Game Online Telan Korban, Satpol PP Batasi Jam Operasional Warnet

Selasa, 09 Agustus 2016 - 19:41 WIB
Game Online Telan Korban,...
Game Online Telan Korban, Satpol PP Batasi Jam Operasional Warnet
A A A
MOJOKERTO - Kasus tewasnya seorang remaja di tempat game online menjadi perhatian serius petugas Satpol PP dan Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto.

Menghindari kejadian yang sama, kedua institusi ini bakal mengawasi ketat jam operasional warnet dan game online.

Jumat 5 Agustus 2016 sekitar pukul 18.30 WIB lalu, seorang remaja bernama Naufal Hanifa Fadlurrahman (18), tewas di sebuah tempat game online di Perumahan Bumi Sooko Permai (BSP) Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto.

Putra seorang dokter ini mengembuskan napas terakhir setengah jam setelah bermain game online. Sebelum tewas, remaja asal Desa Terusan, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto itu mengalami kejang-kejang.

Tewasnya Naufal ini cukup mengagetkan para gamers di warung internet (warnet) tersebut. Pasalnya, korban sempat dikira bercanda saat mengalami kejang-kejang.

Belum sempat mendapatkan pertolongan dari tim medis, korban yang baru saja lulus SMA tersebut sudah dalam kondisi tak bernyawa. Dikabarkan jika korban memang sering bermain game online di tempat tersebut.

Kepala Satpol PP Kabupaten Mojokerto Harsono mengatakan, setelah adanya kabar remaja tewas di tempat game online itu, pihaknya langsung berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan (Dindik) untuk mengevaluasi operasional warnet dan game online.

Dari hasil koordinasi tersebut, salah satu poin pentingnya adalah pembatasan jam operasional warnet. "Yang kita pantau jam operasionalnya. Kita minta pemilik warnet untuk membatasi jam operasional hingga pukul 22.00 WIB," terang Harsono, Selasa (9/8/2016).

Selain mengatur jam operasional warnet dan game online, pihaknya juga meminta agar pemilik ikut memantau setiap pelanggan yang datang. Pemantauan itu mengenai lamanya pelanggan menyewa.

Langkah itu karena pihaknya tak ingin ada gamers yang lupa waktu sehingga lupa dengan kondisi kesehatannya.

"Kalau ada yang nge-game lebih dari tiga jam misalnya, kita minta pemilik untuk mengingatkan. Karena biasanya kalau sudah asyik nge-game, mereka lupa makan atau pulang. Untuk usia sekolah, kita minta dibatasi hingga pukul 21.00 WIB," sebutnya.

Suharsono menyebut, jumlah warnet dan game online di wilayahnya memang tak banyak. Perkembangan teknologi yang memudahkan akses internet dan game online melalui handphone, memaksa sejumlah pemilik warnet memilih menutup usahanya itu.

Game online di Perum BSP tempat korban tewas, memang terbilang besar dengan memiliki cukup banyak personal computer (PC). "Hanya tinggal beberapa saja warnet di wilayah kami. Dengan begitu pemantauan akan lebih mudah," tukasnya.

Setelah ini lanjut dia, pihaknya bakal mengirimkan surat berisi imbauan kepada semua pemilik warnet dan game online agar membatasi jam operasional.

Tak hanya itu, beberapa hari pasca kejadian tewasnya Naufal, pihaknya juga telah memerintahkan anak buahnya untuk rutin mengawasi warnet yang beroperasi.

"Ini akan kami perketat. Jika pemilik warnet bandel membuka usahanya hingga melebihi batas, akan kita rekomendasikan untuk penutupan," tandasnya.

Kepala Dindik Kabupaten Mojokerto Yoko Priyono menambahkan, pihaknya juga telah mengambil langkah agar kejadian gamers tewas di tempat game online tak terulang. Senin (8/8) lalu pihaknya mengumpulkan sejumlah kepala SMP dan SMA untuk menyikapi masalah ini.

"Dalam pertemuan itu kita selipkan perintah kepada semua kepala sekolah (kasek) untuk mengingatkan para muridnya agar tak larut dalam permainan game online," pungkasnya.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1639 seconds (0.1#10.140)