25 Kasus Kekerasan terhadap Anak Terjadi di Kota Tasikmalaya

Minggu, 24 Juli 2016 - 10:56 WIB
25 Kasus Kekerasan terhadap...
25 Kasus Kekerasan terhadap Anak Terjadi di Kota Tasikmalaya
A A A
TASIKMALAYA - Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Tasikmalaya menyatakan daerah ini belum menjadi Kota Layak Anak. Salah satu indikatornya, angka kekerasan terhadap anak masih sangat tinggi.

Sejak Januari hingga Juli 2016, sebanyak 25 kasus kekerasan anak terjadi yang dilaporkan dan mendapatkan penanganan secara hukum.

Bahkan Ketua KPAD Kota Tasikmalaya Eki Sirojul Baehaqi memprediksi kasus kekerasan terhadap anak yang tidak dilaporkan jumlahnya lebih banyak. Hal tersebut lebih disebabkan masih kurangnya pengetahuan dan kesadaran dari para orangtua dan masyarakat.

"Melihat dari sisi fasilitas yang disediakan pemerintah, mulai minimnya taman bermain, sarana angkutan umum banyak orang dewasa merokok meski ada penumpang anak-anak, hal ini juga menjadi indikator Kota Tasikmalaya belum bisa dijadikan sebagai Kota Layak Anak. Momentum hari ini saya harapkan bisa menjadi salah satu dimulainya kembali peningkatan kepedulian terhadap anak-anak," ungkap Eki di sela-sela Peringatan Hari Anak Nasional di arena Car Free Day (CFD) Jalan KH Zainal Mustofa, Kota Tasikmalaya, Minggu (24/7/2016).

Sosialisasi dilaksanakan bersama dengan Satbinmas Polres Tasikmalaya Kota, BPMKB Kota Tasikmalaya, serta Bandik Lapas Tasikmalaya, dengan membagikan brosur, diskusi, hingga pelepasan balon ke udara.

KPAD berharap agar semua pihak berbenah dan meningkatkan kepedulian terhadap anak-anak dengan mendorong terciptanya berbagai fasilitas kenyamanan bagi anak-anak, sehingga kota ini bisa benar-benar menjadi Kota Layak Anak.

Sementara itu, Kabid PP BPMKB Pemkot Tasikmalaya Noneng mengatakan, berbagai program kegiatan pembinaan terhadap keluarga terus digenjot untuk mengantisipasi terjadinya kekerasan terhadap anak.

"Karena persoalan ini diawalinya dari keluarga sebagai lini terdepannya, makanya pemahaman yang baik diberikan kepada mereka dalam setiap kegiatan. Meski memang kami akui kekerasan terhadap anak masih saja terjadi dan dilaporkan hingga mendapatkan penanganan dan pengawasan dari kami," ujar Noneng.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1397 seconds (0.1#10.140)