Santap Hidangan Pesta Pernikahan, Ratusan Warga Garut Keracunan

Kamis, 11 Agustus 2016 - 04:09 WIB
Santap Hidangan Pesta...
Santap Hidangan Pesta Pernikahan, Ratusan Warga Garut Keracunan
A A A
GARUT - Ratusan warga Kampung Ciranyang, Desa Mekarjaya, Kecamatan Bayongbong, Garut, mengalami keracunan massal. Peristiwa itu terjadi setelah mereka menyantap hidangan pesta pernikahan.

Banyaknya warga yang menjadi korban, membuat penanganan medis dilakukan di beberapa tempat berbeda. Sebagian besar dirawat di rumah-rumah warga, sisanya dikirim ke Puskesmas Kersamenak, Kecamatan Tarogong Kidul, dan RSUD dr Slamet.

Kepala Puskesmas Cilimus Kecamatan Bayongbong Agus Salim menyebut, jumlah sementara warga yang menjadi korban hingga pukul 22.30 Wib sebanyak 134 orang.

Penanganan terhadap ratusan korban ini dilakukan di rumah warga Kampung Ciranyang, Puskesmas Kersamenak, Kecamatan Tarogong Kidul, RSUD dr Slamet Garut, RS Guntur, dan RS Nurhayati.

"Jumlah warga yang jadi korban cukup banyak. Selain itu, jarak dari perkampungan ke Puskesmas Cilimus cukup jauh, yaitu sekitar 10 km, jadi penanganan para korban dilakukan langsung di lokasi rumah warga, dan beberapa tempat lain di wilayah Kecamatan Tarogong Kidul," ujar Agus, saat ditemui, Rabu (10/8/2016).

Menurut Agus, jumlah korban keracunan masal paling banyak ditangani di perkampungan Kampung Ciranyang, yaitu sebanyak 80 orang. Sementara 54 orang lainnya, di berbagai instalasi kesehatan wilayah Kecamatan Tarogong Kidul, dan Garut Kota.

"Jumlah yang dirawat di perkampungan warga paling banyak, mencapai 80 orang. Makanya kami mengerahkan seluruh tim medis yang ada di Puskesmas Cilimus, yaitu lima perawat, satu dokter, satu petugas lab, satu bidan, dan satu petugas kesling, untuk datang dan merawat warga langsung di rumah," jelasnya.

Meski jumlah korban cukup banyak, tidak semua warga menjalani rawat inap. Sebagian besar dari mereka telah dinyatakan pulih, dan hanya diminta untuk rawat jalan.

"Yang di sini sebagian besar sudah pulang. Sekarang tinggal sebagian, namun sudah pulih. Sementara 12 orang dinyatakan dehidrasi, dan mesti mendapat infus sebagai ganti cairan yang hilang," katanya.

Dia mengatakan, warga yang sudah pulang hanya mengalami gejala pusing dan mual saja. Sementara warga yang diare dan muntah-muntah, mesti dirawat inap.

"Dari penuturan warga, hidangan yang mereka konsumsi terdiri dari sate, kembang tahu, sosis, kerupuk kulit, sayur sop, daging ayam, pepes ikan, hingga rujak. Semua sampel makanan ini sudah dibawa sebagai bahan pemeriksaan lab," ungkapnya.

Sementara itu, salah seorang korban Mia (25) mengaku, gejala yang dia alami sama seperti para korban lainnya, yakni mual-mual dan pusing. Menurutnya, para korban terdiri dari berbagai kalangan, mulai anak-anak, remaja, hingga orang dewasa.

"Sebelumnya kami menyantap hidangan di pesta pernikahan salah seorang tetangga. Beberapa jam kemudian, kami mersakan sakit perut yang diikuti muntah-muntah, pusing, dan mencret," terang Mia.

Diakui Mia, dirinya merasakan gejala sekitar dua jam setelah menyantap makanan. Pada awalnya, Mia merasakan mual hingga sakit perut.

"Saya mengira hal itu sakit perut biasa, karena makan pedas atau masuk angin. Namun kian lama rasa mual itu kian parah, bahkan diikuti rasa pusing, dan muntah-muntah. Ternyata, gejala yang sama juga dirasakan anggota keluarga dan tetangga saya. Jumlahnya mencapai lebih dari 30 orang," tukasnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3014 seconds (0.1#10.140)