Direktur RSUD Berniat Jadi Orangtua Asuh Anak Penderita Gizi Buruk
A
A
A
DELI SERDANG - Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Deliserdang dr Isnaini Dakhry berniat menjadi orangtua asuh anak penderita gizi buruk yang dirawat di RSUD Deliserdang, Lubuk Pakam.
Isnaini menerangkan, pihaknya memprioritaskan untuk menambah berat badannya Adi, seperti yang diketahui sebelumnya saat tiba di rumah sakit, berat badan bocah malang itu tidak stabil.
"Kita prioritaskan untuk menambah berat badannya dengan memberikan susu, bicaranya normal. Kalau berat badannya sudah normal, maka penyembuhannya akan lebih cepat, tapi kedua kakinya sepertinya lumpuh layu. Anak seusianya berat badan normalnya diatas 30 kg," ujarnya, kepada wartawan, Kamis (9/6/2016).
Dia mengungkapkan, berdasarkan pengakuan Adi, bahwa ayahnya bernama Ucok dan ibunya bernama Evi. Saat ini, ibunya sedang bekerja sebagai TKI di Malaysia. Sejak ibunya pergi ke Malaysia, Ucok pun menitipkan Adi ke pamannya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan ronsen, menurut Isnaini, Adi juga menderita radang paru-paru. Saat ditanya apakah di tubuh Adi ada ditemukan tanda-tanda kekerasan, Isnaini menjelaskan berdasarkan hasil pemeriksaan ditemukan bekas luka di bagian kepala belakang, diduga disebabkan hantaman benda tumpul.
Tidak hanya itu, dikedua tangan dan kaki bocah malang itu juga ditemukan bekas luka sodotan api rokok. Melihat bekas luka ditubuhnya, Adi pun diduga menjadi korban kekerasan.
"Di bagian kepala belakang ditemukan bekas luka diduga akibat hantaman benda tumpul. Sementara dikedua tangan dan kaki Adi ditemukan luka bekas sulutan api rokok. Dari bekas luka yang ditemukan di bagian kepala belakang dan kedua tangan dan kakinya, Adi diduga menjadi korban kekerasan," terangnya.
Isnaini berharap, pihak kepolisian segera dapat mengungkap diduga pelaku kekerasan terhadap Adi dan menemukan orangtuanya. Dia mengaku prihatin dengan kondisi Adi, menurutnya tidak sepantasnya anak seusia Adi mengalami penderitaan seperti ini.
Seharusnya, Adi bisa bermain dengan anak seusianya dan belajar, serta mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari orangtua dan keluarganya. Namun, yang terjadi sebaliknya.
"Saya berharap pihak kepolisian segera mengungkap diduga pelaku kekerasan terhadap Adi. Saya prihatin dengan kondisi Adi, kalau bisa saya ingin menjadi orangtua asuhnya, dan merawatnya seperti anak sendiri," kata Isnaini.
Adi (11), anak penderita gizi buruk yang ditemukan terlantar di Desa Sampali, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deliserdang, pada Sabtu 4 Juni 2016 hingga kini masih menjalani perawatan intensif di ruang Dahlia III RSUD Deliserdang.
Adi pun masih terbaring lemah di atas tempat tidurnya. Saat ini, dia hanya bisa menghibur diri dengan menonton siaran televisi dan mewarnai gambar yang disediakan pihak rumah sakit.
Pengakuan miris diungkapkan Adi, dirinya sebenarnya lari dari rumah pamannya yang disebutnya Koko, karena tidak tahan terus dipukuli dan menjadi sasaran pelampiasan amarah pamannya.
Adi sendiri dititip di kosan milik pamannya oleh ayahnya yang disebutnya Ucok, sedangkan ibunya Evi menjadi TKI di Malaysia. "Aku dititip sama bapakku Ucok di kosan tempat pamanku Koko, tapi aku tidak tau di mana tempatnya," ungkapnya.
Isnaini menerangkan, pihaknya memprioritaskan untuk menambah berat badannya Adi, seperti yang diketahui sebelumnya saat tiba di rumah sakit, berat badan bocah malang itu tidak stabil.
"Kita prioritaskan untuk menambah berat badannya dengan memberikan susu, bicaranya normal. Kalau berat badannya sudah normal, maka penyembuhannya akan lebih cepat, tapi kedua kakinya sepertinya lumpuh layu. Anak seusianya berat badan normalnya diatas 30 kg," ujarnya, kepada wartawan, Kamis (9/6/2016).
Dia mengungkapkan, berdasarkan pengakuan Adi, bahwa ayahnya bernama Ucok dan ibunya bernama Evi. Saat ini, ibunya sedang bekerja sebagai TKI di Malaysia. Sejak ibunya pergi ke Malaysia, Ucok pun menitipkan Adi ke pamannya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan ronsen, menurut Isnaini, Adi juga menderita radang paru-paru. Saat ditanya apakah di tubuh Adi ada ditemukan tanda-tanda kekerasan, Isnaini menjelaskan berdasarkan hasil pemeriksaan ditemukan bekas luka di bagian kepala belakang, diduga disebabkan hantaman benda tumpul.
Tidak hanya itu, dikedua tangan dan kaki bocah malang itu juga ditemukan bekas luka sodotan api rokok. Melihat bekas luka ditubuhnya, Adi pun diduga menjadi korban kekerasan.
"Di bagian kepala belakang ditemukan bekas luka diduga akibat hantaman benda tumpul. Sementara dikedua tangan dan kaki Adi ditemukan luka bekas sulutan api rokok. Dari bekas luka yang ditemukan di bagian kepala belakang dan kedua tangan dan kakinya, Adi diduga menjadi korban kekerasan," terangnya.
Isnaini berharap, pihak kepolisian segera dapat mengungkap diduga pelaku kekerasan terhadap Adi dan menemukan orangtuanya. Dia mengaku prihatin dengan kondisi Adi, menurutnya tidak sepantasnya anak seusia Adi mengalami penderitaan seperti ini.
Seharusnya, Adi bisa bermain dengan anak seusianya dan belajar, serta mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari orangtua dan keluarganya. Namun, yang terjadi sebaliknya.
"Saya berharap pihak kepolisian segera mengungkap diduga pelaku kekerasan terhadap Adi. Saya prihatin dengan kondisi Adi, kalau bisa saya ingin menjadi orangtua asuhnya, dan merawatnya seperti anak sendiri," kata Isnaini.
Adi (11), anak penderita gizi buruk yang ditemukan terlantar di Desa Sampali, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deliserdang, pada Sabtu 4 Juni 2016 hingga kini masih menjalani perawatan intensif di ruang Dahlia III RSUD Deliserdang.
Adi pun masih terbaring lemah di atas tempat tidurnya. Saat ini, dia hanya bisa menghibur diri dengan menonton siaran televisi dan mewarnai gambar yang disediakan pihak rumah sakit.
Pengakuan miris diungkapkan Adi, dirinya sebenarnya lari dari rumah pamannya yang disebutnya Koko, karena tidak tahan terus dipukuli dan menjadi sasaran pelampiasan amarah pamannya.
Adi sendiri dititip di kosan milik pamannya oleh ayahnya yang disebutnya Ucok, sedangkan ibunya Evi menjadi TKI di Malaysia. "Aku dititip sama bapakku Ucok di kosan tempat pamanku Koko, tapi aku tidak tau di mana tempatnya," ungkapnya.
(san)