HT: Generasi Muda Punya Kewajiban Mempercepat Kemajuan Indonesia
A
A
A
SERANG - Generasi muda harus berperan aktif dalam pembangunan ekonomi nasional. Sebab, sudah 70 tahun merdeka Indonesia belum mencapai tujuan akhir kemerdekaan, menjadi bangsa yang makmur. Hal itu diungkapkan Ketua Umum DPP Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo saat bersilaturahmi ke sejumlah pondok pesantren (ponpes) di Banten, Kamis (9/6/2016).
“Kita sebagai anak-anak bangsa punya kewajiban untuk mempercepat Indonesia menjadi negara maju,” ujar pria yang akrab disapa HT itu saat berbagi ilmu, pengalaman dan wawasan di Ponpes Attaufiqiyyah di Kecamatan Baros, Serang, Banten.
Kunjungannya tersebut sebagai salah satu upaya mendorong dan membina generasi muda agar memiliki peran penting dalam kemajuan Indonesia di masa mendatang.
“Saya senang mendorong generasi muda, karena saya ingin anak-anak muda betul-betul berguna, bermanfaat bagi pembangunan bangsa dan negara yang kita cintai,” katanya.
Dia mengungkapkan, Indonesia baru mencapai 30% dari batas minimum pendapatan per kapita negara-negara maju. Berdasarkan standar internasional, pendapatan per kapita negara maju minimal USD12.000. Penyebabnya, sistem ekonomi yang semakin terbuka dari waktu ke waktu.
Padahal, mayoritas masyarakat Indonesia belum siap untuk persaingan pasar bebas, baik dari sisi kesejahteraan dan pendidikan. Sekitar 49% masyarakat Indonesia masih berpendidikan SD ke bawah.
“Akibatnya, masyakarat yang belum siap terus tertinggal, kesenjangan lebar. Indonesia akan lebih cepat maju kalau tidak seperti sekarang, ekonomi terbuka sebebas-bebasnya,” katanya.
Pria asal Jawa Timur itu menegaskan, Indonesia harus menerapkan ekonomi kerakyatan. Artinya, ada keberpihakan terhadap masyarakat yang tertinggal.
Mereka diberikan perlakuan khusus berupa akses dana murah dan mudah, pelatihan keterampilan serta proteksi sehingga lebih produktif, tumbuh lebih cepat dan bisa naik kelas.
“Ekonomi kerakyatan adalah bagaimana mengentaskan masyarakat yang tertinggal supaya bisa tumbuh lebih cepat,” tutur HT.
Jika masyarakat yang ketinggalan tumbuh lebih cepat, bisa mandiri dan naik kelas, jumlah masyarakat menengah ke atas yang selama ini menopang perekonomian Indonesia akan lebih banyak.
Semakin banyak penopang ekonomi, semakin cepat Indonesia menjadi negara maju. “Indonesia kalau menjadi negara maju pasti rakyatnya makmur. Negara bisa menjamin kebutuhan masyarakat, semua kebutuhan dasar, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain,” tegas HT.
Di negara maju, lanjut HT, masyarakat bisa mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi secara gratis. Begitu pun layanan kesehatan, bisa didapat secara cuma-cuma. “Kalau negara maju, olahraga pun bisa hebat,”ungkapnya.
Jumlah penduduk Indonesia terbesar se-Asia Tenggara, tetapi prestasi olahraga Indonesia di bawah negara-negara tetangga. Jika negara maju, bisa membayar pelatih, menyediakan sarana dan prasarana dan sebagainya, sehingga olahraga bisa berkembang dan maju.
Sementara itu, pimpinan Ponpes Attaufiqiyyah Edy Suhrowardi menyambut baik kedatangan HT dan jajaran DPP Partai Perindo.
Diantaranya, Sekretaris Jenderal Ahmad Rofiq, Ketua Bidang Organisasi Syafril Nasution, Ketua Bidang Keagamaan Abdul Khaliq Ahmad, Ketua Bidang Kader, Anggota dan Saksi Armyn Gultom serta Wasekjen Donny Ferdiansyah dan Muhammad Amin. “Semoga cita-cita beliau mensejahterakan bangsa Indonesia,berhasil,” kata Edy Suhrowardi.
Pada hari yang sama, HT bersilaturahmi ke Ponpes Nur El Falah di Kecamatan Petir, Serang, Ponpes Bani Nawawiyah di Kecamatan Jawilan, Serang dan Ponpes Al Bayan, Kecamatan Rangkasbitung, Lebak, Banten
Ubay Dillah, Ketua Yayasan Ponpes Nur El Falah, berharap HT terus berbuat untuk rakyat Indonesia, termasuk generasi mudanya. “Saya ingin Pak Hary bisa terus memberikan manfaat bagi manfaat,” pungkasnya.
“Kita sebagai anak-anak bangsa punya kewajiban untuk mempercepat Indonesia menjadi negara maju,” ujar pria yang akrab disapa HT itu saat berbagi ilmu, pengalaman dan wawasan di Ponpes Attaufiqiyyah di Kecamatan Baros, Serang, Banten.
Kunjungannya tersebut sebagai salah satu upaya mendorong dan membina generasi muda agar memiliki peran penting dalam kemajuan Indonesia di masa mendatang.
“Saya senang mendorong generasi muda, karena saya ingin anak-anak muda betul-betul berguna, bermanfaat bagi pembangunan bangsa dan negara yang kita cintai,” katanya.
Dia mengungkapkan, Indonesia baru mencapai 30% dari batas minimum pendapatan per kapita negara-negara maju. Berdasarkan standar internasional, pendapatan per kapita negara maju minimal USD12.000. Penyebabnya, sistem ekonomi yang semakin terbuka dari waktu ke waktu.
Padahal, mayoritas masyarakat Indonesia belum siap untuk persaingan pasar bebas, baik dari sisi kesejahteraan dan pendidikan. Sekitar 49% masyarakat Indonesia masih berpendidikan SD ke bawah.
“Akibatnya, masyakarat yang belum siap terus tertinggal, kesenjangan lebar. Indonesia akan lebih cepat maju kalau tidak seperti sekarang, ekonomi terbuka sebebas-bebasnya,” katanya.
Pria asal Jawa Timur itu menegaskan, Indonesia harus menerapkan ekonomi kerakyatan. Artinya, ada keberpihakan terhadap masyarakat yang tertinggal.
Mereka diberikan perlakuan khusus berupa akses dana murah dan mudah, pelatihan keterampilan serta proteksi sehingga lebih produktif, tumbuh lebih cepat dan bisa naik kelas.
“Ekonomi kerakyatan adalah bagaimana mengentaskan masyarakat yang tertinggal supaya bisa tumbuh lebih cepat,” tutur HT.
Jika masyarakat yang ketinggalan tumbuh lebih cepat, bisa mandiri dan naik kelas, jumlah masyarakat menengah ke atas yang selama ini menopang perekonomian Indonesia akan lebih banyak.
Semakin banyak penopang ekonomi, semakin cepat Indonesia menjadi negara maju. “Indonesia kalau menjadi negara maju pasti rakyatnya makmur. Negara bisa menjamin kebutuhan masyarakat, semua kebutuhan dasar, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain,” tegas HT.
Di negara maju, lanjut HT, masyarakat bisa mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi secara gratis. Begitu pun layanan kesehatan, bisa didapat secara cuma-cuma. “Kalau negara maju, olahraga pun bisa hebat,”ungkapnya.
Jumlah penduduk Indonesia terbesar se-Asia Tenggara, tetapi prestasi olahraga Indonesia di bawah negara-negara tetangga. Jika negara maju, bisa membayar pelatih, menyediakan sarana dan prasarana dan sebagainya, sehingga olahraga bisa berkembang dan maju.
Sementara itu, pimpinan Ponpes Attaufiqiyyah Edy Suhrowardi menyambut baik kedatangan HT dan jajaran DPP Partai Perindo.
Diantaranya, Sekretaris Jenderal Ahmad Rofiq, Ketua Bidang Organisasi Syafril Nasution, Ketua Bidang Keagamaan Abdul Khaliq Ahmad, Ketua Bidang Kader, Anggota dan Saksi Armyn Gultom serta Wasekjen Donny Ferdiansyah dan Muhammad Amin. “Semoga cita-cita beliau mensejahterakan bangsa Indonesia,berhasil,” kata Edy Suhrowardi.
Pada hari yang sama, HT bersilaturahmi ke Ponpes Nur El Falah di Kecamatan Petir, Serang, Ponpes Bani Nawawiyah di Kecamatan Jawilan, Serang dan Ponpes Al Bayan, Kecamatan Rangkasbitung, Lebak, Banten
Ubay Dillah, Ketua Yayasan Ponpes Nur El Falah, berharap HT terus berbuat untuk rakyat Indonesia, termasuk generasi mudanya. “Saya ingin Pak Hary bisa terus memberikan manfaat bagi manfaat,” pungkasnya.
(sms)