Aktivis LSM Catut Nama Venna Melinda untuk Menipu Puluhan Siswa
A
A
A
BLITAR - Puluhan siswa sekolah menengah atas di Kabupaten Blitar tertipu program bantuan siswa yang mencatut nama anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat Venna Melinda. Meski polisi telah menetapkan tiga orang sebagai tersangka, pengembangan kasus terus dilakukan.
"Ada tiga orang yang telah ditetapkan sebagai tersangka," ujar Kasatreskrim Polres Kota Blitar AKP Danang Yudhanto kepada wartawan, Selasa (28/6/2016).
Tiga orang yang telah ditetapkan sebagai tersangka yakni Fj (35), Jb (28), dan In (35). Ketiganya mengaku sebagai aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Modusnya, mereka mengiming- imingi siswa SMK Kademangan Kabupaten Blitar dengan bantuan bernama Program Indonesia Pintar (PIP). PIP yang menurut pelaku ditawarkan Venna Melinda ke daerah, memberikan uang tunai Rp500.000 kepada masing-masing siswa. Syaratnya, setiap siswa harus membayar Rp100.000 untuk mendapatkan PIN (Personal Identification Number).
PIN itu untuk membuka rekening bank yang berisi kiriman dana PIP. Percaya begitu saja, seusai merogoh kocek Rp100.000, sebanyak 70 siswa langsung beramai ramai datang ke bank untuk bergantian mengambil uang di mesin ATM.
"Para siswa terkejut ketika PIN-nya ternyata tidak cocok dan uang tidak pernah ada," terang Danang.
Informasi yang dihimpun, para tersangka sebelumnya juga menyebarkan informasinya ke sejumlah guru di SMK Kademangan. Tidak sadar mendapat info palsu, guru bersangkutan langsung mengabarkan hal itu kepada siswanya, terutama para siswa yang hendak menjalani ujian nasional bulan lalu.
Menurut Danang, karena locus delicti berada di wilayah Kabupaten Blitar, pihaknya langsung melimpahkan kasus dan tersangka kepada Polres Blitar.
"Kami berharap akan ada pengembangan. Sebab tidak tertutup kemungkinan pelaku bekerja secara jaringan," pungkasnya.
Hingga kini belum diketahui pasti alasan para pelaku mencatut nama artis sekaligus anggota DPR RI dari Dapil Jawa Timur VI (Blitar-Kediri-Tulungagung) Venna Melinda.
Tri Wahyuningsih, salah satu siswa yang menjadi korban penipuan mengatakan bahwa salah satu guru di sekolah bahkan pernah mengumumkan di depan siswa bahwa akan segera turun program bantuan bernama PIP dan akan ada petugas yang mengoordinir data siswa.
"Namun setelah kita membayar untuk mendapatkan PIN, semua itu ternyata omong kosong belaka," ujarnya.
"Ada tiga orang yang telah ditetapkan sebagai tersangka," ujar Kasatreskrim Polres Kota Blitar AKP Danang Yudhanto kepada wartawan, Selasa (28/6/2016).
Tiga orang yang telah ditetapkan sebagai tersangka yakni Fj (35), Jb (28), dan In (35). Ketiganya mengaku sebagai aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Modusnya, mereka mengiming- imingi siswa SMK Kademangan Kabupaten Blitar dengan bantuan bernama Program Indonesia Pintar (PIP). PIP yang menurut pelaku ditawarkan Venna Melinda ke daerah, memberikan uang tunai Rp500.000 kepada masing-masing siswa. Syaratnya, setiap siswa harus membayar Rp100.000 untuk mendapatkan PIN (Personal Identification Number).
PIN itu untuk membuka rekening bank yang berisi kiriman dana PIP. Percaya begitu saja, seusai merogoh kocek Rp100.000, sebanyak 70 siswa langsung beramai ramai datang ke bank untuk bergantian mengambil uang di mesin ATM.
"Para siswa terkejut ketika PIN-nya ternyata tidak cocok dan uang tidak pernah ada," terang Danang.
Informasi yang dihimpun, para tersangka sebelumnya juga menyebarkan informasinya ke sejumlah guru di SMK Kademangan. Tidak sadar mendapat info palsu, guru bersangkutan langsung mengabarkan hal itu kepada siswanya, terutama para siswa yang hendak menjalani ujian nasional bulan lalu.
Menurut Danang, karena locus delicti berada di wilayah Kabupaten Blitar, pihaknya langsung melimpahkan kasus dan tersangka kepada Polres Blitar.
"Kami berharap akan ada pengembangan. Sebab tidak tertutup kemungkinan pelaku bekerja secara jaringan," pungkasnya.
Hingga kini belum diketahui pasti alasan para pelaku mencatut nama artis sekaligus anggota DPR RI dari Dapil Jawa Timur VI (Blitar-Kediri-Tulungagung) Venna Melinda.
Tri Wahyuningsih, salah satu siswa yang menjadi korban penipuan mengatakan bahwa salah satu guru di sekolah bahkan pernah mengumumkan di depan siswa bahwa akan segera turun program bantuan bernama PIP dan akan ada petugas yang mengoordinir data siswa.
"Namun setelah kita membayar untuk mendapatkan PIN, semua itu ternyata omong kosong belaka," ujarnya.
(zik)