Guru TK Tewas dengan Tangan Terikat dan Mulut Tersumpal
A
A
A
BLITAR - Ratmi Nurhayati (41) guru TK di Desa Semen, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar ditemukan tewas dengan tangan terikat dan mulut tersumpal di rumahnya. Polisi menduga guru taman kanak-kanak desa setempat itu menjadi korban pembunuhan.
Karena selain tangan Ratmi terikat tali rafia dengan mulut tersumpal kain, luka memar juga terlihat pada kepala dan beberapa bagian tubuh.
“Dari olah TKP dan melihat kondisinya diduga korban pembunuhan,“ ujar Kapolres Blitar AKBP Slamet Waloya, Rabu (7/9/2016).
Jasad korban ditemukan telentang di lantai gudang rumah bercampur dengan pakaian dan barang kotor. Ratmi mengenakan baju model baby doll warna senada. Bagian atas busana tanpa lengan itu tersingkap hingga memperlihatkan perut korban.
Heri Sujatmiko, suami korban yang pertama kali melihat istrinya dalam kondisi tidak bernyawa.
Heri adalah pegawai salah satu kantor koperasi di Desa Jajar, Kecamatan Talun. Ia pulang setelah membaca pesan pendek (SMS) yang masuk ke nomor telepon selular istrinya. SMS yang berasal dari wali murid bernama Rumiati itu intinya menanyakan ketidakhadiran Ratmi di sekolah.
Sebab saat itu sudah pukul 09.00 WIB. Belum diketahui pasti apakah dalam keseharianya Heri selalu membawa ponsel istrinya atau kebetulan hari ini saja.
“Suami korban juga kita periksa sebagai saksi,“ terang Slamet. Sebelum ke rumah, Heri lebih dulu mendatangi sekolah tempat mengajar istrinya.
Kepada Suprihatin, rekan istrinya (guru) Heri menanyakan keberadan Ratmi. Kemudian dia berinisiatif mengajak Suprihatin mencari istrinya di rumah.
Kepada petugas Heri mengaku rumahnya dalam kondisi sepi. Saat tiba dia melihat semua pintu dalam kondisi tertutup dan terkunci.
Heri mengaku hanya melihat satu jendela yang terbuka. Diapun sontak menerobos masuk dari sana. Begitu melihat jasad istrinya dalam keadaan tidak bernyawa, Heri langsung berteriak meminta tolong, termasuk memanggil Suprihatin yang berada di luar.
Menurut Slamet pihaknya telah mengamankan beberapa alat bukti, termasuk dua sepeda motor.
Kendati demikian polisi belum menetapkan tersangka, termasuk terus berupaya mengungkap motif dugaan pembunuhan. “Kita masih terus mengembangkan penyelidikan, termasuk mengungkap motif yang ada,“ pungkasnya.
Suprihatin rekan korban membenarkan telah diajak suami korban untuk mencari keberadaan korban. Sebab sudah siang korban tidak juga muncul di sekolahan. Dia tidak menduga dalam pencarian itu menjumpai korban dalam keadaan sudah tidak bernyawa.
“Biasanya korban datang ke sekolah tepat waktu. Karena yang bersangkutan adalah guru yang disiplin dengan jam mengajarnya. Dan kami semua di sekolah turut berduka tidak menyangka kalau meninggal dunia,“ ujarnya. Saat ini jasad korban masih berada di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi untuk keperluan autopsi.
Karena selain tangan Ratmi terikat tali rafia dengan mulut tersumpal kain, luka memar juga terlihat pada kepala dan beberapa bagian tubuh.
“Dari olah TKP dan melihat kondisinya diduga korban pembunuhan,“ ujar Kapolres Blitar AKBP Slamet Waloya, Rabu (7/9/2016).
Jasad korban ditemukan telentang di lantai gudang rumah bercampur dengan pakaian dan barang kotor. Ratmi mengenakan baju model baby doll warna senada. Bagian atas busana tanpa lengan itu tersingkap hingga memperlihatkan perut korban.
Heri Sujatmiko, suami korban yang pertama kali melihat istrinya dalam kondisi tidak bernyawa.
Heri adalah pegawai salah satu kantor koperasi di Desa Jajar, Kecamatan Talun. Ia pulang setelah membaca pesan pendek (SMS) yang masuk ke nomor telepon selular istrinya. SMS yang berasal dari wali murid bernama Rumiati itu intinya menanyakan ketidakhadiran Ratmi di sekolah.
Sebab saat itu sudah pukul 09.00 WIB. Belum diketahui pasti apakah dalam keseharianya Heri selalu membawa ponsel istrinya atau kebetulan hari ini saja.
“Suami korban juga kita periksa sebagai saksi,“ terang Slamet. Sebelum ke rumah, Heri lebih dulu mendatangi sekolah tempat mengajar istrinya.
Kepada Suprihatin, rekan istrinya (guru) Heri menanyakan keberadan Ratmi. Kemudian dia berinisiatif mengajak Suprihatin mencari istrinya di rumah.
Kepada petugas Heri mengaku rumahnya dalam kondisi sepi. Saat tiba dia melihat semua pintu dalam kondisi tertutup dan terkunci.
Heri mengaku hanya melihat satu jendela yang terbuka. Diapun sontak menerobos masuk dari sana. Begitu melihat jasad istrinya dalam keadaan tidak bernyawa, Heri langsung berteriak meminta tolong, termasuk memanggil Suprihatin yang berada di luar.
Menurut Slamet pihaknya telah mengamankan beberapa alat bukti, termasuk dua sepeda motor.
Kendati demikian polisi belum menetapkan tersangka, termasuk terus berupaya mengungkap motif dugaan pembunuhan. “Kita masih terus mengembangkan penyelidikan, termasuk mengungkap motif yang ada,“ pungkasnya.
Suprihatin rekan korban membenarkan telah diajak suami korban untuk mencari keberadaan korban. Sebab sudah siang korban tidak juga muncul di sekolahan. Dia tidak menduga dalam pencarian itu menjumpai korban dalam keadaan sudah tidak bernyawa.
“Biasanya korban datang ke sekolah tepat waktu. Karena yang bersangkutan adalah guru yang disiplin dengan jam mengajarnya. Dan kami semua di sekolah turut berduka tidak menyangka kalau meninggal dunia,“ ujarnya. Saat ini jasad korban masih berada di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi untuk keperluan autopsi.
(sms)