Hobi Tunggangi Motor Sport
A
A
A
BANTUL - Motor sport identik dengan kaum Adam. Namun, hal itu tidak berlaku bagi Linda Wulandari, wanita asli Desa Banguntapan, Kecamatan Banguntapan, Bantul.
Sejak SMA, Linda sudah hobi menunggangi sepeda motor. Kecepatan motor sport yang di atas rata-rata serta suaranya yang melengking ketika dia menghentkkan gasnya membuat Linda merasa lain dengan wanita pada umumnya.
"Pokoknya puas, bisa menghilangkan stres," ujar wanita kelahiran Yogyakarta ini.
Wanita yang lahir 27 Maret 1988 ini sejak kecil selalu dibonceng oleh ayahnya ke mana pun pergi. Ketika diajak ke rumah neneknya di Surabaya, ia tak pernah merasa capek meskipun perjalanannya sangat jauh.
Kini, setelah ayahnya tiada, ia tetap meneruskan hobinya. Linda Wulandari sering melakukan touring bersama beberapa temannya ke Madura atau Surabaya.
Bahkan, jika jenuh, langsung saja dia betot gas menuju ke Madura sendirian. Meski jauh, ia menuturkan jarang berhenti untuk istirahat atau bermalam di suatu kota. Ia terus memacu sepeda motornya sampai tujuan dan bahkan hanya istirahat beberapa jam lalu langsung balik ke Yogyakarta.
Kini, dengan motor sportnya, hampir setiap akhir pekan Linda Wulandari selalu mengelilingi tempat-tempat wisata yang berada di sekitar tempat tinggalnya.
Tempat-tempat wisata seperti di Gunungkidul, Kaliurang, ataupun di kawasan Mangunan Dlingo dan di bukit Menoreh Kulon Progo hampir semuanya pernah ia singgahi.
Tak cuma itu, setiap malam minggu, ia tak pernah melewatkan acara kumpul-kumpul dengan teman-teman komunitas pencinta motor sport di DIY. Acara kumpul-kumpul itu digelar di titik nol dan dilanjutkan dengan city touring.
Sejak SMA, Linda sudah hobi menunggangi sepeda motor. Kecepatan motor sport yang di atas rata-rata serta suaranya yang melengking ketika dia menghentkkan gasnya membuat Linda merasa lain dengan wanita pada umumnya.
"Pokoknya puas, bisa menghilangkan stres," ujar wanita kelahiran Yogyakarta ini.
Wanita yang lahir 27 Maret 1988 ini sejak kecil selalu dibonceng oleh ayahnya ke mana pun pergi. Ketika diajak ke rumah neneknya di Surabaya, ia tak pernah merasa capek meskipun perjalanannya sangat jauh.
Kini, setelah ayahnya tiada, ia tetap meneruskan hobinya. Linda Wulandari sering melakukan touring bersama beberapa temannya ke Madura atau Surabaya.
Bahkan, jika jenuh, langsung saja dia betot gas menuju ke Madura sendirian. Meski jauh, ia menuturkan jarang berhenti untuk istirahat atau bermalam di suatu kota. Ia terus memacu sepeda motornya sampai tujuan dan bahkan hanya istirahat beberapa jam lalu langsung balik ke Yogyakarta.
Kini, dengan motor sportnya, hampir setiap akhir pekan Linda Wulandari selalu mengelilingi tempat-tempat wisata yang berada di sekitar tempat tinggalnya.
Tempat-tempat wisata seperti di Gunungkidul, Kaliurang, ataupun di kawasan Mangunan Dlingo dan di bukit Menoreh Kulon Progo hampir semuanya pernah ia singgahi.
Tak cuma itu, setiap malam minggu, ia tak pernah melewatkan acara kumpul-kumpul dengan teman-teman komunitas pencinta motor sport di DIY. Acara kumpul-kumpul itu digelar di titik nol dan dilanjutkan dengan city touring.
(zik)