Diduga Kelaparan, Ngatimin Ditemukan Tak Bernyawa
A
A
A
KULON PROGO - Hilang sejak 26 April 2016, Ngatimin (58) ditemukan di selatan tambak udang di Desa Banaran, Kecamatan Galur, Kulon Progo, DIY. Warga Pedukuhan II Desa Kranggan, ini diduga meninggal karena kelaparan.
Jasad Ngatimin pertama kali ditemukan oleh Sarjono bersama dengan tetangga dan SAR Pantai Trisik. Sejak Ngatimin pergi meninggalkan rumah, keluarganya langsung melakukan pencarian. Beberapa hari lalu, Ngatimin terlihat oleh sejumlah pedagang di Pantai Trisik.
Dari keterangan ini, kemudian dilakukan penyisiran dan mendapati Ngatimin tewas tergeletak di bawah pohon cemara udang. "Dia pergi sejak Selasa (26/4/2016) dan tidak kembali. Kita cari dan saat ditemukan sudah meninggal," jelas Sarjono, Rabu (4/5/2016).
Kapolsek Galur Kompol Gito DS mengatakan, begitu ada laporan penemuan mayat, pihaknya langsung melakukan olah TKP, termasuk dengan mengundang dokter yang ada di Puskesmas Galur.
Dari pemeriksaan tidak ditemukan adanya tanda-tanda penganiayaan. Kondisi perut Ngatimin kosong. Sangat dimungkinkan selama pergi dia tidak banyak mendapat asupan makanan yang cukup hingga akhirnya dehidrasi dan meninggal dunia.
"Tidak ada tanda penganiayaan. Jenazah sudah kita serahkan kepada keluarga karena tidak menghendaki diautopsi," jelasnya.
Jasad Ngatimin pertama kali ditemukan oleh Sarjono bersama dengan tetangga dan SAR Pantai Trisik. Sejak Ngatimin pergi meninggalkan rumah, keluarganya langsung melakukan pencarian. Beberapa hari lalu, Ngatimin terlihat oleh sejumlah pedagang di Pantai Trisik.
Dari keterangan ini, kemudian dilakukan penyisiran dan mendapati Ngatimin tewas tergeletak di bawah pohon cemara udang. "Dia pergi sejak Selasa (26/4/2016) dan tidak kembali. Kita cari dan saat ditemukan sudah meninggal," jelas Sarjono, Rabu (4/5/2016).
Kapolsek Galur Kompol Gito DS mengatakan, begitu ada laporan penemuan mayat, pihaknya langsung melakukan olah TKP, termasuk dengan mengundang dokter yang ada di Puskesmas Galur.
Dari pemeriksaan tidak ditemukan adanya tanda-tanda penganiayaan. Kondisi perut Ngatimin kosong. Sangat dimungkinkan selama pergi dia tidak banyak mendapat asupan makanan yang cukup hingga akhirnya dehidrasi dan meninggal dunia.
"Tidak ada tanda penganiayaan. Jenazah sudah kita serahkan kepada keluarga karena tidak menghendaki diautopsi," jelasnya.
(zik)