Jasad Korban Tabrakan Kapal Tongkang-Kelotok Ditemukan

Jasad Korban Tabrakan Kapal Tongkang-Kelotok Ditemukan
A
A
A
BARITO SELATAN - Okta (32), korban tabrakan kapal tongkang dan kelotok, di perairan Desa Tampijak, Kecamatan Karau Kuala, Barito Selatan, Kalimantan Tengah, berhasil ditemukan.
Jasad Okta ditemukan mengapung di seberang Pelabuhan Kelurahan Bangkuang, sekitar pukul 07.00 Wib. Namun, jasad sang anak Zaelani (2) masih belum ditemukan.
Sebelumnya, Okta bersama anaknya Zaelani dinyatakan hilang tenggelam terseret arus sungai Barito akibat tabrakan kelotok dengan tongkang, di sekitar Desa Tampijak, Minggu 11 September 2016.
Abdulah (43), warga Desa Babai mengatakan, dirinya bersama Sabrin yang menemukan jasad Okta. Jasad korban ditemukan mengapung di seberang pelabuhan Kelurahan Bangkuang, sekitar tiga kilometer dari tempat kejadian.
Sebelumnya, dia sempat melakukan pencarian bersama BPBD, polsek, dan warga sekitar setelah kejadian, hingga Senin 12 September 2016, pukul 21.30 Wib. Namun masih belum ditemukan.
“Pagi tadi sekitar pukul 05.20 Wib saya bersama Sabrin melakukan pencarian menyusur sungai akhirnya sekitar pukul 07.00 Wib, kita berdua menemukan jasad Okta,” kata Abdulah, di DAS Barito, Selasa (13/9/2016).
Sementara itu, Kapolsek Karau Kuala IPTU Dwi Nurcahyo mengatakan, penemuan dua jasad yang terapung tersebut dipastikan korban dari kecelakaan tongkang dan kelotok.
“Sebelum membawa jasad korban ke rumah duka, kami membawanya ke Puskesmas Karau Kuala untuk dilakukan visum,” ucap dia.
Saat ini, pihaknya bersama warga dan BPBD Barsel masih melakukan pencariaan terhadap anak korban yang masih hilang. Sebelumnya, satu unit perahu kelotok (perahu bermesin) dengan 43 penumpang bertabrakan dengan kapal tongkang di perairan Desa Tampijak, Kecamatan Karau Kuala, Barito Selatan, Kalimantan Tengah, pada Minggu 11 September 2016.
Akibat tabrakan tersebut, dua penumpang perahu kelotok warga Desa Babai, Kecamatan Karau Kuala, tenggelam dan masih hilang hingga saat ini. Kapolsek Karau Kuala Iptu Dwi Nurcahyo mengatakan, kecelakaan itu terjadi di Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito, tepatnya di Desa Tampijak.
“Dua dari 43 orang yang menumpangi kelotok atas nama Okta (32) bersama anaknya Zaelani (2) tenggelam, dan hingga kini masih belum ditemukan,” kata Dwi Nurcahyo di sekitar DAS Barito.
Jasad Okta ditemukan mengapung di seberang Pelabuhan Kelurahan Bangkuang, sekitar pukul 07.00 Wib. Namun, jasad sang anak Zaelani (2) masih belum ditemukan.
Sebelumnya, Okta bersama anaknya Zaelani dinyatakan hilang tenggelam terseret arus sungai Barito akibat tabrakan kelotok dengan tongkang, di sekitar Desa Tampijak, Minggu 11 September 2016.
Abdulah (43), warga Desa Babai mengatakan, dirinya bersama Sabrin yang menemukan jasad Okta. Jasad korban ditemukan mengapung di seberang pelabuhan Kelurahan Bangkuang, sekitar tiga kilometer dari tempat kejadian.
Sebelumnya, dia sempat melakukan pencarian bersama BPBD, polsek, dan warga sekitar setelah kejadian, hingga Senin 12 September 2016, pukul 21.30 Wib. Namun masih belum ditemukan.
“Pagi tadi sekitar pukul 05.20 Wib saya bersama Sabrin melakukan pencarian menyusur sungai akhirnya sekitar pukul 07.00 Wib, kita berdua menemukan jasad Okta,” kata Abdulah, di DAS Barito, Selasa (13/9/2016).
Sementara itu, Kapolsek Karau Kuala IPTU Dwi Nurcahyo mengatakan, penemuan dua jasad yang terapung tersebut dipastikan korban dari kecelakaan tongkang dan kelotok.
“Sebelum membawa jasad korban ke rumah duka, kami membawanya ke Puskesmas Karau Kuala untuk dilakukan visum,” ucap dia.
Saat ini, pihaknya bersama warga dan BPBD Barsel masih melakukan pencariaan terhadap anak korban yang masih hilang. Sebelumnya, satu unit perahu kelotok (perahu bermesin) dengan 43 penumpang bertabrakan dengan kapal tongkang di perairan Desa Tampijak, Kecamatan Karau Kuala, Barito Selatan, Kalimantan Tengah, pada Minggu 11 September 2016.
Akibat tabrakan tersebut, dua penumpang perahu kelotok warga Desa Babai, Kecamatan Karau Kuala, tenggelam dan masih hilang hingga saat ini. Kapolsek Karau Kuala Iptu Dwi Nurcahyo mengatakan, kecelakaan itu terjadi di Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito, tepatnya di Desa Tampijak.
“Dua dari 43 orang yang menumpangi kelotok atas nama Okta (32) bersama anaknya Zaelani (2) tenggelam, dan hingga kini masih belum ditemukan,” kata Dwi Nurcahyo di sekitar DAS Barito.
(san)