Wali Kota Pekanbaru Raih Penghargaan Museum Rekor Pengelolaan Sampah Terburuk
A
A
A
PEKANBARU - Wali Kota Pekanbaru Firdaus meraih hadiah istimewa dari mahasiswa. Sempat tersenyum saat mendapat hadiah, namun setelah dibuka isinya adalah plakat yang bertuliskan sindiran atas kinerjanya menangani masalah sampah.
Peristiwa ini terjadi saat Kamis 23 Juni 2016. Firdaus baru saja selesai mengikuti acara rapat paripurna istimewa Hari Ulang Tahun Kota Pekanbaru, di Kantor DPRD. Saat keluar dari Kantor DPRD Pekanbaru, Firdaus dihadang oleh sejumlah mahasiswa dari BEM Universitas Riau.
Kepada politikus dari Partai Demokrat itu, mahasiswa menyatakan akan memberikan hadiah. Firdaus dengan senang hati menerimananya. Namun setelah diteliti, hadiah itu ternyata sebuah plakat.
Setelah dilihat isi dalam plakat itu, tertanya sindiran kepada Firdaus. Isinya lengkap tulisan itu adalah, "Museum Rekor BEM Universitas Riau menganugerahkan kepada Wali Kota Pekanbaru Dr Firdaus atas Manajemen Pengeloloan Sampah yang Buruk Sehingga Kota Pekanbaru Penuh dengan Sampah".
Setelah melihat isinya, wajah Wali Kota menjadi merona. Dia berujar agar mahasiswa tidak hanya mengkritik, tetapi berbuat. "Kalian harus buktikan kalau kalian lebih baik dari saya," ucap Wali Kota Firdaus.
Setelah itu, Firdaus langsung meninggalkan Kantor DPRD Pekanbaru. Sudah sekitar tiga pekan, Pekanbaru menjadi kota penuh sampah. Hampir disetiap ruas jalan, termasuk jalan protokol dipenuhi sampah organik dan anorganik.
Bahkan belakangan, sejumlah warga melakukan aksi demo ke kantor Wali Kota Pekanbaru dan sejumlah kantor lurah. Dalam aksinya, warga bahkan memblokir jalan.
Menggunungnya sampah membuat kekhawatiran warga. Selain terlihat jorok, aroma busuk dan bakal adanya berbagai penyakit yang muncul membuat warga cemas.
Akar masalah sampah di kota yang sering mendapat piala Adipura atau kota terbersih dan rapi se-Indonesia ini dikarenakan para buruh dan pekerja sampah melakukan aksi mogok. Ratusan buruh sampah mengeluh, karena upah mereka selama tiga bulan tidak dibayarkan.
Peristiwa ini terjadi saat Kamis 23 Juni 2016. Firdaus baru saja selesai mengikuti acara rapat paripurna istimewa Hari Ulang Tahun Kota Pekanbaru, di Kantor DPRD. Saat keluar dari Kantor DPRD Pekanbaru, Firdaus dihadang oleh sejumlah mahasiswa dari BEM Universitas Riau.
Kepada politikus dari Partai Demokrat itu, mahasiswa menyatakan akan memberikan hadiah. Firdaus dengan senang hati menerimananya. Namun setelah diteliti, hadiah itu ternyata sebuah plakat.
Setelah dilihat isi dalam plakat itu, tertanya sindiran kepada Firdaus. Isinya lengkap tulisan itu adalah, "Museum Rekor BEM Universitas Riau menganugerahkan kepada Wali Kota Pekanbaru Dr Firdaus atas Manajemen Pengeloloan Sampah yang Buruk Sehingga Kota Pekanbaru Penuh dengan Sampah".
Setelah melihat isinya, wajah Wali Kota menjadi merona. Dia berujar agar mahasiswa tidak hanya mengkritik, tetapi berbuat. "Kalian harus buktikan kalau kalian lebih baik dari saya," ucap Wali Kota Firdaus.
Setelah itu, Firdaus langsung meninggalkan Kantor DPRD Pekanbaru. Sudah sekitar tiga pekan, Pekanbaru menjadi kota penuh sampah. Hampir disetiap ruas jalan, termasuk jalan protokol dipenuhi sampah organik dan anorganik.
Bahkan belakangan, sejumlah warga melakukan aksi demo ke kantor Wali Kota Pekanbaru dan sejumlah kantor lurah. Dalam aksinya, warga bahkan memblokir jalan.
Menggunungnya sampah membuat kekhawatiran warga. Selain terlihat jorok, aroma busuk dan bakal adanya berbagai penyakit yang muncul membuat warga cemas.
Akar masalah sampah di kota yang sering mendapat piala Adipura atau kota terbersih dan rapi se-Indonesia ini dikarenakan para buruh dan pekerja sampah melakukan aksi mogok. Ratusan buruh sampah mengeluh, karena upah mereka selama tiga bulan tidak dibayarkan.
(san)