Kaltara Siapkan Pelabuhan Malundung sebagai Pintu Ekspor lewat Laut
A
A
A
TANJUNG SELOR - Upaya untuk memperkenalkan Kalimantan Utara (Kaltara) di pentas dunia sebagai daerah pengekspor hasil kelautan dan perikanan terus dilakukan. Setelah meresmikan ekspor lewat udara melalui Bandara Juwata, kini giliran ekspor lewat jalur laut tengah dipersiapkan. Rencananya, pada akhir September 2016, Pemprov Kaltara akan meresmikan ekspor lewat jalur laut di Pelabuhan Malundung, Kota Tarakan.
Adapun produk yang diekspor masih sama, yakni hasil kelautan dan perikanan. Bedanya jika ekspor melalui udara difokuskan pada kepiting serta hasil kelautan dan perikanan yang harus tiba di negara tujuan dengan cepat, maka untuk ekspor lewat jalur laut lebih beragam dan jumlahnya banyak. ”Misalnya ikan bandeng dan rumput laut,” kata Gubernur Kaltara Irianto Lambrie.
Untuk melaksanakanan ekspor melalui Pelabuhan Malundung ini, Pemprov Kaltara menjalin kerja sama dengan PT Kaltim Kariangau Terminal. PT Kaltim Kariangau Terminal merupakan perusahaan patungan pemerintah pusat melalui PT Pelindo IV dengan Pemprov Kalimantan Timur.
Kaltim Kariangau akan menyiapkan kapal kargo untuk membawa hasil produksi kelautan dan perikanan dari provinsi ke-34 ini ke sejumlah negara di Asia, seperti Hong Kong dan Jepang. ”Kapasitas angkutnya jelas lebih banyak. Ini kesempatan besar bagi masyarakat Kaltara, terutama nelayan maupun petani rumput laut dan tambak,” ujarnya.
Selama ini ekspor hasil kelautan dan perikanan seperti ikan bandeng, rumput laut, dan udang windu atau dikenal dengan nama Borneo shrimp dilakukan melalui Surabaya, Jawa Timur dan Makassar, Sulawesi Selatan. Dengan melalui dua daerah tersebut maka waktu yang dibutuhkan lebih lama dan akhirnya berdampak pada biaya besar. Sementara ekspor melalui Tarakan waktu yang dibutuhkan lebih singkat sehingga mengurangi biaya.
”Misalnya kalau lewat Surabaya atau Makassar menuju Hong Kong butuh 14 hari, lewat Tarakan bisa 10 hari sudah sampai. Berarti kan lebih cepat. Tidak perlu lagi biaya ke Surabaya atau Makassar,” urainya.
Irianto juga mengatakan, jika ekspor dilakukan melalui Surabaya dan Makassar maka yang menjadi dikenal pun hanya dua daerah tersebut. Padahal hasil kelautan dan perikanan yang diekspor berasal dari Kaltara.
Jika ekspor dilakukan langsung dari Tarakan, lanjut Gubernur, jelas mempunyai multiplier effect yang besar. Selain Kaltara dikenal di mata dunia, dampak lainnya yaitu dapat menambah pendapatan bagi daerah. ”Pendapatan bagi daerah juga kembalinya ke masyarakat seperti untuk pembangunan infrastruktur,” katanya.
Gubernur menjelaskan, hal ini merupakan upaya menumbuhkan kembali ekspor yang menjadi unggulan komparatif di Kaltara. Pertama, dimulainya ekspor produk hasil kelautan dan perikanan yang diterbangkan langsung dari Bandara Juwata Tarakan tujuan Singapura menggunakan pesawat kargo milik maskapai Tri-MG dengan muatan kurang lebih 15 ton.
”Ini merupakan suatu hal yang bersejarah bagi Kaltara. Saya mewakili segenap jajaran Pemprov Kaltara berterima kasih atas dukungan yang baik untuk kepentingan instansi pemerintah maupun masyarakat di Kaltara,” katanya.
Dia menambahkan, yang terpenting melalui ekspor produk kelautan dan perikanan tersebut adalah berkelanjutan demi peningkatan kehidupan perekonomian masyarakat. ”Karena laut kita (Kaltara) termasuk masih bersih. Ini berpengaruh terhadap rasa dan menentukan harga. Tinggal bagaimana pedagang atau nelayan kita di Kaltara memanfaatkan ini,” ujarnya.
Lebih lanjut Gubernur berharap ekpor ini berdampak positif terhadap harga beli hasil perikanan dari nelayan. Selain itu Kaltara bisa menjadi pelopor ekspor impor barang yang seimbang. Jika pengiriman barang sudah berhasil, diharapkan kembalinya membawa sesuatu yang dibawa (barang impor) untuk keperluan masyarakat Kaltara.
Adapun produk yang diekspor masih sama, yakni hasil kelautan dan perikanan. Bedanya jika ekspor melalui udara difokuskan pada kepiting serta hasil kelautan dan perikanan yang harus tiba di negara tujuan dengan cepat, maka untuk ekspor lewat jalur laut lebih beragam dan jumlahnya banyak. ”Misalnya ikan bandeng dan rumput laut,” kata Gubernur Kaltara Irianto Lambrie.
Untuk melaksanakanan ekspor melalui Pelabuhan Malundung ini, Pemprov Kaltara menjalin kerja sama dengan PT Kaltim Kariangau Terminal. PT Kaltim Kariangau Terminal merupakan perusahaan patungan pemerintah pusat melalui PT Pelindo IV dengan Pemprov Kalimantan Timur.
Kaltim Kariangau akan menyiapkan kapal kargo untuk membawa hasil produksi kelautan dan perikanan dari provinsi ke-34 ini ke sejumlah negara di Asia, seperti Hong Kong dan Jepang. ”Kapasitas angkutnya jelas lebih banyak. Ini kesempatan besar bagi masyarakat Kaltara, terutama nelayan maupun petani rumput laut dan tambak,” ujarnya.
Selama ini ekspor hasil kelautan dan perikanan seperti ikan bandeng, rumput laut, dan udang windu atau dikenal dengan nama Borneo shrimp dilakukan melalui Surabaya, Jawa Timur dan Makassar, Sulawesi Selatan. Dengan melalui dua daerah tersebut maka waktu yang dibutuhkan lebih lama dan akhirnya berdampak pada biaya besar. Sementara ekspor melalui Tarakan waktu yang dibutuhkan lebih singkat sehingga mengurangi biaya.
”Misalnya kalau lewat Surabaya atau Makassar menuju Hong Kong butuh 14 hari, lewat Tarakan bisa 10 hari sudah sampai. Berarti kan lebih cepat. Tidak perlu lagi biaya ke Surabaya atau Makassar,” urainya.
Irianto juga mengatakan, jika ekspor dilakukan melalui Surabaya dan Makassar maka yang menjadi dikenal pun hanya dua daerah tersebut. Padahal hasil kelautan dan perikanan yang diekspor berasal dari Kaltara.
Jika ekspor dilakukan langsung dari Tarakan, lanjut Gubernur, jelas mempunyai multiplier effect yang besar. Selain Kaltara dikenal di mata dunia, dampak lainnya yaitu dapat menambah pendapatan bagi daerah. ”Pendapatan bagi daerah juga kembalinya ke masyarakat seperti untuk pembangunan infrastruktur,” katanya.
Gubernur menjelaskan, hal ini merupakan upaya menumbuhkan kembali ekspor yang menjadi unggulan komparatif di Kaltara. Pertama, dimulainya ekspor produk hasil kelautan dan perikanan yang diterbangkan langsung dari Bandara Juwata Tarakan tujuan Singapura menggunakan pesawat kargo milik maskapai Tri-MG dengan muatan kurang lebih 15 ton.
”Ini merupakan suatu hal yang bersejarah bagi Kaltara. Saya mewakili segenap jajaran Pemprov Kaltara berterima kasih atas dukungan yang baik untuk kepentingan instansi pemerintah maupun masyarakat di Kaltara,” katanya.
Dia menambahkan, yang terpenting melalui ekspor produk kelautan dan perikanan tersebut adalah berkelanjutan demi peningkatan kehidupan perekonomian masyarakat. ”Karena laut kita (Kaltara) termasuk masih bersih. Ini berpengaruh terhadap rasa dan menentukan harga. Tinggal bagaimana pedagang atau nelayan kita di Kaltara memanfaatkan ini,” ujarnya.
Lebih lanjut Gubernur berharap ekpor ini berdampak positif terhadap harga beli hasil perikanan dari nelayan. Selain itu Kaltara bisa menjadi pelopor ekspor impor barang yang seimbang. Jika pengiriman barang sudah berhasil, diharapkan kembalinya membawa sesuatu yang dibawa (barang impor) untuk keperluan masyarakat Kaltara.
(poe)