HT Ajak Mahasiswa STAKN Bangun Daerah Menjadi Pilar Ekonomi Indonesia
A
A
A
KUPANG - Indonesia harus mengubah strategi pembangunan, difokuskan ke daerah-daerah untuk mempercepat kemajuan. Hal itu diungkapkan CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT) saat memberikan kuliah umum di Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN) Kupang, Nusa Tenggara Timur, Rabu (14/9/2016).
"Bangun daerah sebagai pilar ekonomi, Indonesia akan lebih cepat menjadi negara maju," ujarnya.
Selama ini, kata HT, hanya kota-kota besar yang terbangun padahal Indonesia memiliki 514 kabupaten/kota. Penyebabnya, Indonesia terlalu dini menerapkan kapitalisme, di saat masyarakat belum siap secara kesejahteraan dan pendidikan.
Pria asal Jawa Timur itu mengatakan, butuh keberpihakan dalam membangun masyarakat di daerah. Mereka perlu didorong agar produktif sehingga kesejahteraannya meningkat dan akhirnya bisa berkontribusi membangun daerahnya masing-masing. "Tugas setiap anak bangsa membangun daerahnya," tegas HT.
Dia mengatakan, membangun karier sebagai pengusaha produktif menjadi salah satu langkah yang bisa ditempuh generasi muda untuk membangun daerahnya. Selain menciptakan lapangan kerja, pengusaha produktif akan berkontribusi pajak bagi negara. Seperti diketahui, dua pertiga dana pembangunan bersumber dari pajak.
"Jadilah pengusaha yang produktif, karena ikut menciptakan lapangan pekerjaan. Kalau ikut menciptakan kapangan kerja di NTT, maka akan memberikan kontribusi pajak di NTT. Di situlah NTT akan terbangun dengan cepat dan Indonesia akan tumbuh dengan cepat karena pilar-pilar ekonominya banyak."
Alumnus Ottawa University, Kanada itu menambahkan, jumlah pengusaha yang mencukupi menjadi salah satu syarat kemajuan suatu negara. Setidaknya, harus ada 2% pengusaha produktif dari total jumlah penduduk. Saat ini, Indonesia baru memiliki 1 juta pengusaha produktif dari seharusnya 5 juta orang.
"Penopang ekonomi kita sedikit, jumlah pengusaha di Indonesia sedikit. Di Indonesia banyak pengangguran, makanya generasi mudanya sulit mencari pekerjaan. Apalagi kondisi ekonomi sekarang ini, bukan hanya sulit, tetapi yang sudah bekerja pun banyak yang di-PHK," katanya.
Sementara itu, Ketua STAKN Kupang Harun Y. Natonis mengungkapkan, kedatangan HT sangat menginspirasi mahasiswanya untuk ikut membangun ekonomi negara. Dia berharap, mahasiswanya bisa sesukses HT. "Pak Hary menginspirasi kami untuk menjadi pelaku ekonomi, untuk menggenjot ekonomi negara," ujarnya. (Elzam Zami)
"Bangun daerah sebagai pilar ekonomi, Indonesia akan lebih cepat menjadi negara maju," ujarnya.
Selama ini, kata HT, hanya kota-kota besar yang terbangun padahal Indonesia memiliki 514 kabupaten/kota. Penyebabnya, Indonesia terlalu dini menerapkan kapitalisme, di saat masyarakat belum siap secara kesejahteraan dan pendidikan.
Pria asal Jawa Timur itu mengatakan, butuh keberpihakan dalam membangun masyarakat di daerah. Mereka perlu didorong agar produktif sehingga kesejahteraannya meningkat dan akhirnya bisa berkontribusi membangun daerahnya masing-masing. "Tugas setiap anak bangsa membangun daerahnya," tegas HT.
Dia mengatakan, membangun karier sebagai pengusaha produktif menjadi salah satu langkah yang bisa ditempuh generasi muda untuk membangun daerahnya. Selain menciptakan lapangan kerja, pengusaha produktif akan berkontribusi pajak bagi negara. Seperti diketahui, dua pertiga dana pembangunan bersumber dari pajak.
"Jadilah pengusaha yang produktif, karena ikut menciptakan lapangan pekerjaan. Kalau ikut menciptakan kapangan kerja di NTT, maka akan memberikan kontribusi pajak di NTT. Di situlah NTT akan terbangun dengan cepat dan Indonesia akan tumbuh dengan cepat karena pilar-pilar ekonominya banyak."
Alumnus Ottawa University, Kanada itu menambahkan, jumlah pengusaha yang mencukupi menjadi salah satu syarat kemajuan suatu negara. Setidaknya, harus ada 2% pengusaha produktif dari total jumlah penduduk. Saat ini, Indonesia baru memiliki 1 juta pengusaha produktif dari seharusnya 5 juta orang.
"Penopang ekonomi kita sedikit, jumlah pengusaha di Indonesia sedikit. Di Indonesia banyak pengangguran, makanya generasi mudanya sulit mencari pekerjaan. Apalagi kondisi ekonomi sekarang ini, bukan hanya sulit, tetapi yang sudah bekerja pun banyak yang di-PHK," katanya.
Sementara itu, Ketua STAKN Kupang Harun Y. Natonis mengungkapkan, kedatangan HT sangat menginspirasi mahasiswanya untuk ikut membangun ekonomi negara. Dia berharap, mahasiswanya bisa sesukses HT. "Pak Hary menginspirasi kami untuk menjadi pelaku ekonomi, untuk menggenjot ekonomi negara," ujarnya. (Elzam Zami)
(zik)