Domba dan Kerbau Hanyut Diterjang Banjir Bandang di Subang
A
A
A
SUBANG - Banjir bandang yang menerjang Desa Sukakerti, Kecamatan Cisalak, Subang, Jawa Barat, tidak hanya menimbulkan korban jiwa. Domba satu kandang pun hanyut.
Sekretaris Tim Tagana Dinsos Subang Dadan mengatakan, selain merenggut enam nyawa dan merusak puluhan rumah, terjangan dahsyat banjir bandang yang belum pernah terjadi di Cisalak ini, juga merusak 10 unit motor serta menghanyutkan satu kandang ternak domba dan satu ekor kerbau.
"Belasan hektare tanaman padi milik warga yang baru ditanam, juga turut rusak dihantam air dan tertimbun material longsoran tebing," kata Dadan, Senin (23/5/2016).
Dia menyebut, meluapnya Sungai Cipanoli yang mengakibatkan banjir bandang ini, diduga dipicu terbendungnya aliran air oleh material tebing longsor berupa tanah, bebatuan besar, dan pepohonan.
Tebing setinggi ratusan meter yang terletak tidak jauh dari pinggir sungai tersebut, longsor sebanyak tiga kali dan materialnya menutup (membendung) aliran air.
Banjir bandang, kata dia, terjadi sebanyak dua kali, yakni dimulai sekitar pukul 20.30 WIB dan pukul 21.30 WIB. Hingga kini, Tim Penanggulangan Bencana Pemkab Subang, masih merekapitulasi jumlah kerugian fisik akibat bencana tersebut.
"Diduga, aliran sungai yang terbendung material longsoran ini, jebol, karena tak kuat menahan beban volume air yang terus bertambah," pungkasnya.
Sementara, sedikitnya 400 warga dari dua kampung di Desa Sukakerti, Kecamatan Cisalak, Subang, yakni Kampung Sukamukti dan Sukakerti, yang terdampak banjir bandang Sungai Cipanoli, Minggu malam, terpaksa diungsikan sementara ke sejumlah lokasi aman, untuk mengantisipasi bertambahnya korban. (Baca juga: Banjir Bandang di Subang Tewaskan Empat Orang).
"Mereka diungsikan sementara ke beberapa lokasi aman, seperti kantor desa, masjid, bangunan sekolah dasar, dan tempat-tempat lain. Ada juga yang mengungsi ke rumah-rumah kerabat atau tetangga. Jumlah pengungsi sementara tercatat 398 jiwa. Tapi saat ini, sebagiannya sudah ada yang pulang," ungkap Kasi Bantuan Bencana Dinas Sosial (Dinsos) Subang Tito Purwanto, kepada KORAN SINDO, Senin (23/5/2016).
Selain itu, banjir juga merusak sedikitnya 32 rumah warga, tersebar di Kampung Sukamukti RT 01 sebanyak tiga unit dan RT 02 sekitar 13 unit; serta di Kampung Sukakerti RT 03 sebanyak tiga unit dan RT 06 sebanyak 13 unit.
Dari puluhan rumah tersebut, sekitar 14 unit di antaranya hancur atau hilang terseret arus luapan sungai, dan sisanya mengalami rusak berat.
"Rumah-rumah yang hancur, ambruk atau terseret arus, kebanyakan lokasinya berada di pinggir sungai atau berdekatan dengan lokasi luapan air, sehingga terdampak langsung," tutur Tito.
Saat ini, pihaknya sudah menyalurkan ratusan paket bantuan logistik untuk para korban maupun warga terdampak banjir lainnya, di antaranya makanan, air mineral, obat-obatan, peralatan penanganan dan evakuasi, termasuk satu unit alat berat beko.
"Satu alat berat sedang bekerja membersihkan material yang terbawa banjir, seperti bangkai pepohonan, batu-batu besar, lumpur, puing bangunan, dan lainnya."
Sekretaris Tim Tagana Dinsos Subang Dadan mengatakan, selain merenggut enam nyawa dan merusak puluhan rumah, terjangan dahsyat banjir bandang yang belum pernah terjadi di Cisalak ini, juga merusak 10 unit motor serta menghanyutkan satu kandang ternak domba dan satu ekor kerbau.
"Belasan hektare tanaman padi milik warga yang baru ditanam, juga turut rusak dihantam air dan tertimbun material longsoran tebing," kata Dadan, Senin (23/5/2016).
Dia menyebut, meluapnya Sungai Cipanoli yang mengakibatkan banjir bandang ini, diduga dipicu terbendungnya aliran air oleh material tebing longsor berupa tanah, bebatuan besar, dan pepohonan.
Tebing setinggi ratusan meter yang terletak tidak jauh dari pinggir sungai tersebut, longsor sebanyak tiga kali dan materialnya menutup (membendung) aliran air.
Banjir bandang, kata dia, terjadi sebanyak dua kali, yakni dimulai sekitar pukul 20.30 WIB dan pukul 21.30 WIB. Hingga kini, Tim Penanggulangan Bencana Pemkab Subang, masih merekapitulasi jumlah kerugian fisik akibat bencana tersebut.
"Diduga, aliran sungai yang terbendung material longsoran ini, jebol, karena tak kuat menahan beban volume air yang terus bertambah," pungkasnya.
Sementara, sedikitnya 400 warga dari dua kampung di Desa Sukakerti, Kecamatan Cisalak, Subang, yakni Kampung Sukamukti dan Sukakerti, yang terdampak banjir bandang Sungai Cipanoli, Minggu malam, terpaksa diungsikan sementara ke sejumlah lokasi aman, untuk mengantisipasi bertambahnya korban. (Baca juga: Banjir Bandang di Subang Tewaskan Empat Orang).
"Mereka diungsikan sementara ke beberapa lokasi aman, seperti kantor desa, masjid, bangunan sekolah dasar, dan tempat-tempat lain. Ada juga yang mengungsi ke rumah-rumah kerabat atau tetangga. Jumlah pengungsi sementara tercatat 398 jiwa. Tapi saat ini, sebagiannya sudah ada yang pulang," ungkap Kasi Bantuan Bencana Dinas Sosial (Dinsos) Subang Tito Purwanto, kepada KORAN SINDO, Senin (23/5/2016).
Selain itu, banjir juga merusak sedikitnya 32 rumah warga, tersebar di Kampung Sukamukti RT 01 sebanyak tiga unit dan RT 02 sekitar 13 unit; serta di Kampung Sukakerti RT 03 sebanyak tiga unit dan RT 06 sebanyak 13 unit.
Dari puluhan rumah tersebut, sekitar 14 unit di antaranya hancur atau hilang terseret arus luapan sungai, dan sisanya mengalami rusak berat.
"Rumah-rumah yang hancur, ambruk atau terseret arus, kebanyakan lokasinya berada di pinggir sungai atau berdekatan dengan lokasi luapan air, sehingga terdampak langsung," tutur Tito.
Saat ini, pihaknya sudah menyalurkan ratusan paket bantuan logistik untuk para korban maupun warga terdampak banjir lainnya, di antaranya makanan, air mineral, obat-obatan, peralatan penanganan dan evakuasi, termasuk satu unit alat berat beko.
"Satu alat berat sedang bekerja membersihkan material yang terbawa banjir, seperti bangkai pepohonan, batu-batu besar, lumpur, puing bangunan, dan lainnya."
(zik)