Prihatin, Pemkot Makassar Akan Bangun Kembali Pasar Pannampu
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar mengaku prihatin dengan peristiwa kebakaran yang menghanguskan 86 lapak permanen dan semi permanen di Pasar Pannampu, Kecamatan Tallo. Maka itu, Pemkot Makassar akan membangun pasar itu lebih baik lagi agar tidak terjadi kasus yang sama.
"Makanya saya menawarkan kepada tokoh-tokoh masyarakat, korban, ketua RT, camat, lurah serta seluruh SKPD terkait bagaimana kalau kita menata kembali dengan membangunkan tempat yang lebih layak, khusus bagi korban kebakaran," kata Wali Kota Makassar Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto dalam keterangan tertulis, Selasa 28 Juni 2016.
Penataan yang dimaksud akan mempertimbangkan berbagai aspek, kata dia, mulai dari model bangunan, kondisi lantai, drainase, serta jalan yang sedikit diperlebar agar jauh lebih layak terutama karena akses pengunjung yang lebih nyaman, sehingga lapak menjadi lebih laris dan membawa keuntungan bagi pedagang.
Menurut wali kota berlatar belakang arsitek ini, dirinya menyerahkan semuanya sesuai kesepakatan warga. Sebagai pemerintah, kata dia, pihaknya hanya memfasilitasi dan tidak akan pernah melakukan pemaksaan terhadap masyarakat.
"Biarkan masyarakat sendiri yang menginginkan itu. Karena semua demi kebaikan mereka sendiri. Pemerintah itu hanya memfasilitasi sehingga nanti bantuan akan kita maksimalkan. Kalau secara standarisasi, sudah adakan standarisasinya. Tapi kalau ditata dengan bagus kami bisa fight. Artinya saya bisa mintakan (mencarikan dana) dari tempat lain untuk membantu misalnya, CSR (Corporate Social Responsibility), dan lain-lain," jelas Danny.
Sementara itu, Plt Kadis Sosial Makassar, Mukhtar Tahir mengatakan, sebanyak 86 rumah dan kios hangus dalam kejadian ini. (Baca: Kebakaran Pasar Pannampu Hanguskan 83 Rumah dan Kios)
"Tercatat 288 orang menjadi korban, namun jumlah ini saya lihat terus berkembang karena proses pendataan. Namun ke-288 itu sudah kami tangani dengan baik, kami beri bantuan makanan, siapkan dapur umum, sediakan tenda, termasuk karpet sebagai alas," jelasnya.
Meski begitu, menurut dia, tidak semua korban mempergunakan fasilitas tersebut lantaran yang terbakar itu hanyalah lapak atau kios tempat mereka berjualan. Sementara mereka rata-rata memiliki rumah di tempat lain. "Jadi sebagian besar korban memilih pulang ke rumahnya masing-masing," pungkasnya.
"Makanya saya menawarkan kepada tokoh-tokoh masyarakat, korban, ketua RT, camat, lurah serta seluruh SKPD terkait bagaimana kalau kita menata kembali dengan membangunkan tempat yang lebih layak, khusus bagi korban kebakaran," kata Wali Kota Makassar Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto dalam keterangan tertulis, Selasa 28 Juni 2016.
Penataan yang dimaksud akan mempertimbangkan berbagai aspek, kata dia, mulai dari model bangunan, kondisi lantai, drainase, serta jalan yang sedikit diperlebar agar jauh lebih layak terutama karena akses pengunjung yang lebih nyaman, sehingga lapak menjadi lebih laris dan membawa keuntungan bagi pedagang.
Menurut wali kota berlatar belakang arsitek ini, dirinya menyerahkan semuanya sesuai kesepakatan warga. Sebagai pemerintah, kata dia, pihaknya hanya memfasilitasi dan tidak akan pernah melakukan pemaksaan terhadap masyarakat.
"Biarkan masyarakat sendiri yang menginginkan itu. Karena semua demi kebaikan mereka sendiri. Pemerintah itu hanya memfasilitasi sehingga nanti bantuan akan kita maksimalkan. Kalau secara standarisasi, sudah adakan standarisasinya. Tapi kalau ditata dengan bagus kami bisa fight. Artinya saya bisa mintakan (mencarikan dana) dari tempat lain untuk membantu misalnya, CSR (Corporate Social Responsibility), dan lain-lain," jelas Danny.
Sementara itu, Plt Kadis Sosial Makassar, Mukhtar Tahir mengatakan, sebanyak 86 rumah dan kios hangus dalam kejadian ini. (Baca: Kebakaran Pasar Pannampu Hanguskan 83 Rumah dan Kios)
"Tercatat 288 orang menjadi korban, namun jumlah ini saya lihat terus berkembang karena proses pendataan. Namun ke-288 itu sudah kami tangani dengan baik, kami beri bantuan makanan, siapkan dapur umum, sediakan tenda, termasuk karpet sebagai alas," jelasnya.
Meski begitu, menurut dia, tidak semua korban mempergunakan fasilitas tersebut lantaran yang terbakar itu hanyalah lapak atau kios tempat mereka berjualan. Sementara mereka rata-rata memiliki rumah di tempat lain. "Jadi sebagian besar korban memilih pulang ke rumahnya masing-masing," pungkasnya.
(mhd)