Gaya Hidup Picu Remaja Jadi PL dan PSK

Senin, 01 Agustus 2016 - 15:21 WIB
Gaya Hidup Picu Remaja...
Gaya Hidup Picu Remaja Jadi PL dan PSK
A A A
SUMEDANG - Alasan utama remaja perempuan di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, memilih bekerja sebagai pemandu lagu (PL) hingga Pekerja Seks Komersial (PSK) bukan impitan masalah ekonomi, melainkan tuntutan gaya hidup.

Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Sumedang Ani Gestapiani mengaku prihatin dengan masih adanya PL dan PSK yang usianya tergolong di bawah umur.

"Yang terjadi di Sumedang menurut saya bukan karena disebabkan faktor impitan ekonomi, melainkan gaya hidup yang bersangkutan. Ini andil dari kemajuan teknologi informasi dan gaya hidup glamour yang dipertontonkan oleh kalangan selebritis," ujarnya saat ditemui KORAN SINDO di Islamic Center Sumedang, Senin (1/8/2016).

Karena itu, kata dia, peran keluarga diharapkan lebih dominan sehingga mampu memproteksi anak sejak dini dari hal-hal dan perilaku negatif.

"Peran keluarga, khususnya orangtua dalam memberikan pemahaman kepada anak, khususnya kepada apa yang dilihat anak di televisi maupun di media sosial, internet dibutuhkan. Mudah-mudahan melalui sosialisasi yang telah dan akan terus kami berikan ke masyarakat di Sumedang bisa mengingatkan orangtua akan hal ini," tutur istri dari Sekda Sumedang Zaenal Alimin ini.

Orangtua, lanjut dia, diharapkan tidak memaksakan anaknya yang masih remaja untuk mencari nafkah sendiri demi memenuhi kebutuhan hidupnya dan bahkan jangan sampai dieksploitasi untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.

"Eksploitasi anak ini sudah melanggar undang-undang dan orangtua yang sengaja mengeksploitasi anak remajanya ini bisa dipidana. Karena remaja yang masih di bawah umur kewajiban utamanya adalah belajar," tuturnya.

Lanjut dia, tugas untuk meminimalisasi eksploitasi, kekerasan seksual, hingga kekerasan terhadap perempuan dan anak tidak hanya diemban oleh P2TP2A dan instansi pemerintahan terkait lainnya, melainkan juga tugas orangtua dan keluarga.

"Kembali ke keluarga, khususnya orangtua ya. Bahkan peranan orangtua ini lebih penting dan dominan. Untuk memperbaiki perilaku generasi muda yang saat ini banyak yang menyimpang dibutuhkan kepedulian dari semua pihak," katanya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1613 seconds (0.1#10.140)