Siswi SMA ini Mengaku Dicium dan Diraba Oknum Polantas

Sabtu, 11 Juni 2016 - 08:50 WIB
Siswi SMA ini Mengaku Dicium dan Diraba Oknum Polantas
Siswi SMA ini Mengaku Dicium dan Diraba Oknum Polantas
A A A
BATU - Satu lagi siswa SMA Kota Batu berinisial RM diduga menjadi korban pelecehan seksual anggota satuan Polisi Lalu Lintas (Polantas) Polres Batu. Dengan ditemani anggota Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Ujung Aspal RM juga telah melaporkan perbuatan oknum Polantas itu ke Propam Polres Batu.

RM menyatakan, kejadiannya terjadi pada Rabu siang 1 Juni lalu, dia bersama temannya Jerrymi baru pulang merayakan ulang tahun di rumah temannya di Desa Beji, Kecamatan Junrejo.

Saat motornya melintas di pertigaan Jalan Dewi Sartika atau di dekat jembatan sebelum Pasar Batu. Tiba-tiba laju motornya dihentikan oleh anggota Polantas Polres Batu.

"Waktu itu memang sedang digelar operasi. Banyak pengendara motor yang dihentikan. Kesalahan saya tidak memakai helm. Kemudian STNK motor yang saya kendarai bersama Jerrymi hilang. Saat itu saya memang tidak membawa uang banyak," ujar RM, kepada Sindonews, Jumat 10 Juni 2016.

Selanjutnya Jerrymi dan RM digiring ke Poslantas di depan alun-alun Kota Batu. Menurut RM, saat Jerry menyelesaikan administrasinya dua oknum Polantas Polres Batu berinisial D dan A memanggilnya masuk ke dalam ruangan.

Menurut RM, saat di ruangan D bertanya logo sekolah yang menempel di saku saya.
"Logonya sempat dipegang D. Lalu sempat bertanya ini logo apa. Lalu saya jawab ini logo sekolah saya. Saya kira logonya OSIS seperti dulu," cerita RM menirukan ucapan D.

Berikutnya, kata RM, D langsung memegangi anggota tubuhnya dan mencium pipinya. "Hanya D yang mencium pipi saya. Sedangkan A hanya bilang aduh aku kok iri, aduh saya kepingin," tuturnya.

Sebelum keluar dari ruangan, D memberikan nomor telepon dan nomor Whats App-nya. "Dia bilang kalau ada apa-apa misalkan ditilang. Saya disuruh menelepon ke nomornya," jelas RM.

Jerrymi teman RM menyatakan, STNK motornya memang hilang. Sekarang ini sedang proses untuk dicetak ulang. Saat di Pos Polisi, oknum anggota Polantas Polres Batu minta uang Rp250 ribu.

"Kata oknum anggota Polantas, minta dibantu apa tidak. Setelah saya tawar akhirnya sepakat saya diminta membayar Rp150 ribu," urai Jerrymi.

Menurutnya, dia berani melapor ke Propam Polres Batu karena terpicu ada laporan dari siswa SMK Kota Malang yang mendapatkan perlakuan yang tidak senonoh dari Brigadir E anggota Polantas Polres Batu.

"Awalnya saya ingin menyimpan masalah ini. Tapi ada korban lain sudah melapor ke Propam Polres Batu. Akhirnya saya bersama RM melaporkan juga D dan A ke Propam Polres Batu," ungkapnya.

Anggota LSM Ujung Aspal, Soehardono Frans mengaku kecewa dengan tindakan dua orang anggota Polantas Polres Batu. Mestinya mereka menjadi pengayom masyarakat. Justru sekarang membuat masalah baru.

"Berarti ada oknum Polantas Polres Batu mengalami kebobrokan mental. Harus ada tindakan tegas dari pimpinan Polri. Sebab ada kemungkinan masih ada korban lain yang tidak berani melapor. Ini diawal bulan ada dua korban pelecehan seksual," sebut Frans.

Kapolres Batu, AKBP Leonardus Simarmata dalam keterangan persnya menegaskan, penyelidikan dugaan pelecehan seksual yang melibatkan anggotanya dilimpahkan ke Propam Polda Jatim.

Hal ini untuk menjaga netralitas dalam proses penyelidikan kasusnya. "Ini sudah melanggar kode etik. Kalau terbukti bersalah. Maka pelakunya akan diberi sanksi tegas. Yaitu diberhentikan dengan tidak terhormat sebagai anggota Polisi," tegasnya.

Berikutnya, Penyidik Perempuan dan Anak (PPA) Polres Batu akan mendatangi rumah korban. "Kita akan mengunjungi rumah korban untuk memulihkan traumanya atas kejadian sudah dialaminya," pungkas Kapolres.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.6981 seconds (0.1#10.140)