Mengenang Sosok Kepala Perwakilan Ombudsman RI Provinsi Jateng Achmad Zaid
A
A
A
DEMAK - Kepergian Kepala Perwakilan Ombudsman RI Provinsi Jawa Tengah Achmad Zaid untuk selamanya, menyisakan kesedihan mendalam bagi sejumlah kalangan. Ya, Zaid dikenal sebagai sosok yang idealis dalam memperjuangkan hak pendidikan bagi masyarakat, terutama Jawa Tengah.
Sikap tegas itu dapat disaksikan oleh sejumlah awak media saat melakukan investigasi di SD Standar Nasional Batursari Kecamatan Mranggen, beberapa saat sebelum terjadi kecelakaan yang merenggut nyawa Zaid.
Salah satunya adalah Sukma Wijaya, wartawan dari MNC Group, yang mengisahkan bahwa Achmad Zaid datang ke sekolah tersebut bersama tiga orang lainnya. Mereka disambut oleh Kepala Sekolah SD Standar Nasional Batursari Sri Prihatin.
Kedatangan Zaid bersama tim tersebut guna investigasi terkait laporan dugaan pungutan liar di sekolah itu. Kontan, Zaid langsung berbicara nada tinggi saat mengetahui sekolah tersebut menarik uang Rp1,3 juta kepada 98 calon siswa baru. Apalagi, pihak sekolah sempat berbelit dan melimpahkan tanggung jawab kepada komite sekolah.
Zaid mengutip Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 44 Tahun 2012 tentang Pungutan dan Sumbangan Biaya Pendidikan Pada Satuan Dasar.
"Dalam Pasal 9 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 44 Tahun 2012 menyatakan jika pihak sekolah baik SD dan SMP dilarang menarik pungutan. Ini malah menarik pungutan. Saya minta uang itu dikembalikan kepada yang berhak," kata Sukma menirukan Zaid.
Menurut Sukma, Zaid bersama tim berencana memanggil pihak sekolah dan komite untuk dimintai keterangan lebih lanjut di Kantor Ombudsman RI Perwakilan Jateng pada 18 Agustus.
"Beliau tidak kenal kompromi kepada segala kekeliruan. Kalau salah, ya salah dan beliau lawan," tuturnya.
Di balik sikap tegasnya, ungkap Sukma, suami dari Khoiriyah ini sangat ramah kepada siapa pun. Jika dihubungi lewat telepon selulernya selalu dijawab, meski belum kenal sebelumnya.
"Wah, beliau orangnya baik, terbuka dan senang berdiskusi. Tidak membeda-bedakan satu sama lainnya," paparnya.
Putut, wartawan lain menambahkan, Zaid seusai investigasi bermaksud mengajak makan wartawan di Soto Sawah di Desa Karangsono.
"Kami (wartawan) berempat sudah sampai di warung lebih dulu. Selama menunggu rombongan Pak Zaid, kami tanpa sengaja mendapat informasi ada kecelakaan dari pembeli yang duduk di sebelah kami. Kami pun langsung menuju lokasi," tuturnya.
Betapa terkejut, ucap Putut, mobil yang sudah dalam kondisi ringsek ditabrak kereta api itu adalah yang dinaiki Zaid.
"Setengah tidak percaya kami mencari tahu kondisi para penumpangnya," imbuh dia.
Menurutnya, Zaid mampu menjalankan tugasnya dengan baik selama menjadi kepala Ombudsman. Bersikap tegas, idealis, juga tidak pelit informasi bagi wartawan.
"Saya masih ingat betul beberapa kali mengikuti kegiatan Ombudsman, beliau sangat tegas saat menjalankan tugas," terangnya.
Rasa kehilangan juga disampaikan Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Demak Marwan. Selama ini, Zaid banyak turut serta membangun dunia pendidikan di Demak.
"Ya, kita kehilangan sosok yang gigih dalam memperjuangkan masyarakat untuk mendapatkan hak pendidikan dengan adil dan layak. Di Demak, beliau berperan besar selama ini," tandasnya.
Diketahui, Achmad Zaid meninggal dunia setelah mobil Kijang Innova H 8985 YW yang dikemudikannya ditabrak KA di perlintasan tanpa palang pintu Desa Brumbung, Mranggen, Demak, Jawa Tengah, Kamis (11/8/2016).
Tiga rekannya Anshori, Elyna Noor Dina Nazla, dan mahasiswa magang dari Undip, Dewi Ayu mengalami luka-luka.
Sikap tegas itu dapat disaksikan oleh sejumlah awak media saat melakukan investigasi di SD Standar Nasional Batursari Kecamatan Mranggen, beberapa saat sebelum terjadi kecelakaan yang merenggut nyawa Zaid.
Salah satunya adalah Sukma Wijaya, wartawan dari MNC Group, yang mengisahkan bahwa Achmad Zaid datang ke sekolah tersebut bersama tiga orang lainnya. Mereka disambut oleh Kepala Sekolah SD Standar Nasional Batursari Sri Prihatin.
Kedatangan Zaid bersama tim tersebut guna investigasi terkait laporan dugaan pungutan liar di sekolah itu. Kontan, Zaid langsung berbicara nada tinggi saat mengetahui sekolah tersebut menarik uang Rp1,3 juta kepada 98 calon siswa baru. Apalagi, pihak sekolah sempat berbelit dan melimpahkan tanggung jawab kepada komite sekolah.
Zaid mengutip Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 44 Tahun 2012 tentang Pungutan dan Sumbangan Biaya Pendidikan Pada Satuan Dasar.
"Dalam Pasal 9 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 44 Tahun 2012 menyatakan jika pihak sekolah baik SD dan SMP dilarang menarik pungutan. Ini malah menarik pungutan. Saya minta uang itu dikembalikan kepada yang berhak," kata Sukma menirukan Zaid.
Menurut Sukma, Zaid bersama tim berencana memanggil pihak sekolah dan komite untuk dimintai keterangan lebih lanjut di Kantor Ombudsman RI Perwakilan Jateng pada 18 Agustus.
"Beliau tidak kenal kompromi kepada segala kekeliruan. Kalau salah, ya salah dan beliau lawan," tuturnya.
Di balik sikap tegasnya, ungkap Sukma, suami dari Khoiriyah ini sangat ramah kepada siapa pun. Jika dihubungi lewat telepon selulernya selalu dijawab, meski belum kenal sebelumnya.
"Wah, beliau orangnya baik, terbuka dan senang berdiskusi. Tidak membeda-bedakan satu sama lainnya," paparnya.
Putut, wartawan lain menambahkan, Zaid seusai investigasi bermaksud mengajak makan wartawan di Soto Sawah di Desa Karangsono.
"Kami (wartawan) berempat sudah sampai di warung lebih dulu. Selama menunggu rombongan Pak Zaid, kami tanpa sengaja mendapat informasi ada kecelakaan dari pembeli yang duduk di sebelah kami. Kami pun langsung menuju lokasi," tuturnya.
Betapa terkejut, ucap Putut, mobil yang sudah dalam kondisi ringsek ditabrak kereta api itu adalah yang dinaiki Zaid.
"Setengah tidak percaya kami mencari tahu kondisi para penumpangnya," imbuh dia.
Menurutnya, Zaid mampu menjalankan tugasnya dengan baik selama menjadi kepala Ombudsman. Bersikap tegas, idealis, juga tidak pelit informasi bagi wartawan.
"Saya masih ingat betul beberapa kali mengikuti kegiatan Ombudsman, beliau sangat tegas saat menjalankan tugas," terangnya.
Rasa kehilangan juga disampaikan Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Demak Marwan. Selama ini, Zaid banyak turut serta membangun dunia pendidikan di Demak.
"Ya, kita kehilangan sosok yang gigih dalam memperjuangkan masyarakat untuk mendapatkan hak pendidikan dengan adil dan layak. Di Demak, beliau berperan besar selama ini," tandasnya.
Diketahui, Achmad Zaid meninggal dunia setelah mobil Kijang Innova H 8985 YW yang dikemudikannya ditabrak KA di perlintasan tanpa palang pintu Desa Brumbung, Mranggen, Demak, Jawa Tengah, Kamis (11/8/2016).
Tiga rekannya Anshori, Elyna Noor Dina Nazla, dan mahasiswa magang dari Undip, Dewi Ayu mengalami luka-luka.
(zik)