Participatory Rural Appraisal, Metode Efektif untuk Pemetaan Hasil Bumi
A
A
A
SERANG - Participatory Rural Appraisal (PRA) merupakan pendekatan efektif dalam menggali dan mengkaji informasi berdasarkan pemikiran dan sudut pandang masyarakat. Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU bersama warga Sujung melakukan pemetaan hasil bumi yang ada di Desa Sujung, Serang, Banten, 2 September 2016.
Pemetaan ini bertujuan untuk mengetahui hasil bumi terbanyak yang ada di desa. Pemetaan menggunakan metode PRA ini menitikberatkan pada partipasi warga dalam mengikuti proses diskusi.
Pemetaan dimulai dengan menggali informasi mengenai hasil bumi apa saja yang terbanyak di Sujung. Warga diminta untuk menyebutkan hasil tani dan ternak terbanyak. Setelah itu, warga diminta untuk memberikan penilaian setiap hasil bumi berdasarkan aspek jumlah, waktu, dan sumber. Penilaian dilakukan dengan memberikan angka 1-3 untuk setiap aspek.
Dari penilaian tersebut diketahuilah padi dan kangkung sebagai hasil pertanian terbanyak. Sedangkan, domba dan bebek petelur serta peranakan sebagai hasil ternak terbanyak dan utama di Desa Sujung.
Vina Anggraeni, Supervisor Program Klaster Berdaya Sujung mengatakan, bahwa pemetaan menggunakan metode PRA sangat efektif untuk mendorong warga memberikan informasi sebanyak-banyaknya mengenai kondisi di wilayahnya. Selain itu fasilitator dapat mengetahui pemikiran dan sudut pandang warga sehingga pengkajian data lebih objektif.
”Dari informasi dan penilaian yang dilakukan bersama, tim PKPU jadi mudah untuk menentukan hasil bumi utama di Desa Sujung,” kata Vina usai memfasilitasi proses diskusi.
Hasil pemetaan ini menjadi data awal untuk merencanakan pengembangan usaha dan industri desa yang tepat di Sujung. Harapannya, melalui pembangunan industri desa, Sujung dapat menjadi kampung berdaya dan mandiri. (Vina/Putri/PKPU)
Pemetaan ini bertujuan untuk mengetahui hasil bumi terbanyak yang ada di desa. Pemetaan menggunakan metode PRA ini menitikberatkan pada partipasi warga dalam mengikuti proses diskusi.
Pemetaan dimulai dengan menggali informasi mengenai hasil bumi apa saja yang terbanyak di Sujung. Warga diminta untuk menyebutkan hasil tani dan ternak terbanyak. Setelah itu, warga diminta untuk memberikan penilaian setiap hasil bumi berdasarkan aspek jumlah, waktu, dan sumber. Penilaian dilakukan dengan memberikan angka 1-3 untuk setiap aspek.
Dari penilaian tersebut diketahuilah padi dan kangkung sebagai hasil pertanian terbanyak. Sedangkan, domba dan bebek petelur serta peranakan sebagai hasil ternak terbanyak dan utama di Desa Sujung.
Vina Anggraeni, Supervisor Program Klaster Berdaya Sujung mengatakan, bahwa pemetaan menggunakan metode PRA sangat efektif untuk mendorong warga memberikan informasi sebanyak-banyaknya mengenai kondisi di wilayahnya. Selain itu fasilitator dapat mengetahui pemikiran dan sudut pandang warga sehingga pengkajian data lebih objektif.
”Dari informasi dan penilaian yang dilakukan bersama, tim PKPU jadi mudah untuk menentukan hasil bumi utama di Desa Sujung,” kata Vina usai memfasilitasi proses diskusi.
Hasil pemetaan ini menjadi data awal untuk merencanakan pengembangan usaha dan industri desa yang tepat di Sujung. Harapannya, melalui pembangunan industri desa, Sujung dapat menjadi kampung berdaya dan mandiri. (Vina/Putri/PKPU)
(poe)