup dengan tanah.
“Cerita dulu di tambang Mangaan di atas banyak airnya, kemudiam dialirkan lewat sini. Kalau di dalam ada sumur dan penambangan bisa saja,” jelasnya.
Warga sendiri berencana membangun kawasan wisata di atas gua ini yang dikenal dengan bukit Punthuk. Di atas bukit ini banyak terdapat tanaman kelengkeng. Pengunjung bisa melihat merapi dan juga pantai.
Nantinya akan cocok untuk melihat pesawat naik dan turun di bandara Kulonprogo. Kabid Warisan Budaya, Adat dan Tradisi Dinas Kebudayaan Kulonprogo Singgih Hapsoro mengaku perlu mendatangkan tim geoheritage dari DIY untuk meneliti gua ini.
"Seperti apa langkah kedepan, akan dikoordinasikan dengan pimpinan. Kami akan koordinasi lagi biar diteliti tim Geoheritage,” pungkas Singgih.
(san)